Kota Probolinggo (disingkat Proling, Hanacaraka: ꦥꦿꦧꦭꦶꦁꦒ, Pegon: ڤراباليڠڮا, Hanzi: 龐越, pelafalan dalam bahasa Indonesia: [prɔbɔˈliŋgɔ]) adalah sebuah
Kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Terletak sekitar 100 km sebelah tenggara Surabaya,
Kota Probolinggo berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara, serta Kabupaten
Probolinggo di sebelah timur, selatan, dan barat.
Probolinggo merupakan
Kota terbesar keempat di Jawa Timur setelah Surabaya, Malang, dan Kediri menurut jumlah penduduk, dan jumlah penduduk
Kota ini pada tahun 2021 berjumlah 242.246 jiwa.
Kota ini terletak di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur dan menjadi jalur utama pantai utara yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali.
Etimologi
Probolinggo yang ada hubungannya dengan cerita kuno, yaitu jatuhnya sebuah benda bercahaya (meteor). Tempat jatuhnya benda tersebut oleh raja-raja dahulu dipilih sebagai tempat untuk mendapatkan perdamaian dan mengakhiri perselisihan.
Probo dalam bahasa Sanskerta berarti sinar, sedang Lingga berarti tanda, dalam hal ini tanda perdamaian. Dapat juga diartikan: asli atau sederhana (seperti perwujudan seluruh lambang yang sederhana).
Dengan lambang ini diharapkan jiwa nurani segenap penduduk
Kota Probolinggo selalu mendapat tuntunan cahaya terang sehingga alam pikiran dan perbuatannya selalu ditujukan pada usaha tercapainya masyarakat adil makmur, sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Sejarah
Pada zaman Pemerintahan Prabu Radjasanagara (Sri Nata Hayam Wuruk) raja Majapahit yang ke IV (1350-1389),
Probolinggo dikenal dengan nama “Banger”, nama sungai yang mengalir di tengah daerah Banger ini. Banger merupakan pedukuhan kecil di bawah pemerintahan Akuwu di Sukodono. Nama Banger dikenal dari buku Negarakertagama yang ditulis oleh Pujangga Kerajaan Majapahit yang terkenal, yaitu Empu Prapanca.
Sejalan dengan perkembangan politik kenegaraan/kekuasaan pada zaman Kerajaan Majapahit, pemerintahan di Banger juga mengalami perubahan-perubahan/perkembangan seirama dengan perkembangan zaman. Semula merupakan pedukuhan kecil di muara kali Banger, kemudian berkembang manjadi Pakuwon yang dipimpin oleh seorang Akuwu, di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit. Pada saat Bre Wirabumi (Menakjinggo), Raja Blambangan berkuasa, Banger yang merupakan perbatasan antara Majapahit dan Blambangan, dikuasai pula oleh Bre Wirabumi. Bahkan Banger menjadi kancah perang saudara antara Bre Wirabumi (Blambangan) dengan Prabu Wikramawardhana (Majapahit) yang dikenal dengan “Perang Paregreg”.
Pada masa Pemerintahan VOC, setelah kompeni dapat meredakan mataram, dalam perjanjian yang dipaksakan kepada Sunan Pakubuwono II di Mataram, seluruh daerah di sebelah Timur Pasuruan (termasuk Banger) diserahkan kepada VOC pada tahun 1743. Untuk memimpin pemerintahan di Banger, pada tahun 1746 VOC mengengkat Kyai Djojolelono sebagai Bupati Pertama di Banger, dengan gelar Tumenggung. Kabupatennya terletak di Desa Kebonsari Kulon. Kyai Djojolelono adalah putera Kyai Boen Djolodrijo (Kiem Boen), Patih Pasuruan. Patihnya Bupati Pasuruan Tumenggung Wironagoro (Untung Suropati).
Kompeni (VOC) terkenal dengan politik adu dombanya. Kyai Djojolelono dipengaruhi, diadu untuk menangkap/membunuh Panembahan Semeru, Patih Tengger, keturunan Untung Suropati yang turut memusuhi kompeni. Panembahan Semeru akhirnya terbunuh oleh Kyai Djojolelono. Setelah menyadari akan kekhilafannya, terpengaruh oleh politik adu domba kompeni, Kyai Djojolelono menyesali tindakannya. Kyai Djojolelono mewarisi darah ayahnya dalam menentang/melawan kompeni. Sebagai tanda sikap permusuhannya tersebut, Kyai Djojolelono kemudian menyingkir, meninggalkan istana dan jabatannya sebagai Bupati Banger pada tahun 1768, terus mengembara/lelono.
