Keluarga berencana alami (KB
alami) mencakup metode-metode
Keluarga berencana yang disetujui oleh Gereja Katolik Roma untuk mendapatkan maupun menunda atau menghindari kehamilan. Sesuai dengan ajaran Gereja mengenai perilaku seksual, KB
alami mengecualikan penggunaan lain metode pengaturan kelahiran, yang mana disebutnya sebagai "kontrasepsi buatan".
Dalam memilih metode KB
alami tentunya memiliki kemudahan, praktis dan terjaga keamanannya, keunggulan dari KB
alami dilihat pada siklus haid/masa subur. Namun terdapat tingkat kegagalan yang tinggi pada KB
alami ini.
Pantang berkala dianggap bermoral oleh Gereja untuk menghindari atau menunda kehamilan karena alasan-alasan yang dapat dibenarkan. Ketika diterapkan untuk menghindari kehamilan, pasangan suami-istri dapat melakukan hubungan seksual selama waktu infertil (tidak subur) sang istri yang terjadi secara alamiah, misalnya selama fase tertentu dalam siklus ovulasinya. Berbagai metode dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah seorang wanita sedang dalam keadaan subur atau tidak; informasi ini dapat digunakan dalam upaya-upaya untuk menghindari ataupun mendapatkan kehamilan.
Suatu penelitian terhadap 19.843 wanita di India (52% Hindu, 27% Muslim, dan 21% Kristen) yang menggunakan
Keluarga berencana alami untuk menghindari kehamilan menghasilkan tingkat kehamilan yang tidak diharapkan sebesar 2 kehamilan per 1.000 wanita setiap tahunnya. Suatu penelitian di Jerman mencatat tingkat kehamilan yang tak diharapkan sebesar 8 kehamilan per 1.000 wanita setiap tahunnya.
Keluarga berencana alami telah menunjukkan hasil yang sangat lemah dan kontradiktif dalam praseleksi jenis kelamin anak yang dikehendaki, dengan pengecualian suatu penelitian di Nigeria yang bertentangan hasilnya dengan semua hasil penelitian lain. Karena hasil-hasil yang luar biasa ini, suatu penelitian independen perlu diulang dengan menggunakan populasi lain.
Penyebaran Informasi dan edukasi terhadap masyarakat pada partisipasi KB
alami adalah melakukan edukasi serta motivasi oleh petugas penyuluh pada tiap-tiap daerah.
Keluarga berencana alami atau Natural Family Planning (NFP) adalah istilah umum untuk metode
Keluarga berencana yang menggunakan tanda-tanda biologis
alami berdasarkan pengamatan terhadap tanda dan gejala fase subur dan tidak subur dari siklus menstruasi Wanita. Melalui
Keluarga berencana alami pasangan suami istri dapat mencapai atau menghindari pembuahan.
Dalam Gereja Katolik Metode
Keluarga berencana alami ini dipandang sebagai metode yang menghormati hakikat hubungan suami istri yang memberi cinta (unitif) dan memberi kehidupan (prokreatif), oleh sebab itu metode ini dianggap mendukung rancangan Tuhan bagi cinta perkawinan.
Metode
Keluarga berencana alami didasarkan pada pengamatan terhadap tanda kesuburan Wanita. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melacak tanda-tanda kesuburan, yaitu:
1. Metode Kalendar
Prinsip dasar dalam metode kalendar yaitu bahwa sel telur yang matang hanya dapat dibuahi dalam jangka waktu tertentu pada setiap siklus menstruasi. Metode kalendar membutuhkan pencatatan yang cermat dalam mencatat riwayat menstruasi untuk memprediki kapan masa ovulasi atau pelepasan sel telur pada wanita. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), jika memiliki siklus antara 26 dan 32 hari, maka masa subur adalah hari ke 8-19 dari siklus tersebut. Ovulasi biasanya terjadi pada pertengahan siklus. Sel telur dapat bertahan hidup selama 24-48 jam setelah pelepasan. Untuk menghindari kehamilan suami istri tidak boleh melakukan hubungan seksual selama periode subur tersebut. Metode kalendar memiliki kelebihan sangat murah karena tidak memerlukan biaya, tidak perlu bantuan alat apapun dan tidak ada efek samping. Namun metode ini hanya efektif untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi teratur.
2. Metode Lendir Serviks atau Cervical Mucus Method
Jika menggunakan metode ini wanita harus mengidentifikasi perubahan lendir serviks atau lendir leher Rahim. Lendir ini bisa memiliki karakteristik basah atau licin di daerah vulva. Lendir yang bening, licin dan elastis, mirip putih telur menandakan masa subur. Untuk mencegah pembuahan hindari melakukan hubungan seksual pada masa ini.
3. Metode Temperatur Basal Tubuh atau Basal Body Temperature
Metode ini melibatkan pengukuran suhu basal tubuh setiap pagi sebelum bangun tidur. Tujuannya untuk mendeteksi perubahan suhu tubuh seiring siklus menstruasi Wanita. Ada peningkatan suhu tubuh selama siklus menstruasi. Ovulasi terjadi biasanya dapat ditandai ketika suhu tubuh naik; peningkatan ini biasanya berkelanjutan, hingga satu atau dua hari sebelum datang menstruasi berikutnya. Diperlukan thermometer khusus yang memiliki skala sangat detail untuk informasi yang akurat.
Lihat pula
Ajaran Katolik mengenai moralitas seksual
Couple to Couple League
Feminisme baru
Metode kontrasepsi berbasis kalender
Metode Ovulasi Billings
Monitor kesuburan
Teologi Tubuh
Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar
Natural Family Planning di Curlie (dari DMOZ)