Studi kelayakan atau telaah keterlaksanaan (bahasa Inggris: feasibility study) adalah sebuah penilaian mengenai
kelayakan dari suatu proyek yang akan dikerjakan.
Studi kelayakan bertujuan untuk mengetahui secara obyektif dan rasional, keunggulan dan kelemahan dari hal yang sudah ada dan proyek yang akan dikerjakan, serta dampaknya terhadap lingkungan hidup, sumber daya yang diperlukan, dan pada akhirnya prospek dari proyek tersebut. Secara sederhana, dua kriteria untuk menilai
kelayakan adalah biaya yang diperlukan dan nilai yang didapat.
Studi kelayakan yang dirancang dengan baik seharusnya menyertakan latar belakang sejarah dari proyek, deskripsi mengenai produk atau jasa, laporan keuangan, rincian operasi dan manajemen, kebijakan dan riset pemasaran, data keuangan, persyaratan hukum, dan kewajiban pajak. Secara umum,
Studi kelayakan dilakukan sebelum pengembangan teknis dan implementasi proyek.
Studi kelayakan mengevaluasi potensi keberhasilan proyek, sehingga obyektivitas menjadi faktor penting bagi para investor potensial dan lembaga pemberi pinjaman untuk menentukan kredibilitas dari
Studi kelayakan tersebut.
Definisi formal
Studi kelayakan proyek adalah sebuah laporan komprehensif yang mencakup lima bingkai analisis terhadap suatu proyek.
Studi kelayakan juga mempertimbangkan empat P, risiko, dan titik rapuh, serta batasan (waktu, biaya, dan kualitas). Tujuannya adalah untuk menentukan apakah suatu proyek seharusnya dikerjakan, dirancang ulang, atau dibatalkan. Lima bingkai analisis terhadap suatu proyek adalah bingkai definisi, bingkai risiko kontekstual, bingkai potensi, bingkai parametrik, serta bingkai strategi utama dan darurat. Salah satu bidang
Studi kelayakan adalah
Studi kelayakan agribisnis.
Studi kelayakan agribisnis merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi atau suatu usaha agribisnis layak untuk dijalankan. Saat ini
Studi kelayakan agribisnis sudah menjadi tolak ukur yang sangat berguna sebagai dasar penilaian keberhasilan suatu rencana usaha agribisnis terutama oleh pihak investor dan lembaga keuangan sebelum memberi bantuan dana atau modal.
Secara tradisional, empat P adalah rencana (plan), proses (process), orang (people), dan kekuatan (power). Sementara risiko dianggap sebagai faktor eksternal dalam suatu proyek (contohnya kondisi cuaca). Empat P dibagi menjadi delapan kategori, yakni rencana keuangan, rencana organisasi, lingkungan, teknologi, pemasaran, sosial budaya, hukum, dan politik. Titik rapuh berbeda dengan risiko, karena merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan atau dieliminasi.
Sedangkan batasan adalah batasan waktu, batasan biaya, dan batasan kualitas yang dapat ditentukan dan diukur secara obyektif selama proyek berlangsung. Tergantung pada proyeknya, sebagian dari
Studi dapat tidak dilakukan, contohnya pada proyek kecil, mungkin saja tidak memerlukan penilaian dampak lingkungan.
Faktor umum
TELOS adalah sebuah akronim dalam manajemen proyek yang digunakan untuk menyebut lima bidang yang digunakan untuk menentukan
kelayakan dari suatu proyek.
T - Technical - Apakah proyek tersebut secara teknis dapat dikerjakan?
E - Economic - Cukupkah dana untuk proyek tersebut? Apakah proyek tersebut dapat meningkatkan laba?
L - Legal - Apakah proyek tersebut tidak melanggar hukum?
O - Operational - Bagaimana kondisi saat ini akan mendukung perubahan yang dibawa oleh proyek tersebut?
S - Scheduling - Dapatkah proyek tersebut diselesaikan tepat waktu?