Sebagai pengganti Kyai Djojolelono, kompeni mengangkat Raden Tumenggung Djojonegoro, putra Raden Tumenggung Tjondronegoro, Bupati Surabaya ke 10 sebagai Bupati Banger kedua. Rumah kabupatennya dipindahkan ke Benteng Lama. Kompeni tetap kompeni, bukan kompeni kalau tidak adu domba. Karena politik adu domba kompeni, Kyai Djojolelono yang tetap memusuhi kompeni ditangkap oleh Tumenggung Djojonegoro. Setelah wafat, Kyai Djojolelono dimakamkan di pasarean “Sentono”, yang oleh masyarakat dianggap sebagai makam keramat.
Di bawah pimpinan Tumenggung Djojonegoro, daerah Banger tampak makin makmur, penduduk tambah banyak. Dia juga mendirikan Masjid Jami’ (± Tahun 1770). Karena sangat disenangi masyarakat, dia mendapat sebutan “Kanjeng Djimat”. Pada tahun 1770 nama Banger oleh Tumenggung Djojonegoro (Kanjeng Djimat) diubah menjadi “
Probolinggo” (Probo: sinar, linggo: tugu, badan, tanda peringatan, tongkat).
Probolinggo: sinar yang berbentuk tugu, gada, tongkat (mungkin yang dimaksud adalah meteor/bintang jatuh). Setelah wafat Kanjeng Djimat dimakamkan di pasarean belakang Masjid Jami’.
Geografi
Letak
Kota Probolinggo berada pada 7° 43′ 41" sampai dengan 7° 49′ 04" Lintang Selatan dan 113° 10′ sampai dengan 113° 15′ Bujur Timur. Luas wilayah
Kota Probolinggo adalah dengan luas wilayah 56,67 km2. Di samping itu,
Kota Probolinggo merupakan daerah transit yang menghubungkan
Kota-
Kota (sebelah timur
Kota): Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dengan
Kota-
Kota (sebelah barat
Kota): Pasuruan, Malang, Surabaya.
= Batas Wilayah
=
Adapun batas wilayah administrasi
Kota Probolinggo:
Luas wilayah
Kota Probolinggo tercatat sebesar 56.667 Km. Secara administrasi pemerintahan
Kota Probolinggo terbagi dalam 5 (lima) Kecamatan dan 29 Kelurahan yang terdiri dari Kecamatan Mayangan terdapat 5 Kelurahan, Kecamatan Kademangan terdapat 6 Kelurahan, Kecamatan Wonoasih terdapat 6 Kelurahan, Kecamatan Kedopok terdapat 6 Kelurahan, dan Kecamatan Kanigaran terdapat 6 Kelurahan .
= Iklim
=
Pada umumnya wilayah
Kota Probolinggo beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan mencapai + 961 millimeter dengan jumlah hari hujan mencapai 55 hari. Curah hujan tertinggi pada umumnya terjadi pada bulan Desember, sedangkan hujan terendah terjadi pada bulan Agustus. Temperatur rata-rata terendah mencapai 26 °C dan tertinggi mencapai 32 °C.
Kota Probolinggo mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 musim setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada kondisi normal, musim penghujan berada pada bulan November hingga April, sedangkan musim kemarau berada pada bulan Mei hingga Oktober setiap tahunnya. Jumlah curah hujan pada tahun 2008 dari hasil pemantauan pada 4 stasiun pengamatan hujan yang ada di
Kota Probolinggo, rata – rata tercatat sebesar 1.072 mm dan hari hujan sebanyak 63 hari. Apabila dibandingkan dengan rata-rata curah hujan tahun 2007 sebesar 1.368 mm dengan 74 hari hujan, maka kondisi tahun 2008 lebih kering dibandingkan tahun 2008, di mana curah hujan per hari pada tahun 2008 sebesar 3,75 mm/hari, sedangkan curah hujan per hari pada tahun 2008 sebesar 2,94 mm/hari. Curah hujan terlebat terjadi pada bulan Februari dan Maret rata-rata sebesar 19,84 mm per hari. Selain itu pada bulan Juli sampai dengan September di
Kota Probolinggo terdapat angin kering yang bertiup cukup kencang (kecepatan dapat mencapai 81 km/jam) dari arah tenggara ke barat laut, angin ini populer dengan sebutan ”Angin Gending” .
