- Source: Kisah Para Rasul 1
Kisah Para Rasul 1 (disingkat Kis 1) adalah pasal pertama Kitab Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ditulis oleh Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus.
Teks
Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
Sejumlah naskah tertua yang memuat salinan pasal ini antara lain adalah
Codex Vaticanus (~325-350 M)
Codex Sinaiticus (~330-360 M)
Codex Bezae (~400 M)
Codex Alexandrinus (~400-440 M)
Codex Ephraemi Rescriptus (~450 M; terlestarikan: ayat 3-26)
Papirus 56 (abad ke-5/ke-6; terlestarikan: ayat 4-5, 7, 10-11)
Codex Laudianus (~ 550 M)
Kisah Para Rasul ditulis untuk memberi informasi yang teratur dan akurat mengenai kehidupan Yesus Kristus kepada Teofilus, sebagai kelanjutan Injil Lukas. Tidak diketahui jelas siapa Teofilus ini, namun kemungkinan besar dia berhubungan dengan pengadilan Paulus di Roma dan sudah menjadi Kristen dari pemberitaan Injil.
Pasal ini dibagi atas 26 ayat.
Berisi catatan hidup Yesus Kristus sejak kebangkitan-Nya sampai kenaikan-Nya ke sorga serta perbuatan murid-murid-Nya setelah itu.
Struktur
Pembagian isi pasal:
Kis 1:1–5 = Roh Kudus dijanjikan
Kis 1:6–11 = Yesus terangkat ke sorga
Kis 1:12–14 = Rasul-rasul menanti-nanti
Kis 1:15–26 = Matias dipilih menggantikan Yudas
Ayat 1
Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, (TB)
"Bukuku yang pertama" adalah Kitab Injil Lukas.
Dalam Injil Lukas tertulis segala sesuatu yang dilakukan dan diajarkan Yesus dalam kuasa Roh Kudus (Lukas 4:1,18), sedangkan dalam Kisah Para Rasul tertulis lanjutan cerita bagaimana para pengikut Yesus, dengan kuasa Roh yang sama, menyampaikan Injil yang sama, mengadakan mukjizat-mukjizat yang sama dan cara hidup yang sama dengan Yesus. Roh Kudus yang menghasilkan kembali kehidupan dan pelayanan Yesus melalui gereja merupakan tema teologis kitab Kisah Para Rasul. Kitab ini memang dapat disebut "Kisah Roh Kudus". Hal-hal yang diilhami Roh Kudus dalam kitab ini:
1) Semua ayat, termasuk narasi-narasi historis dalam Kisah Para Rasul ini, memiliki makna didaktis (yaitu, mengajar) dan teologis. Hal ini didukung oleh dua kenyataan:
(a) pernyataan Alkitab bahwa "segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2Tim 3:16);
(b) pernyataan Paulus bahwa semua narasi historis dalam PL bertujuan mendidik dan bersifat pelajaran (1Kor 10:11). Paulus berpendapat bahwa peristiwa-peristiwa itu menjadi contoh dengan relevansi praktis dan teologis bagi orang percaya (Rom 15:4). Yang berlaku terhadap narasi sejarah dalam PL juga berlaku bagi Kisah Para Rasul.
2) Catatan Lukas yang diilhamkan mengenai gereja mula-mula merupakan:
(a) pola definitif dari kegiatan Roh Kudus yang harus diikuti sepanjang zaman gereja,
(b) data untuk mengembangkan suatu doktrin Roh Kudus dan
(c) penyataan mengenai bagaimana pelayanan Roh Kudus berhubungan dengan kehidupan orang percaya di dalam Kristus. Perhatikan secara khusus dua unsur di dalam kitab ini yang bersifat normatif secara praktis dan teologis:
(i) baptisan dalam atau kepenuhan dengan Roh Kudus adalah janji Allah bagi semua orang percaya (lihat Kis 2:39; bd. Kis 1:5,8; 2:4; 4:8,31; 8:15–17; 9:17; 10:44–46; Kis 13:9,52; 15:8; 19:1–6);
(ii) berbagai aktivitas Roh Kudus yang memberikan kepada gereja tolok ukur kebenaran, kesaksian dan kuasa yang dikehendaki Allah bagi umat-Nya pada hari-hari terakhir ini (yaitu, zaman gereja).
Ayat 2
sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. (TB)
"terangkat": juga dipakai pada Kisah Para Rasul 1:9,11, Markus 16:19
Ayat 3
Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. (TB)
Ayat 4
Terjemahan Baru (TB) (1974)
Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- "telah kamu dengar dari pada-Ku."
Terjemahan Lama (TL) (1954)
Tatkala Yesus berhimpun dengan rasul-rasul, maka dipesankan-Nya kepada mereka itu jangan meninggalkan Yeruzalem, melainkan menantikan Perjanjian Bapa "yang kamu mendengar daripada-Ku itu,"
= Ayat 4 bahasa Yunani
=Textus Receptus/Novum Testamentum Graece
καὶ συναλιζόμενος παρήγγειλεν αὐτοῖς ἀπὸ Ἱεροσολύμων μὴ χωρίζεσθαι ἀλλὰ περιμένειν τὴν ἐπαγγελίαν τοῦ πατρὸς ἣν ἠκούσατέ μου
Transliterasi:
kai sunalizomenos parēngeilen autois apo ierosolumōn mē chōrizesthai alla perimenein tēn epangelian tou patros ēn ēkousate mou
Terjemahan harfiah:
dan [setelah-]menghimpun[-mereka] [Ia-]menginstruksikan mereka dari Yerusalem tidak meninggalkan tetapi menanti itu janji Bapa yang kaudengar dariku.
= Ayat 4 bahasa Latin
=Biblia Sacra Vulgata
et convescens praecepit eis ab Hierosolymis ne discederent sed expectarent promissionem Patris quam audistis per os meum
= Ayat 4 catatan
="Makan bersama-sama dengan mereka" (TB)/"Berhimpun dengan rasul-rasul" (TL): seluruhnya diterjemahkan dari satu kata bahasa Yunani: συναλιζόμενος, synalizomenos, yang hanya muncul satu kali dalam seluruh Alkitab. Kata ini mempunyai makna langsung "mengumpulkan, menghimpun". Alkitab bahasa Latin Vulgata menggunakan terjemahan "convescens", "berkumpul atau makan bersama mereka"; yaitu salah satu bukti bahwa Ia hidup; dan juga versi bahasa Suryani memuat "ketika Ia makan roti bersama mereka", serta versi bahasa Etiopia, "bersantap bersama mereka", yang mungkin dilakukan-Nya lebih dari satu kali (lihat Yohanes 21:12). Barnes berpendapat bahwa kata bahasa Yunani tersebut lebih cocok dipahami sebagai "congregating" atau "assembling" ("mengumpulkan menjadi satu", "menghimpun") dalam pengertian tindakan aktif, yang ditulis menjadi bentuk passive present participle: "having assembled them together" ("setelah mengumpulkan mereka bersama-sama"), karena para rasul telah tercerai berai setelah kematian-Nya, tetapi dalam bacaan ini oleh Yesus telah dikumpulkan kembali menjadi satu atas otoritas-Nya, dengan maksud untuk diberi amanat apa yang harus mereka lakukan setelah Ia meninggalkan mereka.
"Menantikan janji Bapa": (Dalam versi bahasa Inggris NIV, ungkapan ini diterjemahkan "karunia yang dijanjikan Bapa"). Karunia yang dijanjikan Bapa (Yoel 2:28–29; Mat 3:11) adalah baptisan dalam Roh Kudus (lihat Kisah 1:5). Penggenapan janji itu dilukiskan sebagai "penuhlah dengan Roh Kudus" (Kisah 2:4). Jadi, "dibaptis dengan Roh Kudus" dan "dipenuhi dengan Roh Kudus" adakalanya dipertukartempatkan dalam kitab ini. Baptisan dalam Roh Kudus jangan disamakan dengan menerima Roh Kudus pada saat pembaharuan. Dua pengalaman ini merupakan karya Roh yang berbeda, sering kali dipisahkan oleh waktu.