=
Penilaian ini didasarkan pada rancangan umum dari kebutuhan proyek, untuk menentukan apakah suatu perusahaan memiliki keahlian teknis yang diperlukan untuk mengerjakan proyek tersebut. Saat menulis laporan
kelayakan, berikut hal yang seharusnya dipertimbangkan:
Deskripsi singkat dari perusahaan untuk menilai faktor yang dapat mempengaruhi
Studi
Bagian dari perusahaan yang akan diteliti
Faktor manusia dan ekonomi
Kemungkinan solusi terhadap masalah
Pada tingkat ini, fokusnya adalah apakah suatu proyek secara teknis dan secara hukum layak untuk dikerjakan.
Fokus dari penilaian
kelayakan teknis adalah untuk mengetahui sumber daya teknis yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan dari proyek yang akan dikerjakan. Penilaian
kelayakan teknis juga mengevaluasi perangkat lunak dan perangkat keras yang dimiliki oleh suatu perusahaan, lalu menentukan apakah perangkat-perangkat tersebut memenuhi kebutuhan dari proyek yang akan dikerjakan.
Metode produksi
Apabila terdapat sejumlah metode untuk memproduksi satu komoditas yang sama, maka pemilihan harus dilakukan. Faktor yang membuat satu metode lebih baik daripada metode lainnya di suatu proyek pertanian adalah sebagai berikut:
Ketersediaan bahan baku, serta harga dan kualitasnya.
Ketersediaan pasar untuk hasil produksi dan perkiraan harga untuk hasil produksi tersebut.
Berbagai faktor efisiensi, seperti ekspektasi peningkatan produksi dengan penambahan pupuk atau peningkatan produksi per tanaman.
Teknik produksi
Setelah menentukan metode produksi yang cocok untuk memproduksi suatu komoditas, maka perlu juga menentukan teknik yang optimal untuk memproduksi komoditas tersebut.
Kebutuhan proyek
Setelah metode dan teknik produksi ditentukan, maka kebutuhan proyek juga harus ditentukan. Antara lain:
Menentukan peralatan yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek
Menentukan kebutuhan teknis konstruksi, seperti gudang, jalan, jembatan, dsb.
Menentukan kebutuhan tenaga kerja, baik pelaksana, pengawas, dan administrasi.
Menentukan jangka waktu pengerjaan proyek, mulai dari perancangan hingga pelaksanaan konstruksi.
Menentukan persediaan uang tunai dan bahan baku minimum agar proyek dapat berjalan lancar.
Lokasi proyek
Faktor yang penting dalam menentukan lokasi proyek adalah sebagai berikut:
Ketersediaan lahan (luas yang cukup dengan harga yang terjangkau).
Dampak dari proyek terhadap lingkungan dan persetujuan dari instansi terkait
Biaya pengangkutan bahan baku dan limbah ke/dari lokasi proyek
Ketersediaan berbagai layanan yang terkait dengan proyek, seperti ketersediaan air, listrik, jalan, dsb.
=
Penilaian ini menentukan apakah proyek yang akan dikerjakan sesuai dengan hukum yang berlaku, contohnya sebuah sistem pemrosesan data harus mematuhi peraturan perlindungan data.
=
Penilaian
kelayakan operasional mengukur seberapa baik suatu proyek yang akan dikerjakan dalam memecahkan masalah yang ada, dengan mengambil keunggulan yang didapat selama penentuan cakupan proyek, dan bagaimana hal tersebut memenuhi kebutuhan yang didapat dari analisis kebutuhan proyek.
Penilaian
kelayakan operasional fokus menentukan seberapa cocok suatu proyek terhadap kondisi eksisting, baik budaya dan proses bisnisnya.
Untuk memastikan keberhasilan proyek, hasil operasional yang diinginkan harus dipertimbangkan selama perancangan dan pengembangan. Hal tersebut meliputi parameter yang tergantung pada rancangan, seperti kehandalan, kemudahan perawatan, daya dukung, kemudahan penggunaan, produktivitas, kemudahan pembuangan, keberlanjutan, keterjangkauan, dsb. Hasil dari proyek dapat berfungsi secara efektif apabila karakteristik teknis dan operasionalnya direkayasa sesuai dengan rancangan.
=
Penilaian
kelayakan waktu memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Dengan terbatasnya keahlian teknis yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka jangka waktu pengerjaan proyek menjadi penting. Perlu juga untuk menentukan apakah jangka waktu bersifat wajib atau hanya saran.
=
Penilaian ini untuk menentukan jumlah dan jenis sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu proyek.
=
Dalam hal proyek baru,
kelayakan keuangan dapat dilihat dari parameter berikut:
Total perkiraan biaya pengerjaan proyek
Pendanaan proyek, dalam hal struktur modal dan rasio utang terhadap ekuitas
Investasi yang ada
Proyeksi arus kas dan profitabilitas
kelayakan keuangan dari suatu proyek seharusnya menyediakan informasi berikut:
Rincian penuh mengenai aset yang akan didanai dan seberapa likuiditas aset tersebut.
Tingkat likuiditas (contohnya seberapa mudah aset dikonversi menjadi uang tunai).
Potensi pendanaan proyek dan ketentuan pembayaran
Sensitivitas kemampuan pembayaran yang diakibatkan oleh faktor berikut:
Penurunan penjualan ringan
Penurunan penjualan parah
Peningkatan biaya ringan
Peningkatan biaya banyak
Kondisi ekonomi memburuk
Pada tahun 1983, generasi pertama Computer Model for Feasibility Analysis and Reporting (COMFAR), sebuah alat komputasi untuk analisis keuangan investasi, resmi diluncurkan. Sejak saat itu, United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) juga mengembangkan perangkat lunak untuk juga mendukung penilaian ekonomi dari suatu proyek.
COMFAR III Expert ditujukan sebagai alat bantu dalam menganalisis proyek investasi. Modul utama dari program tersebut menerima masukan berupa data keuangan dan ekonomi, untuk memproduksi laporan keuangan dan ekonomi, serta grafis. Modul tambahan digunakan untuk membantu proses analisis. Metode analisis ekonomi nilai tambah dan biaya-manfaat yang dikembangkan oleh UNIDO juga dimasukkan ke dalam program. Metode yang dibuat oleh lembaga pengembangan internasional besar juga diakomodasi di dalam program tersebut. Program tersebut dapat digunakan untuk menganalisis proyek baru maupun proyek ekspansi atau rehabilitasi. Untuk joint venture, perspektif keuangan dari tiap mitra juga dapat dikembangkan. Analisis dapat dilakukan dengan berbagai asumsi terkait inflasi, revaluasi nilai tukar, dan kenaikan harga.
Riset pasar
Riset pasar adalah salah satu bagian terpenting dalam
Studi kelayakan, karena meneliti potensi pasar dari produk atau jasa yang akan dihasilkan dari suatu proyek. Jika potensi pasarnya tidak terlalu besar, maka proyek dapat dibatalkan. Biasanya,
Studi pasar akan menilai potensi penjualan produk dan potensi pangsa pasar yang dapat diraih. Hasil dari
Studi kelayakan adalah laporan
kelayakan, yang berisikan kriteria evaluasi, temuan
Studi, dan rekomendasi.
Referensi
Bacaan lebih lanjut
Matson, James. "Cooperative Feasibility Study Guide" Diarsipkan 2012-03-24 di Wayback Machine., United States Department of Agriculture, Rural Business-Cooperative Service. October 2000.
https://pilotandfeasibilitystudies.qmul.ac.uk/
Pranala luar
Hoagland & Williamson 2000
United Nations Industrial Development Organization (UNIDO)
Matson
Allan Thompson 2003 Diarsipkan 2011-08-12 di Wayback Machine.