= Tata Ruang
=
Meskipun merupakan wilayah perkotaan, pola penggunaan tanah di
Kota Probolinggo ternyata masih terdapat lahan sawah seluas 1.967,70 hektare (21 %), lahan bukan sawah seluas 3.699,00 hektare (39,5 %). Lahan bukan sawah terbagi atas lahan kering 3.595,00 hektare (38,4 %) dan lahan lainnya (tambak) seluas 104 hektare (1,11%).Melihat potensi dan pemanfaatan wilayah demikian itu, banyak alternatif yang bisa dipilih untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan pemberdayaan potensi daerah
Kota, guna mewujudkan visi
Kota Probolinggo sebagai
Kota tujuan investasi yang perspektif, kondusif dan partisipatif.
= Topografi
=
Wilayah
Kota Probolinggo terletak pada ketinggian 0 sampai kurang dari 50 meter dia atas permukaan air laut. Apabila ketinggian tersebut dikelompokkan atas; ketinggian 0 -10 meter, ketinggian 10 -25 meter, ketinggian 25 -50 meter. Semakin ke wilayah selatan, ketinggian dari permukaan laut semakin besar. Namun seluruh wilayah
Kota Probolinggo relatif berlereng (0 – 2%). Hal ini mengakibatkan masalah erosi tanah dan genangan cenderung terjadi di daerah ini.
= Hidrologi
=
Sungai-sungai utama yang terdapat di
Kota Probolinggo adalah Sungai Kedunggaleng, Umbul, Banger, Legundi, Kasbah dan Pancur. Sungai tersebut mengalir sepanjang tahun dari arah selatan ke utara sesuai dengan kelerengan wilayah. Air sungai dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian dan perikanan, hal ini dimungkinkan karena sungai tersebut belum tercemar oleh industri-industri besar yang memang tidak terdapat di
Kota Probolinggo.
= Pedologi
=
Jenis tanah penting diketahui terutama dalam usaha pengembangan pertanian. Jenis tanah di wilayah
Kota Probolinggo terdiri dari Alluvial, Mediteran, dan Regosol. Jenis tanah alluvial regosol terdapat pada daerah paling utara yaitu daerah pantai. Alluvial kelabu tua pada bagian tengah ke utara. Jenis tanah yang terluas di wilayah
Kota Probolinggo adalah alluvial coklat keabuan, yaitu dari bagian tengah hingga selatan
Kota. Jenis tanah regosol coklat terdapat sebagian kecil di bagian timur
Kota, sedangkan kompleks grumosol hitam dan litosol pada bagian barat daya
Kota.
Jenis tanah aluvial (63.98%) merupakan tanah yang sangat baik untuk usaha pertanian, karena tersedia cukup mineral yang diperlukan untuk tumbuh-tumbuhan. Demikian pula jika digunakan untuk bangunan, jenis tanah ini mempunyai daya tahan yang kuat karena merupakan endapan tanah liat yang bercampur pasir halus. Jenis tanah grumosol (4.82%) sifat tanahnya mudah longsor dan memiliki drainase buruk. Dengan demikian, tentunya jenis tanah ini kurang baik guna didirikan bangunan karena selalu terancam bahaya. Jenis tanah Mediteran (31.20%) merupakan jenis tanah yang memiliki karakteristik tahan menahan.
Kemampuan tanah suatu wilayah perlu ditinjau mengenai kedalaman efektif tanah, tesktur tanah, drainase, dan faktor pembatasnya.
1. Kedalaman efektif
Kedalaman efektif merupakan kedalaman tanah di mana perakaran tanaman masih bisa tumbuh denga baik. Kedalaman tanah di wilayah
Kota Probolinggo adalah lebih dari 90 cm.
