Kereta api lokal yang dioperasikan oleh
Kereta api Indonesia dan KAI Commuter Wilayah VIII Surabaya
di Jawa Timur melayani tujuan ke berbagai kota penting
di provinsi tersebut, antara lain Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Kertosono, Jombang, Mojokerto, Lamongan, dan Bojonegoro. Selain itu, terdapat
Kereta api lokal yang melayani dari Stasiun Surabaya Pasarturi menuju Stasiun Cepu yang terletak
di Cepu, Blora,
Jawa Tengah.
Kereta api lokal di Jawa Timur dalam pengoperasiannya terbagi dua, yaitu
Kereta api ekonomi
lokal dengan bakal pelanting berupa
Kereta kelas ekonomi beserta lokomotif dan
Kereta rel diesel (KRD).
Hampir semua
Kereta api lokal di Jawa Timur dioperasikan oleh KAI Commuter, anak perusahaan
Kereta api Indonesia. Namun, terdapat satu
Kereta lokal yang dioperasikan oleh KAI Daerah Operasi IX Jember, yaitu
Kereta api Pandanwangi dengan rute Ketapang–Jember. Per 10 Februari 2021, jumlah
Kereta api lokal di Daerah Operasi VIII Surabaya terhitung sebanyak 54 perjalanan
Kereta api dan
di Daerah Operasi IX Jember terhitung sebanyak 4 perjalanan. Per 1 April 2022, seluruh
Kereta api lokal dan komuter dari dan menuju Daerah Operasi VIII Surabaya dialihkelola oleh KAI Commuter Wilayah VIII Surabaya.
Dengan jumlah perjalanan
Kereta api lokal di Jawa Timur keseluruhan mencapai 58 perjalanan, 34 perjalanan
di antaranya merupakan
Kereta api ekonomi
lokal.
Kereta api ekonomi
lokal yang beroperasi
di Jawa Timur adalah Dhoho (rute Surabaya Kota–Kertosono–Blitar, Kertosono–Surabaya Kota pp, dan Kertosono–Blitar pp), Penataran (rute Surabaya Kota–Malang–Blitar pp), Tumapel (rute Malang–Surabaya Kota pp), Blorasura (rute Cepu–Surabaya Pasarturi pp, sebelumnya bernama Ekonomi
lokal Cepu), dan Pandanwangi (rute Ketapang–Jember pp).
Kereta api Blorasura diluncurkan pada 10 Februari 2021.
= Dhoho, Penataran, dan Tumapel
=
Templat:SB-BL
Kereta api Dhoho dan Penataran merupakan dua layanan
Kereta api ekonomi
lokal yang melayani jalur kantong
Jawa Timur, yaitu memiliki rute yang memutar, mulai Surabaya, Malang, Blitar, Kediri, Kertosono, hingga kembali ke Surabaya, dan sebaliknya. Setiba
di Stasiun Blitar,
Kereta api ini berganti nama menjadi Penataran untuk kembali ke Surabaya Kota melalui Malang, sedangkan
Kereta api yang melewati Kertosono berganti nama menjadi Dhoho. Dalam pengoperasiannya,
Kereta api ini berhenti lebih lama
di Stasiun Kertosono untuk memutar arah lokomotif sebelum melanjutkan perjalanan menuju Blitar maupun Surabaya, serta nama
Kereta api mengalami perubahan setelah tiba
di Stasiun Blitar. Sebagai
Kereta api lokal,
Kereta api ini berhenti melayani penumpang
di semua stasiun
di lintas Surabaya–Blitar, kecuali Boharan, Kedinding, Minggiran, Susuhan, Sengon, Sukorejo, dan Wonokerto.
Kereta api Dhoho—sebelumnya Rapih Dhoho—diluncurkan pada tahun 1971, sedangkan
Kereta api Penataran pertama kali beroperasi pada tahun 1985 yang merupakan layanan penerus dari
Kereta api Tumapel Blitar.
Tumapel pertama kali beroperasi pada 14 Januari 1971 untuk melayani lintas Surabaya–Malang. Pada awal peluncurannya,
Kereta api ini membawa tiga
Kereta kelas III (CW) [plus]. Walaupun hanya layanan kelas III, penumpang diberi fasilitas berupa kudapan dan air minum, serta dilengkapi dengan pramugari. Waktu perjalanan tercepat yang ditempuh saat itu selama 80 menit dengan tiga kali perjalanan pulang-pergi.
Sejak 1 Juni 2014,
Kereta api Indonesia kembali mengoperasikan
Kereta api Tumapel sebagai
Kereta api lokal. Sebelumnya, nama "Tumapel" sempat hilang dan hanya disebut sebagai Penataran.
Kereta api ini berhenti melayani penumpang
di semua stasiun
di lintas Malang–Surabaya, kecuali Sengon, Sukorejo, dan Wonokerto.
Tarif
Kereta api ini ditetapkan sebesar Rp10.000,00–Rp30.000,00 untuk sekali perjalanan, tergantung jarak yang ditempuh penumpang.
= Pandanwangi
=
Kereta api Pandanwangi adalah layanan
Kereta api ekonomi
lokal yang menghubungkan Stasiun Ketapang yang terletak
di Banyuwangi dengan Stasiun Jember, dan dioperasikan oleh Daerah Operasi IX Jember.
Kereta api yang sering membawa enam
Kereta penumpang kelas ekonomi ini menempuh jarak sejauh 112 km dalam waktu sekitar 2,5 jam. Mulai 1 Juni 2014, jumlah perjalanan
Kereta api ini ditambah menjadi dua kali perjalanan pulang-pergi dalam sehari.
Tarif
Kereta api ini ditetapkan sebesar Rp8.000,00 untuk sekali perjalanan.
= Blorasura
=
Kereta api Blorasura—sebelumnya bernama
Kereta api Ekonomi
lokal Cepu—merupakan
Kereta api lokal yang menghubungkan Stasiun Cepu
di Kabupaten Blora dengan Stasiun Surabaya Pasarturi diambil dari gabungan 2 nama daerah yaitu Kabupaten Blora (Kecamatan Cepu) dan Kota Surabaya sehingga menjadi Blorasura.
Kereta api ini mulai dioperasikan sejak berlakunya Gapeka tahun 2021 per 10 Februari 2021 dengan susunan rangkaian
Kereta yang terdiri dari 7
Kereta kelas ekonomi dan 1
Kereta makan-pembangkit, dan memiliki jumlah perjalanan sebanyak dua kali perjalanan pulang-pergi. Perjalanan dari Surabaya menuju Cepu dan sebaliknya dengan jarak tempuh sepanjang 141 kilometer ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam 45 menit hingga 3,5 jam.
Kereta api ini melayani pemberhentian penumpang
di semua stasiun
di lintas Surabaya–Cepu, kecuali Tobo, Kalitidu, Gembong, dan Surabayan.
Sebelumnya, terdapat layanan
Kereta api komersial dengan relasi yang sama, yaitu
Kereta api Cepu Ekspres.
Tarif
Kereta api ini ditetapkan sebesar Rp13.000,00 untuk sekali perjalanan.
Mulai 1 Juni 2023, diikuti dengan pemberlakuan grafik perjalanan
Kereta api (Gapeka) tahun 2023 dan upaya restrukturisasi penamaan
Kereta api di bawah KAI Commuter,
Kereta api Ekonomi
lokal Cepu yang masih beroperasi dengan Gapeka 2021 diubah namanya menjadi Commuter Line Blorasura.
= Supas
=
Kereta api Supas—sebelumnya bernama
Kereta api lokal Pasuruan—dioperasikan dengan susunan rangkaian
Kereta yang terdiri dari 4
Kereta kelas ekonomi dan 1
Kereta makan-pembangkit.
Kereta api ini melayani pemberhentian penumpang
di semua stasiun
di lintas Surabaya Kota–Pasuruan. Pada awalnya,
Kereta api ini diluncurkan pada 10 Februari 2021 sebagai
Kereta api komuter dan beroperasi menggunakan armada KRD. Pada 11 Mei 2022,
Kereta api ini mengalami perubahan jenis armada sehingga beroperasi menggunakan rangkaian
Kereta ekonomi yang ditarik lokomotif dari yang semula beroperasi menggunakan KRD.
Tarif
Kereta api ini ditetapkan sebesar Rp6.000,00 untuk sekali perjalanan.
Mulai 1 Juni 2023, diikuti dengan pemberlakuan grafik perjalanan
Kereta api (Gapeka) tahun 2023 dan upaya restrukturisasi penamaan
Kereta api di bawah KAI Commuter, layanan
Kereta api lokal Pasuruan, Komuter Subang, dan Komuter Susi yang masih beroperasi pada Gapeka 2021 dilebur menjadi satu layanan tunggal bernama
Kereta api Commuter Line Supas. Jumlah perjalanan yang sebelumnya sebanyak tiga kali perjalanan pulang-pergi kini bertambah menjadi empat kali perjalanan pulang-pergi. Saat GAPEKA 2023 berlaku, formasi rangkaian
Kereta api Commuter Line Supas menjadi 5
Kereta ekonomi AC + 1
Kereta makan-pembangkit.
Kereta api KRD—kependekan dari
Kereta Rel Diesel—pada umumnya melayani berbagai tujuan
di kawasan metropolitan Gerbangkertosusila, seperti Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan, dan Stasiun Indro yang terletak
di perkotaan Gresik. Selain itu, ia juga melayani dengan tujuan Bangil.
Kereta api KRD berdasarkan Gapeka tahun 2021 terbagi menjadi dua, yaitu
Kereta api Komuter dengan berbagai rute dan
Kereta api Jenggala yang memiliki rute Surabaya–Mojokerto–Sidoarjo. Semua
Kereta api KRD beroperasi menggunakan
Kereta Rel Diesel Indonesia (KRDI) yang dibuat oleh INKA tanpa ditarik oleh lokomotif.
Beberapa rute baru pada layanan
Kereta api Komuter yang mulai dioperasikan pada 10 Februari 2021, yaitu Sidoarjo–Indro, Surabaya Kota–Sidoarjo, dan Surabaya–Pasuruan, serta Surabaya Kota–Mojokerto pada
Kereta api Jenggala. Namun, dalam penyederhanaan perjalanan, semua halte (shelter) yang terletak
di jalur Surabaya–Sidoarjo dinonaktifkan sehingga tidak lagi melayani penumpang.
Tarif
Kereta api KRD berkisar antara Rp4.000,00–Rp5.000,00.
= Arjonegoro
=
Kereta api ekonomi
lokal rute Sidoarjo–Surabaya Pasarturi–Bojonegoro memiliki jarak tempuh sepanjang 133 kilometer yang ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam 45 menit
Kereta api ini melayani pemberhentian penumpang
di semua stasiun
di lintas Sidoarjo–Bojonegoro, kecuali Stasiun Surabayan dan Gembong.
Kereta api lokal ini dioperasikan supaya penumpang yang berada
di sekitar stasiun-stasiun kecil
di lintas Sidoarjo–Bojonegoro dapat dijangkau dengan
Kereta api ini menuju stasiun-stasiun besar dengan tarif yang murah. Rute pada awal peluncurannya adalah Surabaya Pasarturi–Bojonegoro yang kemudian diperpanjang hingga Stasiun Sidoarjo mulai tanggal 1 April 2015.
Tarif
Kereta api ini ditetapkan sebesar Rp6.000,00–Rp12.000,00 untuk sekali perjalanan, tergantung jarak yang ditempuh penumpang.
