• Source: Kekerasan di Ramu 2012
  • Kekerasan Ramu 2012 mengacu pada serangkaian serangan terhadap biara-biara Buddhis, tempat-tempat suci, dan rumah-rumah penduduk Buddhis di Ramu Upazila di Distrik Cox's Bazar, Bangladesh oleh massa lokal pada tengah malam setelah 29 September 2012. Massa menghancurkan 22 wihara, 2 kuil Hindu, serta 75 rumah sebagai reaksi terhadap penandaan gambar yang menggambarkan penodaan Al-Quran pada linimasa akun Facebook palsu dengan nama laki-laki Buddha. Sebenarnya yang mengunggah foto tersebut bukan umat Budha yang difitnah tersebut. Umat Buddha tidak bersalah atas tuduhan tersebut. Kekerasan tersebut kemudian menyebar ke Ukhia Upazila di Distrik Cox's Bazar dan Patiya Upazila di Distrik Chittagong, yang menjadikan biara-biara Buddha dan kuil-kuil Hindu sebagai sasaran serangan.
    Diperkirakan 25.000 orang berpartisipasi dalam kekerasan yang ditujukan kepada umat Buddha, dan lebih dari 300 orang ditangkap terkait dengan serangan tersebut.


    Latar belakang


    Seseorang yang menggunakan nama samaran mengepos gambar yang menggambarkan penodaan Al-Quran di halaman Facebook seorang penganut Buddhisme. Beberapa penduduk setempat tersinggung dengan insiden tersebut dan menggelar prosesi dan demonstrasi di Ramu pada sore dan malam hari tanggal 29 September.


    Kejadian


    Pada tanggal 29 September, sekitar pukul 10 sore, sebuah prosesi diadakan di Ramu sebagai protes terhadap gambar yang dianggap menghujat yang diunggah ke akun Facebook. Laporan surat kabar menyatakan bahwa para pemimpin Liga Awami setempat awalnya terlihat memobilisasi massa dan menekankan isu keagamaan yang sentimental untuk melawan pertentangan. Daily Star, sebuah harian nasional yang beredar luas, melaporkan bahwa sebuah kelompok yang terdiri dari para pemimpin lokal organisasi pro-Liga Awami, anggota BNP, siswa madrasah dan masyarakat umum diduga berada di balik kekerasan komunal di Ramu pada Sabtu malam. Pada prosesi berikutnya, beberapa orang menuntut penangkapan pria yang mereka yakini bertanggung jawab. Sekitar pukul 11:30 sore, prosesi ketiga berbaris menuju Barua Parha, dan beberapa rumah penganut Buddha dibakar. Selanjutnya, pura, wihara, dan rumah umat Buddha juga dibakar. Sepuluh desa Buddhis juga diserang dengan mesiu, minyak tanah, dan bensin yang digunakan untuk tujuan tersebut. Pembakaran terus berlanjut hingga pukul 3 tanggal 30 September.
    Pada tanggal 30 September, di malam hari, biara-biara Buddha dan kuil-kuil Hindu dirusak di Ukhia Upazila di Distrik Cox's Bazar. Dua wihara lainnya dibakar di Ukhia pada Senin pagi. Di Marichya, wihara Dipankar Bouddha Bihar dibakar, sedangkan di Khairatipara, wihara Pangyamitra Bouddha Bihar juga dibakar. Hingga hari Senin, total enam wihara telah rusak di Ukhia. Para fanatik juga membakar pura Hindu Matri Mandir di Jelepara. Para pelaku membakar teks-teks keagamaan dan menyita patung Buddha.
    Kekerasan menyebar ke Patiya Upazila di Distrik Chittagong pada hari Minggu. Pada siang hari, wihara dan pura Hindu diserang di Patiya. Setelah tengah malam lewat Minggu, tepatnya pada dini hari tanggal 1 Oktober, 500 pekerja perusahaan pelayaran Western Marine membakar dua wihara dan pura di Patiya. Di Kalagaon, wihara Ratnankur Bouddha Bihar dan Nabarun Sangha Durgabari dibakar, begitu pula wihara Abhay Bouddha Bihar di Lakhera.
    Pengungsi Rohingya dari Myanmar diduga terlibat dalam serangan tersebut. Pada Selasa sore, 2 Oktober, tiga warga Rohingya ditangkap oleh polisi di Chakaria Upazila, Distrik Cox's Bazar, saat mereka mencoba menyerang sebuah wihara di Manikpur.


    Penyelidikan


    Pada tanggal 30 September, sebuah komite penyelidikan resmi dibentuk dan dipimpin oleh Nurul Islam, Komisaris Divisi Tambahan Divisi Chittagong. Rapat ini diadakan pada tanggal 1 Oktober dan mengkaji laporan-laporan dari Pejabat Nirbahi Upazila di upazila yang bermasalah dan laporan-laporan surat kabar harian.
    Mahkamah Agung pada tanggal 12 Mei 2014 memerintahkan Tofail Ahmed, ketua upazila Naikhangchhari di Bandarban, untuk menyerahkan diri ke pengadilan yang lebih rendah dalam waktu empat minggu sehubungan dengan serangan dan vandalisme sebuah wihara di Ramu, Cox's Bazar, pada tahun 2012. Tofail adalah tersangka utama dalam insiden Ramu menurut laporan investigasi pemerintah.


    Reaksi


    Kelompok biksu dan kelompok Hindu di Burma, India, Sri Lanka, dan Thailand berdemonstrasi sebagai respons terhadap kekerasan anti-Buddhis di Bangladesh. Di Kolombo, Sri Lanka, beberapa orang berunjuk rasa di luar kedutaan Bangladesh dan sebuah petisi disampaikan yang mengecam serangan tersebut.
    Beberapa jendela kedutaan Bangladesh di Kolombo, Sri Lanka dirusak sebelum polisi tiba dan membubarkan protes tersebut.
    Pada tanggal 6 Oktober, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengutuk kekerasan anti-Buddhis, menyatakan keyakinannya bahwa kekerasan tersebut direncanakan sebelumnya, dan mendesak agar semua pihak menahan diri dalam menghadapi masalah ini.
    Pada tanggal 8 Oktober, Perdana Menteri sendiri mengunjungi daerah yang terkena dampak dan mengutuk insiden tersebut sambil menjanjikan keadilan yang layak.
    Perdana Menteri Sheikh Hasina memerintahkan Angkatan Darat Bangladesh untuk membangun kembali wihara-wihara dan pura-pura tersebut di bawah sebuah proyek berjudul 'Membangun Kembali dan Merombak Kuil Buddha yang Rusak', dengan biaya Tk 200 juta. Angkatan Darat Bangladesh membangun kembali dan merenovasi wihara-wihara di 19 tempat terpisah dengan menggabungkan desain tradisional arsitek terkenal dari komunitas Buddhis.
    Presiden Bangladesh Abdul Hamid pada 10 Januari 2014 mengunjungi beberapa wihara dan pusat keagaaman Buddhis yang dibangun kembali di upazila Ramu, Cox's Bazar. Dalam kunjungannya, Presiden menanyakan tentang kesejahteraan masyarakat Buddha setempat dan membagikan surat cek kepada masyarakat yang terkena dampak.


    Tempat ibadah yang dihancurkan




    Lihat juga


    Kerusuhan Rakhine 2012


    Referensi

Kata Kunci Pencarian: