Keracunan zat besi merupakan kondisi yang diakibatkan kelebihan suplemen
zat besi kemudian menyebabkan toksisitas akut . Gejala yang muncul
Keracunan zat besi dalam kurung waktu 6 jam pertama seperti: mengantuk, muntah, sakit perut, dan diare . Untuk kondisi yang parah bisa menimbulkan takipnea, tekanan darah rendah, sawan, atau koma . Hal yang sering terjadi kondisi membaik walau sebentar, kemudian muncul gejala asidosis metabolik , demam, pendarahan, dan kemudian muncul masalah di organ hati bisa terjadi. Pada kondisi inilah potensi orang
Keracunan zat besi bisa meninggal dunia dan jika sembuh, kondisi seperti sirosis hati bisa terjadi.
Suplemen
zat besi bisa didapatkan tanpa resep dalam bentuk garam
besi tunggal atau sediaan dalam kombinasi dengan suplemen vitamin seperti vitamin prenatal . Kejadian seperti overdosis bisa terjadi tanpa disengaja, terutama pada anak kecil, atau juga disengaja, seperti upaya bunuh diri pada orang yang lebih dewasa. Diagnosisnya berdasarkan pada gejala, riwayat kejadian, dan kadar
zat besi dalam darah . Terkadang pemeriksaan menggunakan sinar-X bisa digunakan untuk melihat pil-pil di usus.
Tindakan awal untuk terapi pada kondisi tersebut mungkin melakukan metode irigasi seluruh usus . Untuk yang mengalami gejala parah atau jumlah kadar
zat besinya tinggi, diperlukan pengobatan menggunakan sediaan obat dengan kandungan deferoxamine yang bisa diberikan di rumah sakit. Tindakan sepertihemodialisis atau pembedahan mungkin bisa menjadi pilihan lainnya. Jika tidak ada gejala yang muncul dalam kurung waktu kurang dari 6 jam setelah pemberian, biasanya tidak diperlukan pengobatan secara khusus.
Keracunan zat besi cukup umum terjadi. Sebagai tanggapan, kejadian
Keracunan zat beri di tahun 1997 Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mulai menerapkan peraturan yang dimana produk suplemen
zat besi diwajibkan memasang label peringatan untuk kemasan
zat besi dengan dosis satuan yang mengandung lebih dari 30 mg unsur
besi per dosis.
Referensi