Mulai tanggal 1 Juni 2023, diikuti dengan pemberlakuan grafik perjalanan
Kereta api 2023, Lin Lamongan (Komuter Surabaya–Lamongan) dan Bojonegoro (Ekonomi
lokal Bojonegoro) dilebur menjadi satu lin yang sama yaitu Commuter Line Arjonegoro.
= Sindro
=
Komuter Sidoarjo–Indro atau Sindro ini menghubungkan Sidoarjo dan Stasiun Indro yang terletak
di kawasan perkotaan Gresik.
Kereta api ini diluncurkan pada 10 Februari 2021, bersamaan dengan berlakunya Gapeka tahun 2021. Ia memiliki jumlah perjalanan sebanyak tiga kali perjalanan pulang-pergi. Dengan jarak tempuh dari Sidoarjo menuju Indro sekitar 45 km, ia menempuh waktu sekitar 2 jam.
Kereta api ini beroperasi melalui jalur Kandangan–Indro yang sebelumnya hanya digunakan untuk layanan
Kereta angkutan barang. Pengoperasian
Kereta api tersebut dihentikan pada tahun 2016–2017. Per 24 Februari 2021,
Kereta api komuter ini memiliki tingkat keterisian penumpang sebesar 50–90 persen sejak awal peluncurannya.
Pemerintah Kabupaten Gresik sempat memberi usulan kepada
Kereta api Indonesia supaya jadwal keberangkatan dari Stasiun Indro dapat ditambahkan pada pagi dan sore hari supaya dapat menyesuaikan jam kerja. Pada 22 April 2022, jumlah perjalanan
Kereta api komuter ini ditambahkan sebanyak dua perjalanan pada pagi dan sore hari.
Stasiun pemberhentian: Stasiun Sidoarjo–Stasiun Gedangan–Stasiun Waru–Stasiun Wonokromo–Stasiun Surabaya Gubeng–Stasiun Surabaya Pasarturi–Stasiun Tandes–Stasiun Kandangan–Stasiun Indro
= Jenggala
=
Komuter Jenggala adalah layanan
Kereta api KRD yang dioperasikan untuk melayani rute Surabaya Kota–Mojokerto–Sidoarjo.
Kereta api ini merupakan
Kereta api pertama yang beroperasi melalui jalur
Kereta api Tarik–Sidoarjo setelah jalur tersebut diaktifkan kembali. Nama Jenggala berasal dari nama kerajaan Siwa buddha
di Jawa Timur bernama Kerajaan Janggala yang didirkan oleh Airlangga dari Wangsa Isyana pada tahun 1042.
Per 10 Februari 2021,
Kereta api Jenggala mengalami perubahan pola rute menjadi Surabaya–Mojokerto–Sidoarjo–Mojokerto–Surabaya, berbeda dengan rute per 1 Desember 2019 yang hanya memiliki rute Mojokerto–Sidoarjo. Dengan demikian,
Kereta api Jenggala hanya beroperasi sebanyak satu kali perjalanan pulang-pergi
di lintas Sidoarjo–Tulangan–Mojokerto. Kemudian per 1 Juni 2023, frekuensi
Kereta api ini
di lintas Sidoarjo–Tulangan–Mojokerto bertambah menjadi tiga kali perjalanan pulang-pergi.
