Kota Tidore Kepulauan adalah salah satu
Kota yang berada di Provinsi Maluku Utara, Indonesia.
Kota ini memiliki luas wilayah yaitu 1.550,37 km², yang menjadikannya
Kota terluas ketiga di Indonesia setelah
Kota Palangka Raya dan
Kota Dumai. Secara de facto,
Kota ini berpusat pemerintahan di Kelurahan Soasiu yang terletak di Pulau
Tidore. Di wilayah administratif
Kota Tidore Kepulauan tepatnya di Kecamatan Oba Utara, berdiri ibu
Kota Provinsi Maluku Utara berada di Kelurahan Sofifi yang terletak di Pulau Halmahera.
Sejarah
Kota ini sudah terkenal sejak zaman penjajahan dahulu karena cengkih dan pala. Bangsa Eropa pertama yang menginjakkan kakinya di
Tidore adalah pelaut dari Spanyol yang sampai ke
Tidore tahun 1512.
Kota ini juga sempat menjadi ibu
Kota provinsi perjuangan Irian Barat. Gubernur pertamanya adalah Zainal Abidin Syah yang juga Sultan
Tidore.
Kota Tidore Kepulauan memiliki sejarah panjang perjalanan pemerintahan yang berakar dari sistem ketatanegaraan Kesultanan yang telah dimulai sejak fase pemerintahan “Kolano se i rayat” (penguasa bersama rakyat) hingga sistem pemerintahan “Kolano se ibobato Dunya se Akhirat” (Sultan bersama staf urusan dunia/pemerintahan dan urusan akhirat/agama) yang telah berlangsung sejak kurang lebih 700 tahun lalu.
Sejak zaman Sultan Syaifuddin atau Jou
Kota, sistem pemerintahan dibagi atas dua bagian, yakni:
Pemerintahan Pusat Kesultanan, sebagai Pemerintah Pusat yang berkedudukan di Ibu
Kota Soasio yang dikepalai oleh Sultan sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan
Pemerintahan Wilayah Kesultanan yang terdiri atas wilayah-wilayah yang berada luar aktivitas pemerintahan pusat kesultanan dan disebut “Nyili-nyili” yang dapat disamakan dengan wilayah provinsi kerajaan. “Nyili-nyili” tersebut meliputi “Nyili Seba-seba yang mencakup pulau
Tidore dan Halmahera bagian barat yaitu Oba Utara, Oba Tengah, Oba, dan Oba Selatan, “Nyili lofo-lofo” yang meliputi Wasile Maba, Weda, Patani, dan Gebe, serta “Nyili Gulu-gulu” yang mencakup
Kepulauan Raja Ampat, Papua Gam Sio (Sembilan Negeri di Papua) se Ma for Soa Raha, termasuk Seram Timur, Kei dan Aru atau pulau-pulau tenggara jauh.
Sejarah mencatat bahwa
Tidore pada masa lampau merupakan
Kota bandar internasional yang menjadi salah satu pusat kawasan rempah dunia bersama Ternate, Moti, Bacan dan lainnya yang secara internasional dikenal sebaga Dunia Maluku.
Tidore sebagai bagian dari
Kepulauan Maluku pada saat itu menjadi titik temu dan perkenalan nusantara dengan dunia luar. Perdagangan rempah-rempah telah menempatkan
Kepulauan Maluku sebagai bandar niaga penting dunia yang telah tercatat sejak periode Dinasti Tang pada abad ke-7 (618-907 M).
Tidore juga melahirkan tokoh-tokoh besar yang berdedikasi dan kontribusinya dalam pentas sejarah Indonesia, seperti Sultan Malikiddin Mansyur Kaicil Maluku, Sultan Syaifuddin Iskandar Zulkarnain atau Jou
Kota. Pahlawan yang paling terkenal secara nasional adalah Sultan Saidul Jehad el Ma’bus Amiruddin Syah Kaicil Paparangan atau dikenal dengan Sultan Nuku (1738 – 1805), yang mana sejarah perlawanannya terhadap Belanda telah diakui, sehingga dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional. Selain itu, ada Sultan Ahmadul Mansyur Sirajuddin yang menjadi salah satu peletak dasar gagasan toleransi antar umat beragama dengan mengirimkan beberapa bobato (Menteri) Kesultanan
Tidore untuk mendampingi perjalanan Otto-Geisller dari Misi Jesuit untuk misi Perkabaran Injil di tanah Papua (Mansinam/Manokwari).
Setelah Papua masuk ke wilayah Republik Indonesia, statusnya berubah menjadi ibu
Kota daerah administratif Halmahera tengah dengan ibu
Kota Soasio. Tahun 1990, status daerah administratif berubah menjadi Kabupaten Halmahera Tengah. Pada tahun 2003,
Tidore menjadi
Kota dengan nomenklaturnya
Kota Tidore Kepulauan, dengan penjabat wali
Kota pertama adalah Drs. M. Nur Djauhari dan penjabat wali
Kota kedua adalah Drs. Mahmud Adrias.
Geografi
Secara astronomis,
Kota Tidore Kepulauan berada antara 0°47'20,92" LU dan 127°37'7,02" BT sampai dengan 0°1'27,56" LS dan 127°47'47,42" BT, serta antara 0°34'21,78" LU dan 127°49'53,79" BT sampai dengan 0°43'57,99" LU dan 127°21'43,03" BT. Total luas wilayah
Kota Tidore Kepulauan adalah ±2.875,09 km² yang terdiri dari daratan dengan luas ±1.703,16 km² dan lautan dengan luas ±1.171,93 km², serta memiliki panjang garis pantai ±245,38 km. Wilayah
Kota Tidore Kepulauan meliputi sebagian daratan utama Pulau Halmahera dan 16 pulau lainnya yang masuk dalam kategori pulau kecil seperti : Pulau
Tidore, Pulau Maitara, Pulau Mare, Pulau Failonga, Pulau Sibu, Pulau Woda, Pulau Raja, Pulau Guratu, Pulau Tameng, Pulau Joji, Pulau Taba/Tawang, Pulau Pasi Raja/Pasi Lamo, Pulau Pasi Kene, Pulau Doyado Madola, Pulau Sosa Gamgau 1, dan Pulau Sosa Gamgau 2.