2. Tekstur Tanah
Tesktur tanah adalah perbandingan partikel liat, debu dan pasir yang terdapat pada suatu gumpalan tanah. Data mengenai tekstur tanah yang diperoleh adalah tekstur tanah pada kedalaman 20 cm.
Tekstur tanah secara umum diklasifikasikan dalam 3 kelas, yaitu halus, sedang dan kasar. Tekstur tanah di
Kota Probolinggo terdiri dari tekstur halus dan sedang. Tanah bertekstur halus terdapat di wilayah bagian Utara, sedangkan tanah bertekstur sedang terdapat di bagian wilayah lainnya. Luas tanah bertekstur halus ialah 3.816 Ha (67,35% dari luas wilayah), sedang tanah bertekstur sedang ialah 1.849,93 Ha (32,65% luas wilayah). Tanah pertanian, tanah bertekstur sedang merupakan tanah yang paling mudah pengolahannya.
3. Drainase
Drainase yang dimaksud adalah kemampuan permukaan tanah untuk merembeskan air secara alami. Keadaan drainase tanah dikelompokkan atas 3 kelas, yaitu drainase baik/tidak pernah tergenang, tergenang periodik, dan drainase tergenang terus-menerus. Sebagian besar wilayah
Kota Probolinggo berdrainse cukup baik/tidak pernah tergenang. Drainase tergenang periodik terdapat di dekat pantai dan beberapa kawasan di daerah tengah. Areal persawahan dan tambak dimasukkan pada tanah berdrainase baik.
Berdasarkan tabel 2.4, hanya 52,5 Ha (0.93%) tanah berdrainase tergenang periodik dan terus-menerus. Tanah tergenang periodik tersebut diakibatkan oleh keadaan pasang surut air laut. Keadaan tanah yang sebagian besar berdrainase baik, tentunya menguntungkan dalam pengembangan fisik
Kota.
Demografi
Dari piramida penduduk
Kota Probolinggo tahun 2006 terlihat bahwa jumlah penduduk usia produktif 18 tahun ke atas yang berjumlah 124.413 jiwa (66,61%) dibandingkan dengan jumlah penduduk usia non produktif . Dari gambaran ini terlihat bahwa
Kota Probolinggo memiliki potensi SDM yang memadai karena jumlah usia produktif yang ada cukup besar. Penduduk usia produktif sebagai angkatan kerja merupakan salah satu modal dalam pelaksanaan pembangunan.
Jumlah penduduk
Kota Probolinggo berdasarkan Pencocokan dan Penelitian(Coklit) oleh Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana pada tahun 2008 adalah sebesar 216.833 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 107.569 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 109.264 jiwa. Data ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki dan tingkat kepadatan penduduk
Kota Probolinggo mencapai 3.813 jiwa setiap 1 km².
Kondisi tenaga kerja di
Kota Probolinggo tahun 2008 meliputi Angkatan Kerja sebanyak 13.195 orang. Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja
Kota Probolinggo, pencari kerja terdaftar 13.195 orang, berhasil ditempatkan 912 orang, pencari kerja yang tidak melapor 538 orang, sehingga jumlah pencari kerja yang masih terdaftar hingga akhir tahun 2008 sebesar 11.745 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan, 11.059 orang atau 83,81% pencari kerja yang terdaftar berpendidikan minimal SLTA.
= Karakteristik Sosial
=
Karaktaristik sosial ini penduduk
Kota Probolinggo dapat dilihat dari segi etnik dan budaya masyarakatnya. Masyarakat
Probolinggo dilihat dari sosial budaya sebagian berasal dari budaya agraris (petani dan nelayan) dan berkembang menjadi masyarakat urbanis. Sedangkan ditinjau dari suku, sebagian besar merupakan Suku Jawa Arekan dan Suku Madura Pendalungan yang terkenal egaliter , ulet, lugas, terbuka, dan kuat dalam mengarungi kehidupan (berjiwa wiraswasta tinggi).
Selain itu perpaduan masyarakat dan budaya yang masih asli dicerminkan dengan gotong royong, dan adat budaya khas, serta diwarnai dengan unsur Islam. Hal ini dapat dipandang sebagai potensi masyarakat sehingga menjadi modal dalam peningkatan sumber daya manusia sehingga terbentuk suatu masyarakat yang andal dan berkembang dan mudah tanggap terhadap kemajuan. Lebih dari itu potensi potensi yang ada menjadikan ketahanan sosial masyarakat akan mampu menangkal dan menyaring kemungkinan adanya pengaruh budaya luar yang negatif.
Salah satu wujud kekhasan budaya masyarakat ialah lahirnya seni budaya khas daerah seperti seni tari, seni suara, seni musik dan seni rupa. Hal ini selain memperkuat budaya masyarakat juga menjadi aset yang bisa dikembangkan untuk wisata maupun industri.
Kesehatan
= Rumah sakit
=
Pemerintahan
= Daftar Wali Kota
=
Berikut ini adalah daftar pejabat Wali
Kota Probolinggo dari masa ke masa.
= Perwakilan
=
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD
Kota Probolinggo dalam empat periode terakhir.
= Kecamatan
=
Kota Probolinggo terdiri dari 5 kecamatan dan 29 kelurahan (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 232.491 jiwa dengan luas wilayah 56,67 km² dan sebaran penduduk 4.102 jiwa/km².
Daftar kecamatan dan kelurahan di
Kota Probolinggo, adalah sebagai berikut:
Transportasi
= Transportasi antarkota
=
Transportasi darat
Terminal Bayuangga merupakan terminal terbesar di
Kota Probolinggo yang memiliki 6 shelter. Terminal ini melayani beberapa armada bus antar
Kota dalam provinsi, yakni menuju Surabaya, Malang, Kencong, Ambulu, Jember, Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso. Selain itu juga tersedia armada bus antar
Kota antar provinsi, yakni
Probolinggo-Tuban-Semarang, Jakarta-Denpasar, Jepara-Denpasar,
Probolinggo-Jember-Denpasar, Bandung-Denpasar,
Probolinggo-Situbondo-Denpasar,
Probolinggo-Cirebon, dan
Probolinggo-Yogyakarta.
Transportasi rel
Stasiun
Probolinggo merupakan stasiun kereta api kelas I yang dioperasikan oleh Daerah Operasional IX Jember. Adapun kereta api yang singgah di stasiun ini antara lain:
Lintas selatan Jawa
Sri Tanjung: Lempuyangan—Surabaya
Kota–Ketapang
Wijayakusuma: Cilacap–Surabaya Gubeng–Ketapang
Lintas tengah Jawa
Logawa: Purwokerto–Surabaya Gubeng–Jember
Ranggajati: Cirebon–Surabaya Gubeng–Jember
Lintas timur Jawa
Mutiara Timur: Surabaya Pasarturi–Surabaya Gubeng–Ketapang
Tawang Alun: Malang Kotalama–Ketapang
Probowangi: Surabaya Gubeng–
Probolinggo-Ketapang
Lintas utara Jawa
Blambangan Ekspres: Semarang Tawang–Surabaya Pasarturi–Ketapang
Pandalungan: Gambir–Surabaya Pasarturi–Jember
= Transportasi dalam Kota
=
Lin atau Len (sebutan warga untuk angkot atau angkutan
Kota),
Angkutan yang menghubungkan sebagian besar jalur-jalur utama dalam
Kota Probolinggo. Transportasi massal ini berupa mobil berwarna kuning. Tarif rata-rata Rp 5000 untuk umum dan Rp 3000 untuk pelajar. Adapun trayek lin yang ada, antara lain:
Lin A: Terminal Bayuangga-Jalan Soekarno Hatta-Jalan PB. Sudirman-Jalan Pahlawan(Cokroaminoto)-Slamet Riyadi Kademangan
Lin B: Dringu-Jalan PB. Sudirman-Jalan Pahlawan-Jalan DI. Panjaitan-Jalan KH. Mansur-Jalan Gatot Subroto-Jalan Panglima Sudirman
Lin C: Jalan PB. Sudirman-Jalan Pahlawan-Jalan Cokroaminoto-Jalan Mastrip-Wonoasih
Lin D: Terminan Banyuangga-Jalan PB. Sudirman-Jalan Hayam Wuruk-Jalan KH. Mansur-Jalan DI. Panjaitan-Jalan Soekarno Hatta-Terminal Banyuangga
Lin E: Jalan KH. Mansur-Jalan Gatot Subroto-Jalan PB. Sudirman-Jalan KH. Hasan Genggong Jorongan
Lin F: Terminal Banyuangga-Jalan Soekarno Hatta-Jalan Panglima Sudirman-Jalan DR. Sutomo-Jalan Imam Bonjol-Jalan Gatot Subroto-Jalan Pahlawan
Lin G: Terminal Banyuangga-Jalan Soekarno Hatta-Jalan DI. Panjaitan-Jalan Ach. Yani-Jalan Serma Abdul Rahman-Jalan Panglima Sudirman-Jalan Pahlawan-Jalan Soekarno Hatta
Lin H: Dringu-Jalan PB. Sudirman-Jalan Pahlawan-Jalan DI. Panjaitan-Jalan KH. Mansur-Jalan Gatot Subroto-Jalan PB. Sudirman
Lin I: Jalan DI. Panjaitan-Jalan KH. Mansur-Jalan Gatot Subroto-Jalan Pahlawan-Jalan Cokroaminoto-Jalan Wahid Hasyim-Jalan A. Hamid-Jalan Sunan Ampel
Lin J: Wonoasih-Jalan PB. Sudirman-Dringu-Jalan PB. Sudirman-Jalan Pahlawan-Jalan Cokroaminoto-Jalan Mastrip-Wonoasih
Bison/MPU
Angkutan ini menghubungkan hanya beberapa daerah yang dilewati jalan antar
Kota, seperti, Sumbertaman, Pabean dan Sukoharjo. Tarif rata-rata Rp 3000. Transportasi berupa mobil yang berukuran besar.
Becak
Tarif becak rata-rata di
Kota Probolinggo adalah Rp 5000/km.
Ojek
Hanya beberapa daerah saja yang ada penarik ojek. Sebagian besar di daerah terminal. Transportasi ini berupa kendaraan sepeda motor. Sementara itu, ojek daring juga sudah dapat diakses di
Kota Probolinggo.
Pariwisata
= Tempat Wisata
=
Probolinggo dikenal sebagai
Kota singgah dalam perjalanan pariwisata menuju Gunung Bromo. Secara umum
Probolinggo dijangkau oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara melalui Surabaya dengan menggunakan kendaraan umum seperti bus maupun kereta api. Adapun objek wisata dalam
Kota sebagai berikut:
Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL)
Berupa kebun binatang mini yang berada di daerah Mangunharjo. Satwa yang ada dalam kebun binatang ini cukup beragam. Kini, TWSL terus dikembangkan. Biaya masuk hanya Rp 3000/orang untuk dewasa dan Rp 2000 untuk anak-anak.
Pelabuhan Tanjung Tembaga dan Perikanan Pantai
Masyarakat
Kota Probolinggo sering berwisata ke Pelabuhan Tanjung Tembaga dan Perikanan Pantai. Walaupun sebenarnya bukan sebuah objek wisata, tetapi pemandangan dan suasana yang disajikan cukup bagus. Tarif masuk hanya dikenakan terhadap kendaraan bermotor. Untuk Sepeda Motor sebesar Rp 1000 dan Mobil Rp 2000.
Alun-Alun
Alun-Alun merupakan pusat
Kota Probolinggo. Terdapat beberapa bangunan penting mengelilingi alun-alun tersebut, seperti, Perpustakaanl, Penjara, Masjid, Kantor DPRD, dan Stasiun. Di sekitar alun-alun juga terdapat banyak penjual makanan dan minuman (semacam pusat jajanan). Terutama setiap minggu, diadakan pasar di alun-alun
Kota ini, menjual makanan dan berbagai tumbuh-tumbuhan. Tidak dikenakan biaya untuk masuk alun-alun.
Taman Manula
adalah taman rekreasi terletak di jalan Soekarno Hatta yang menyediakan fasilitas HotSPot gratis dan juga fasilitas Massage relaksasi.