Jenggala dari dan ke Surabaya
Stasiun Surabaya Kota–Stasiun Surabaya Gubeng–Stasiun Wonokromo–Stasiun Sepanjang–Stasiun Krian–Stasiun Tarik–Stasiun Mojokerto
Jenggala dari dan ke Sidoarjo
Stasiun Mojokerto–Stasiun Tarik–Stasiun Tulangan–Stasiun Sidoarjo
Bakal pelanting
Semua
Kereta api ekonomi
lokal beroperasi membawa
Kereta penumpang kelas ekonomi dengan jumlah tempat duduk sebanyak 106 kursi sebanyak 6–7
Kereta dalam satu rangkaian serta
Kereta makan-pembangkit (KMP3) atau
Kereta pembangkit (KP3). Seperti pada
Kereta kelas ekonomi lainnya, kursi pada
Kereta ekonomi
lokal dipasang saling berhadapan dan disusun melintang, serta dilengkapi dua toilet
di tiap ujung
Kereta. Pada umumnya, sebagian besar rangkaian tersebut dimiliki oleh Depo
Kereta Sidotopo (SDT). Walaupun demikian, terdapat rangkaian
Kereta api yang dimiliki oleh depo
Kereta lain, seperti
Kereta api ekonomi
lokal rute Cepu–Surabaya Pasarturi yang menggunakan
Kereta milik Depo
Kereta Surabaya Pasarturi dan
Kereta api Pandanwangi yang menggunakan
Kereta milik Depo
Kereta Ketapang (KTG). Selain itu, terdapat pula lima perjalanan
Kereta api ekonomi
lokal (Tumapel-Dhoho-Penataran) yang menggunakan
Kereta milik Depo
Kereta Malang (ML). Lokomotif utama yang digunakan untuk pengoperasian
Kereta api ekonomi
lokal adalah lokomotif CC201, tetapi lokomotif lainnya dapat digunakan pula.
Sementara itu, sebagian besar
Kereta api KRD beroperasi menggunakan KRDI buatan INKA yang juga dilengkapi kursi yang disusun melintang dan dilengkapi penyejuk udara. KRDI yang beroperasi
di Jawa Timur sebagian besar dimiliki oleh Depo Lokomotif Sidotopo (SDT). Dalam satu armada KRDI terdiri dari empat
Kereta. Namun, terdapat
Kereta api KRD dengan kursi yang disusun membujur dan tidak dilengkapi penyejuk udara, seperti
Kereta api Komuter rute Surabaya Pasarturi–Lamongan dan Surabaya Pasarturi–Sidoarjo–Indro dengan kepemilikan Depo Lokomotif Surabaya Pasar Turi (SBI). Hal ini terjadi karena armada yang ia gunakan adalah KRDI generasi pertama yang dibuat oleh INKA keluaran 2008 dan merupakan bekas armada
Kereta api Banyubiru yang pernah beroperasi
di lintas Semarang–Yogyakarta. Walaupun demikian, armada yang digunakan pada suatu perjalanan dapat diganti apabila diperlukan. Sebagai contoh, suatu armada menjalani perawatan rutin maupun perbaikan, maka dapat diganti dengan KRD jenis lainnya ataupun dengan rangkaian berlokomotif.
Armada KRD yang dioperasikan saat ini adalah sebagai berikut:
Sementara itu, bakal pelanting KRD yang sudah tidak dioperasikan antara lain sebagai berikut:
Kereta api yang berhenti beroperasi
= Ekonomi lokal Kertosono
=
Kereta api ekonomi
lokal ini pernah dioperasikan dengan rute Kertosono–Surabaya Kota menempuh jarak sepanjang 96 kilometer dalam waktu sekitar 2,5 jam hingga 2 jam 45 menit.
Kereta api ini merupakan salah satu pilihan untuk penumpang
Kereta api dari dan ke Surabaya sehingga ia membantu pengoperasian
Kereta api Dhoho. Dengan berlakunya Grafik Perjalanan
Kereta api tahun 2021 per 10 Februari 2021, pola pengoperasian
Kereta api ini mengalami perubahan karena rangkaiannya juga digunakan untuk pengoperasian
Kereta api ekonomi
lokal rute Surabaya Kota–Sidoarjo dan Sidoarjo–Bojonegoro. Oleh karena itu, perjalanan
Kereta api ini hanya dilakukan sebanyak satu kali pulang-pergi. Mulai 1 Juni 2023 diikuti dengan pemberlakuan grafik perjalanan
Kereta api tahun 2023, Ekonomi
lokal Kertosono dileburkan ke layanan
Kereta api Dhoho sebagai bagian dari restrukturisasi layanan KAI Commuter
di Wilayah VIII Surabaya.