Ayat 5
[Kata Yesus:] "Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus." (TB)
"Dengan Roh Kudus": Kata depan "dengan" adalah terjemahan dari kata Yunani en yang sering kali diterjemahkan juga sebagai "dalam". Banyak orang lebih suka terjemahan "kamu akan dibaptiskan dalam Roh Kudus". Dengan demikian, "dibaptiskan dengan air" dapat juga diterjemahkan "dibaptiskan dalam air". Yesus sendirilah membaptiskan orang yang percaya kepada-Nya dalam Roh Kudus (lihat Yohanes 1:33).
Ayat 6
Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" (TB)
"Memulihkan": Matius 17:11; Kisah Para Rasul 3:21
Ayat 8
[Yesus berkata:] "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
= Ayat 8 catatan
=Roh Kudus turun ke atas kamu
"Baptisan dalam Roh Kudus" bukan hanya memberikan kuasa untuk memberitakan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, tetapi juga meningkatkan keefektifan kesaksian itu karena hubungan yang diperdalam dan diperkuat dengan Bapa, Anak, dan Roh Kudus sebagai akibat kepenuhan Roh itu (bandingkan Yohanes 14:26; 15:26,27).
1) Roh Kudus menyingkapkan dan memperdalam kehadiran pribadi Yesus Kristus kepada orang percaya (Yohanes 14:16–18). Kesaksian apa pun mengenai persekutuan intim dengan Yesus Kristus akan menghasilkan keinginan yang makin membara pada pihak orang percaya untuk mengasihi, menghormati, dan menyenangkan Juruselamat mereka.
2) Roh Kudus memberi kesaksian tentang "kebenaran" (Yohanes 16:8,10) bahkan "seluruh kebenaran" (Yohanes 16:13) yang "akan memuliakan Kristus" (Yohanes 16:14), bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan perbuatan. Demikianlah, kita yang sudah menerima kesaksian Roh mengenai karya penebusan Kristus dengan sendirinya akan menyatakan sifat Kristus, kasih, kebenaran, dan keadilan dalam kehidupan kita (bandingkan 1 Korintus 13:1–13).
3) Baptisan dalam Roh Kudus merupakan titik tolak di mana orang diberikan kuasa untuk bersaksi tentang Kristus dan menginsafkan orang yang terhilang akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (lihat Yohanes 16:8). Dampak dari keinsafan semacam itu akan tampak di dalam diri mereka yang memberitakan berita itu maupun dalam mereka yang menerimanya (Kisah 2:39–40).
4) Baptisan dalam Roh Kudus hanya dapat diberikan kepada mereka yang hatinya sudah berbalik kepada Allah dalam pertobatan dari cara hidup yang fasik (Kisah 2:38; 3:26). Baptisan itu dipelihara dengan komitmen yang sungguh-sungguh kepada Kristus (lihat Kisah 5:32).
5) Baptisan dalam Roh Kudus merupakan suatu baptisan ke dalam Roh yang kudus adanya (bandingkan "Roh kekudusan" dalam Roma 1:4). Jadi, jikalau Roh Kudus sungguh-sungguh berkarya di dalam kita dalam segala kepenuhannya, kita akan hidup lebih selaras dengan kekudusan Kristus. Berdasarkan kebenaran alkitabiah ini, setiap orang yang dibaptiskan dalam Roh Kudus akan memiliki kerinduan yang sangat untuk menyenangkan Kristus dengan segala cara; yaitu, kepenuhan Roh melengkapi karya Roh Kudus yang menyelamatkan dan menguduskan dalam kehidupan kita. Mereka yang mengakui dipenuhi Roh Kudus, namun hidup bertentangan dengan Roh kekudusan, menipu dirinya. Mereka yang mempertunjukkan karunia-karunia rohani, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda ajaib, namun tak punya iman, kasih, dan kebenaran sejati bukan melakukannya melalui Roh Kudus, melainkan dengan roh yang tidak suci, yang tidak berasal dari Allah (Matius 7:21–23; bandingkan Matius 24:24; 2 Korintus 11:13–15). Lihat pula Kisah 13:31 mengenai bersaksi bagi Kristus.
Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi
Urutan pengabaran Injil oleh rasul-rasul dan kesuksesannya memberikan kunci struktur kitab Kisah Para Rasul ini, di mana pertama-tama dicatat perkembangan pengabaran Injil "di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria" pada sembilan pasal pertama, dan kemudian "sampai ke ujung bumi" pada pasal 10 sampai 28.
Sampai ke ujung bumi
Pelaksanaannya merupakan penggenapan nubuat nabi Yesaya (Yesaya 49:6) yang disampaikan pada abad ke-8 SM bahwa "keselamatan yang daripada Allah" akan dibawa "sampai ke ujung bumi".
Ayat 9
Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. (TB)
Peristiwa kenaikan Yesus dicatat juga pada Markus 16:19 dan Lukas 24.
Ayat 18
--Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.
"Yudas" di sini adalah Yudas Iskariot
"Jatuh tertelungkup": Catatan kematian Yudas Iskariot dalam Kisah para Rasul sekilas tampak berbeda dengan catatan dalam Matius 27:3–10. Dalam Injil Matius, Yudas dikatakan menggantung diri, yaitu seperti Ahitofel (2 Samuel 17:23), tetapi dalam Kisah Para Rasul dikatakan "jatuh tertelungkup" dan tertumpahnya isi perutnya. Injil Matius hanya menulis bahwa Yudas pergi menggantung diri, tetapi mungkin talinya putus, sehingga ia terjatuh dan mati dengan perut terbelah, mengingat jatuhnya "tertelungkup".
"Tertelungkup": diterjemahkan dari bahasa Yunani: πρηνής, prēnēs; bahasa Latin: pronus, yang menjadi dasar kata Inggris "prone" ("tengkurap"); bahasa Inggris KJV: headlong, artinya "membungkuk ke depan, kepala terlebih dahulu ke tanah"; ini mengesankan bahwa ketika ia menggantung diri, talinya putus, sehingga ia jatuh tertelungkup, dengan mukanya ke, dan jika tempat menggantung diri itu tinggi, maka ketika jatuh menghantam tanah, tubuhnya terbelah, darahnya menyebar pada area tanah yang cukup luas. Gill membaca dalam Talmud (T. Bab. Cholin, fol. 56. 2.) bahwa ada orang yang jatuh dari atap rumah, sehingga "perutnya terbelah dan isi perutnya tertumpah keluar".
Ayat 19
Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah--
"Tanah Darah": Darah yang memberi nama kepada "Hakal-Dama" tidak lagi darah Yesus, tetapi darah Yudas yang tersembur menyebar di sana. Melalui perbedaan-perbedaan tradisi-tradisi populer itu orang dapat sampai kepada kenyataan bahwa Yudas mengalami kematian mendadak dan mengerikan. Peristiwa itu kemudian dikaitkan pada sebidang tanah di Yerusalem yang dianggap tanah terkutuk dan disebut Hakal-Dama.
Ayat 20
"Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur:
Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya:
dan:
Biarlah jabatannya diambil orang lain."
Memuat dua kutipan dari Kitab Mazmur, yaitu Mazmur 69:26 dan Mazmur 109:8.
Lihat pula
Bagian Alkitab yang berkaitan: Mazmur 69, Mazmur 109, Yesaya 49, Matius 27, Markus 16, Injil Lukas (Lukas 1, Lukas 24), Kisah Para Rasul 2
Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Teks Kisah Para Rasul 1 dari Alkitab SABDA
(Indonesia) Audio Kisah Para Rasul 1
(Indonesia) Referensi silang Kisah Para Rasul 1
(Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Kisah Para Rasul 1
(Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Kisah Para Rasul 1
Kata Kunci Pencarian:
- Kisah Para Rasul
- Para rasul
- Kisah Para Rasul 1
- Kisah Para Rasul 2
- Kisah Para Rasul 13
- Keandalan sejarah Kisah Para Rasul
- Kisah Para Rasul 28
- Kisah Para Rasul 8
- Tomas
- Kisah Para Rasul 5
- Gabriel