Museum
Probolinggo
yaitu museum yang dirintis sejak tahun 2009 dengan mengumpulkan sejumlah bukti-bukti. Misalnya bangunan, pusaka dan foto-foto kuno. Setelah tim museum terbentuk, akhirnya memburu dan mengumpulkan sejumlah bukti sejarah
Probolinggo.Sebanyak 140 koleksi Museum
Probolinggo terdiri dari temuan Arkeologi, Etnografi, Nomismatik (Uang), Filologi, Keramik Arkelogi, Pusaka, Alat Transportasi dan foto-foto masa lalu.
Benteng Mayangan
Benteng peninggalan zaman penjajahan di daerah Mayangan,
Kota Probolinggo.
BeeJay Bakau Resort (BJBR)
Adalah ekowisata bakau di atas pantai pasang surut di
Kota Probolinggo dengan fasilitas lengkap antara lain: Pantai pasir putih dengan Permainan Air, Water Boom, FlyingFox, Cafe, Restoran Sari Laut dan Bungalow.
Mahagoni Park
Adalah wisata yg terletak di kecamatan Sumber... Mahagoni Park adalah Wisata Hutan Pinus yg menyajikan pemandangan yg Sangat Indah... Biaya Masuk hanya Rp. 5.000 Rupiah...
= Ekonomi Kreatif
=
Salah satu produk ekonomi kreatif unggulan dari
Kota Probolinggo adalah lukis bakar 3 dimensi, yaitu sebuah lukisan timbul berbahan kayu albasia yang menggambarkan profil seseorang. Produk ini dilukis menggunakan pena bakar yang biasa disebut pirograph. Lukisbakar3d biasanya dipesan sebagai kado untuk para pejabat di saat ulang tahun, pindah tugas atau purna karya. Seniman yang menciptakan lukisan kayu timbul ini adalah Agustinus Eko Nurwidiyanto.
= Kuliner khas
=
Soto Kecapan
Nasi Glepungan
Kerupuk ikan tengiri
Nasi jagung
=
Buah yang terkenal dari
Kota Probolinggo adalah buah mangga dan anggur. Berbagai macam buah mangga yang terdapat di
Kota Probolinggo misalnya, mangga manalagi, mangga arum manis, mangga gadung, dan lain-lain.
Pendidikan
= SMA/SMK/MA sederajat
=
SMA N 1
Kota Probolinggo (EX, RSBI): Jalan Raya Soekarno-Hatta No. 137,
Probolinggo
SMA N 2
Kota Probolinggo: Jalan Ki Hajar Dewantoro No 1,
Probolinggo
SMA N 3
Kota Probolinggo: Jalan Jeruk No. 66–68,
Probolinggo
SMA N 4
Kota Probolinggo: Jalan Slamet Riyadi, Kanigaran,
Probolinggo
SMA TAMAN MADYA
Kota Probolinggo: Jalan Suroyo No. 8, Kanigaran,
Probolinggo
SMK N 1
Kota Probolinggo: Jalan Mastrip No. 357
Probolinggo
SMK N 2
Kota Probolinggo: Jalan Mastrip No. 153
Probolinggo
SMK N 3
Kota Probolinggo: Jalan Pahlawan No. 26
Probolinggo
SMK N 4
Kota Probolinggo: Jalan Semeru No. 123
Probolinggo
MA N 1
Kota Probolinggo: Jalan Jeruk No 7–Wonoasih
Probolinggo
MA N 2
Kota Probolinggo: Jalan Soekarno Hatta 255
Probolinggo
SMAK MATER DEI
Kota Probolinggo: Jalan Mayjen Panjaitan No. 62B
Probolinggo
SMK TAMANSISWA 2: Jalan Dr. Moch. Saleh
SMK AHMAD YANI
Kota Probolinggo: Jalan Mastrip No. 152
Kota Probolinggo
SMK MUHAMMADIYAH
Kota Probolinggo: Jalan Slamet Riyadi, Kanigaran,
Kota Probolinggo
= Sekolah Tinggi dan Universitas
=
Institut Ahmad Dahlan
Probolinggo :Jalan Mahakam no.1 Kedopok,
Kota Probolinggo
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bayuangga: Jalan Slamet Riyadi,Kanigaran,
Kota Probolinggo
Universitas Panca Marga
Probolinggo
Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi
Komunitas
Probolinggo Diarsipkan 2016-11-29 di Wayback Machine.