Tarif
Kereta api ini pada akhir masa operasinya ditetapkan sebesar Rp10.000,00 untuk sekali perjalanan.
= Komuter Lamongan
=
Pada awalnya,
Kereta api komuter dengan rute Surabaya Pasarturi–Lamongan ini—juga dikenal dengan nama Komuter Sulam pertama kali beroperasi pada tahun 2004 menggunakan KRD MCW 302 sebagai bakal pelanting. Pada tahun 2016, KRD MCW 302 sempat digantikan dengan KRDI berpenyejuk udara yang pernah digunakan untuk pengoperasian
Kereta api Madiun Jaya Ekspres karena KRD tersebut telah dianggap uzur sehingga tidak layak pakai hingga kembali digantikan dengan KRDI yang pernah digunakan untuk pengoperasian
Kereta api Banyubiru per tahun 2018. Armada tersebut juga digunakan untuk pengoperasian
Kereta api komuter rute Sidoarjo–Indro. Pada 1 Juni 2023, diikuti dengan pemberlakuan grafik perjalanan
Kereta api tahun 2023,
Kereta komuter Sulam dileburkan ke Commuter Line Blorasura dan Arjonegoro yang melayani relasi sama.
Stasiun Surabaya Pasarturi–Stasiun Tandes–Stasiun Kandangan–Stasiun Benowo–Stasiun Cerme–Stasiun Duduk–Stasiun Lamongan
= Surabaya Kota–Bangil
=
Kereta api komuter ini pertama kali diluncurkan pada 9 Februari 2004 dengan nama Delta Ekspres rute Surabaya–Sidoarjo yang diresmikan oleh Presiden RI, Megawati Soekarnoputri. Pada awalnya, ia beroperasi menggunakan KRD MCW 302. Untuk mendukung pengoperasian
Kereta api ini, maka PT KA membangun halte-halte
di sepanjang jalan raya Surabaya–Sidoarjo pada letak yang strategis, yaitu berdekatan dengan kawasan industri, penghubung antarmoda, dan lain-lain.
Dengan berlakunya Gapeka tahun 2017,
Kereta api ini berganti nama menjadi Komuter Supor. Selanjutnya, rute
Kereta api ini kembali diperpanjang hingga Stasiun Bangil dan berganti nama menjadi Komuter Subang per 1 Desember 2019.
Pada tanggal 1 Juni 2023, diikuti dengan pemberlakuan grafik perjalanan
Kereta api tahun 2023,
Kereta api Komuter Subang dilebur ke Commuter Line Supas.
Stasiun Surabaya Kota–Stasiun Surabaya Gubeng–Stasiun Wonokromo–Stasiun Waru–Stasiun Gedangan–Stasiun Sidoarjo–Stasiun Tanggulangin–Stasiun Porong–Stasiun Bangil
= Surabaya Kota–Sidoarjo
=
Kereta api Komuter Susi ini dioperasikan untuk menyambungkan Stasiun Surabaya Kota dengan Stasiun Sidoarjo yang diluncurkan pada 10 Februari 2021, bersamaan dengan berlakunya Gapeka tahun 2021. Berbeda dengan
Kereta api komuter rute Surabaya Pasarturi–Sidoarjo,
Kereta api komuter ini dilengkapi dengan penyejuk udara. Dengan jarak tempuh sekitar 29 km, ia menempuh waktu sekitar 1 jam.
Mulai 1 Juni 2023, Komuter SuSi juga dilebur ke Commuter Line Supas sebagai bagian dari penyesuaian jadwal dan penggantian nama layanan KAI Commuter
di wilayah VIII Surabaya.