= Batas wilayah
=
Kota Tidore Kepulauan berbatasan dengan
Kota/kabupaten lainnya di wilayah Maluku Utara, yaitu:
= Topografi
=
Daerah Kota Tidore Kepulauan secara fisiografis dapat dibagi manjadi 2 (dua) bentukan utama, yaitu: pada daerah Pulau Tidore dan Pulau Halmahera. Pulau Tidore memiliki batuan bentukan asal gunung api. Batuan ini memiliki kelerengan bervariasi mulai dari 2% hingga lebih dari 40%, hal ini sesuai dengan jenis bentukan asal batuan vulkanik. Sedangkan, wilayah Kota Tidore Kepulauan yang berada di daratan Pulau Halmahera memiliki karakteristik geomorfologi yang meliputi dataran alluvial, perbukitan denudasional, perbukitan denudasional ultramafik, plato, dan monoklin.
Dilihat dari topografi tiap pulau, hanya Pulau Tidore yang memiliki topografi yang curam dibandingkan dengan tiga gugusan pulau terdekatnya, yaitu berkisar antara 15–40% dan bahkan sebagian >40%. Daerah-daerah yang mempunyai topografi datar sampai landai di Pulau
Tidore dapat ditemui di Kelurahan Dowora, sebagian Kelurahan Indonesiana, Rum, dan Ome.
= Iklim
=
Seperti wilayah lain di Indonesia,
Kota Tidore Kepulauan beriklim tropis dengan kelembapan dan suhu udara yang selalu konstan sepanjang tahunnya. Oleh karena wilayahnya yang dilalui garis khatulistiwa,
Kota Tidore Kepulauan termasuk dalam kategori iklim tropis ekuatorial dengan curah hujan yang cenderung tinggi sepanjang tahun.
Pemerintahan
=
= Dewan Perwakilan
=
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD
Tidore dalam tiga periode terakhir.
= Daftar Kecamatan
=
Kota Tidore Kepulauan terdiri atas 8 kecamatan, 40 kelurahan, dan 49 desa dengan luas wilayah 1.645,73 km² dan jumlah penduduk 111.431 jiwa (2017). Kode Wilayah
Kota Tidore Kepulauan adalah 82.72.
Pendidikan
Sarana pendidikan di
Kota ini cukup lengkap, dengan dua perguruan tinggi yaitu Universitas Nuku dan STMIK
Tidore Mandiri, Akbid Gatra Buana dan Universitas Bumi Hijrah di Sofifi.
Pariwisata
Beberapa objek wisata yang ada di
Kota ini adalah pantai Ake Sahu, taman laut Pulau Maitara, museum Kesultanan
Tidore Sonyine Malige, pantai Cobo, benteng Tahua dan tugu pendaratan "Sebastiano De Elcano" (pelaut dari Spanyol). Wisata Pulau Failonga. Untuk Wisata Spiritual Kelurahan Gurabunga menjadi tempat tujuan utama serta Beberapa Makam Aulia yang muncul dengan sendirinya yang disebut JERE.
= Makanan Khas
=
Makanan khas
Kota ini yang tidak terdapat di daerah lain di Maluku Utara adalah lapis
Tidore, kue bilolo, kue kale-kale, kue abu, mam raha, tela gule, uge ake, dan popeda. Serta Kumpulan makanan adat yang dinamakan Ngam Saro.
= Budaya
=
Barifola adalah tradisi gotong-royong masyarakat
Tidore dalam hal membangun rumah warga yang tidak mampu.
Kesehatan
Transportasi
Transportasi yang ada di
Kota ini adalah mikrolet, becak motor, ojek . Untuk ke
Kota ini, bisa di tempuh dari
Kota Ternate dengan feri dengan waktu tempuh 30 menit dan speedboat yang waktu tempuhnya tak sampai 10 menit dari Ternate. Di
Kota ini juga terletak Kelurahan Sofifi, Kecamatan Oba Utara yang merupakan ibu
Kota defenitif provinsi Maluku Utara. Rencananya setelah infrastruktur pemerintahan dan fasilitas lainnya dibangun, aktivitas pemerintahan akan dipindahkan dari Ternate ke daerah ini.
Sofifi berada di kecamatan Oba Utara pulau Halmahera. Untuk diketahui, wilayah
Kota Tidore Kepulauan terdiri dari Kecamatan
Tidore Utara, Kecamatan
Tidore Selatan,
Tidore Timur dan Kecamatan
Tidore (terletak di pulau
Tidore) dan Kecamatan Oba, Oba Tengah, Oba Selatan serta Kecamatan Oba Utara (terletak di pulau Halmahera).
Salah satu tokoh asal
Tidore yang terkenal adalah Sultan Nuku yang juga telah diangkat sebagai pahlawan nasional. Nama tokoh ini juga diabadikan sebagai nama kapal perang KRI Nuku. Tokoh lainnya adalah Zainal Abidin Syah, gubernur pertama Papua Barat tahun 1950-an yang pada waktu itu beribu
Kota di Soa Sio
Tidore.
Referensi
Pranala luar