Kerupuk susu adalah produk semacam
Kerupuk udang yang terbuat dari bahan dasar dan divariasikan dengan
susu. Adapun, bahan-bahan yang diperlukan selain
susu, adalah tepung terigu dan tapioka, penyedap rasa, dan rempah-rempah seperti bawang putih dan ketumbar, serta kuning telur.
Kerupuk semacam ini banyak dijual di tempat-tempat di sekitar peternakan sapi seperti Bandung, dan Malang. Selain itu pula,
Kerupuk susu juga ada di Boyolali, Jawa Tengah.
Kerupuk susu memiliki beberapa keutamaan, yakni: aromanya lebih gurih, kandungan mineral dan proteinnya lebih tinggi, yakni kalsium dan fosfor yang jauh lebih tinggi, dan tanpa bahan pengawet-pun, ia bisa bertahan berbulan-bulan tanpa merusak nilai nutrisinya.
Pembuatan
Kerupuk susu dibuat dari dua cara:
Tepung terigu dimasukkan dalam
susu sedikit demi sedikit, sampai larut dan disaring hingga didapat larutan yang encer. Kemudian, masukkan bumbu sampai rata. Adonan dimasukkan dalam plastik, lalu ikat. Lalu rebus dalam air bersih selama 1/2 jam dan angkat. Adonan yang matang (lagi kenyal itu) dipotong dan dikeringkan, jadilah
Kerupuk susu.
Campur tepung terigu dan tapioka (dengan perbandingan 1:2 atau 1:3) kemudian dituangi
susu hingga mengental. Masukkan bumbu yang sudah dihaluskan dan selanjutnya seperti prosedur nomor 1.
Prosedur yang kedua dimodifikasi dengan penggunaan
susu yang sudah asam, karena
susu yang asam tidak bisa dijual lagi ke Koperasi Unit Desa (KUD) karena memang sudah rusak. Adapun,
susu yang sudah dibiarkan selama 8 jam apabila dipakai sebagai bahan baku kerpuk
susu, rasanya tak jauh beda dengan
Kerupuk yang terbuat dari
susu segar. Selain dipakai
susu yang sudah asam, dipakai pula
susu yang berkualitas rendah, yang tidak laku lagi di Koperasi Pengolah
susu (KPS), yang juga dikenal dengan nama "
susu Pecah". Agar tak merugi,
susu yang berkualitas rendah ini dibuat menjadi
Kerupuk susu. Hasilnya memuaskan, dan penjualannya bisa dilakukan di tempat selain KPS, yang merupakan solusi alternatif dalam penjualan
susu.
Referensi