Stasiun Surabaya Kota–Stasiun Surabaya Gubeng–Stasiun Wonokromo–Stasiun Waru–Stasiun Gedangan–Stasiun Sidoarjo
= Gerbang Kertasusila
=
Kereta api Gerbang Kertasusila merupakan layanan
Kereta api komuter yang pernah dioperasikan pada tahun 1970-an.
Kereta api ini memiliki rute Surabaya–Blitar melalui Kertosono, tetapi pola rute yang ditetapkan cukup berbeda, yaitu dari Surabaya menuju Blitar, kemudian dilanjutkan denga rute pulang-pergi Blitar–Kertosono, hingga dilanjutkan kembali ke Surabaya. Pada saat masih beroperasi, bekal pelanting yang digunakan berupa KRD MCW-301 yang hanya terdiri dari dua
Kereta per satu rangkaian.
Pengoperasian
Kereta api ini dihentikan pada akhir 1970-an atau awal 1980-an, kemungkinan karena sering terjadi kendala teknis.
= KRD Blitar
=
Sama seperti
Kereta api Gerbang Kertasusila,
Kereta api KRD Blitar pernah dioperasikan
di lintas Surabaya–Blitar melalui Kertosono.
Kereta yang diluncurkan pada tahun 1982 ini beroperasi menggunakan KRD MCW-302 keluaran terbaru sebanyak tiga rangkaian. Tingkat kererisian
Kereta api ini terbilang cukup tinggi, yang dibuktikan dengan banyaknya penumpang yang berdiri. KRD ini pada kemudian hari disebut KRD Rapih Dhoho. Pada tahun 1986, dari enam perjalanan
Kereta api, hanya dua
di antaranya yang masih menggunakan KRD. sedangkan sisanya beroperasi menggunakan
Kereta yang ditarik oleh lokomotif.
Pengoperasian
Kereta api ini dihentikan pada sekitar tahun 1992.
= Arek Surokerto
=
Kereta api Arek Surokerto atau "Angkutan Rakyat Ekonomi Kecil Surabaya–Mojokerto" adalah layanan
Kereta api komuter yang pernah dioperasikan untuk menghubungkan Stasiun Surabaya Gubeng dengan Stasiun Mojokerto dengan menggunakan
Kereta Rel Diesel Elektrik hasil modifikasi oleh Industri
Kereta api.
Kereta api ini diresmikan oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal pada 29 Agustus 2009.
Kereta api ini tidak beroperasi karena terdapat kerusakan mesin pada armada yang digunakan.
=
Kereta api lokal Surabaya–Babat, lebih dikenal dengan nama KRD Babat, adalah layanan
Kereta api lokal kelas ekonomi yang pernah dioperasikan untuk melayani rute Surabaya Pasarturi–Babat dan sebaliknya.
Kereta api ini pernah beroperasi secara bersamaan dengan
Kereta api KRD Bojonegoro (Ekonomi
lokal Bojonegoro) pada rute yang sama dan menggunakan rangkaian
Kereta yang sama.
Kereta api yang menempuh jarak sekitar 70 km ini berhenti
di setiap stasiun yang dilaluinya. Namun, pengoperasiannya dihentikan mulai tahun 2013 untuk menyederhanakan perjalanan
Kereta api.
Per tahun 2012–2013, tarif
Kereta api ini pernah ditetapkan sebesar Rp2.000,00.
= Arjuna Ekspres
=
Kereta api Arjuna Ekspres adalah layanan
Kereta api penumpang yang memiliki relasi Madiun–Surabaya Kota.
Kereta api ini beroperasi menggunakan armada KRDI buatan INKA, tetapi tidak dilengkapi penyejuk udara. Karena memiliki tingkat keterisian penumpang yang rendah serta sering mengalami gangguan teknis,
Kereta api Arjuna Ekspres pada akhirnya berhenti beroperasi sekitar tahun 2016.
Galeri
=
=
Referensi