Kotak hitam (bahasa Inggris: black box, flight recorder) adalah sekumpulan perangkat yang digunakan dalam bidang transportasi - umumnya merujuk kepada perekam data penerbangan (flight data recorder; FDR) dan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder; CVR) dalam pesawat terbang.
Fungsi dari
Kotak hitam sendiri adalah untuk merekam pembicaraan antara pilot dengan pemandu lalu lintas udara atau air traffic control (ATC) serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan. Walaupun dinamakan
Kotak hitam tetapi sesungguhnya
Kotak tersebut tidak berwarna
hitam tetapi berwarna jingga (oranye). Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pencarian jika pesawat itu mengalami kecelakaan.
Penempatan
Kotak hitam ini dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan. Umumnya terdapat dua unit
Kotak hitam yang terdiri dari cockpit voice recorder (alat perekam suara di ruang kemudi pilot) dan flight data recorder (alat rekam data penerbangan), pada abad ke-20, pabrik elektronik ini menggabungkan kedua alat ini yang kemudian populer sebagai nama combi box recorder yaitu kombinasi dari data dan suara. Kedua alat tersebut memilki fungsi pemantauan dari ruang kemudi, tetapi data rekaman yang terletak pada recorder data tersebut umumnya diletakkan pada bagian ekor pesawat, yang merupakan bagian yang utuh ditemukan serta mudah terlepas dari struktur pesawat utama. Setelah banyaknya kejadian kecelakaan pesawat maka ICAO mengeluarkan anjuran baru dimana perusahaan penerbangan wajib mengimplementasikan Aircraft Tracking System
Asal penemuan
Terdapat berbagai versi dalam penemuan
Kotak hitam atau alat perekam dalam dunia penerbangan. Terlebih lagi ketika kecelakaan pesawat terbang, sering kali pesawat hancur sehingga sulit dicari sebab kecelakaan tersebut. Hal tersebut mendorong Dr. Sona Candranata, seorang ahli ledakan, membuat alat yang dapat merekam semua informasi sebelum terjadi kecelakaan.
Idenya diambil dari sebuah alat tape recorder yang berukuran saku yang dibuat di Australia, untuk dilanjutkan menjadi alat yang merekam semua arus komunikasi dalam penerbangan. Alat ini ini bisa merekam suara pilot dan semua data yang diterima dari 8 alat yang berbeda. Semua data ini bisa dipisah dan menghasilkan data yang akurat tentang penyebab kecelakaan. Alat ini kemudian dirancang untuk digunakan dalam perawatan dan pemeliharaan pesawat. Sehingga diketahui bagian mana yang mengalami tekanan.
Alat rekaman ini kemudian dimasukkan dalam
Kotak baja yang kuat untuk menjaga agar tidak ikut hancur ketika kecelakaan pesawat.
Kotak ini kemudian dilapisi Asbes tahan api sehingga kabel-kabelnya tidak ikut rusak karena panas.
Masalah lain adalah ketika kekhawatiran pembicaraan para pilot selama penerbangan tersiar ke masyarakat umum dan disalahgunakan. Untuk mengatasi ini, dibuatkan komputer khusus yang disambungkan ke perekam. Dengan bantuan grafik, bisa dihasilkan gambar dari setiap kejadian.
Asal istilah
= Red Egg
=
Istilah
Kotak hitam muncul ketika selepas pertemuan mengenai perekam penerbangan komersial pertama yang dinamai "Red Egg" karena warna dan bentuknya, seseorang berkomentar: "Ini adalah
Kotak hitam yang menakjubkan".
Kotak hitam adalah istilah yang lebih humoris dan hampir tidak pernah digunakan dalam industri keselamatan penerbangan. Perekam ini secara umum tidak berwarna
hitam, tetapi biasanya oranye terang (lihat gambar) karena ditujukan agar mudah dicari dan ditemukan setelah terjadi suatu insiden.
= Box-of-tricks
=
Asal alternatif untuk istilah ini adalah dari terminologi RAF ketika Perang Dunia II. Selama periode inovasi elektronik baru pada 1940-1945, benda seperti Oboe, GEE dan H2S dipasang pada pesawat (biasanya pesawat pengebom) secara rutin. Purwarupanya ditutupi
Kotak besi buatan dan dicat
hitam untuk mencegah pemantulan. Setelah beberapa waktu, barang elektronik "baru" apapun disebut sebagai "
Kotak trik" (box-of-tricks) atau "
Kotak hitam" (black box). Ekspresi ini meluas hingga masa penerbangan sipil setelah perang dan akhirnya penggunaan secara umum.
Pengembangan teknologi
Alat perekam dalam penerbangan ini, Flight Data Recorder (FDR) atau Cockpit Voice Recorder (CVR), umumnya menggunakan pita perekam selayaknya kaset pada tape recorder. Namun perkembangan baru, kini telah digunakan FDR atapun CVR yang merekam menggunakan chip memory khusus.
Ketika terjadi insiden 11 September 2001 yang dikenal dengan 9-11, muncul usulan dari pihak keselamatan penerbangan agar kokpit persawat dilengkapi dengan Video Data Recorder yang merekam aktivitas dan situasi pilot saat penerbangan termasuk menit-menit terakhir dalam kecelakaan untuk melihat situasi sebenarnya.
Pranala luar
Database perekam suara kokpit (Inggris)
Popular Mechanics, March 19, 2008 Diarsipkan 2008-05-09 di Wayback Machine.
"Beyond the Black Box: Instead of storing flight data on board, aircraft could easily send the information in real time to the ground," by Krishna M. Kavi, IEEE Spectrum, August 2010
etep, Flight Recorder designer
Finnish Mata-Hari Flight Recorder in Museums of Tampere City
Egypt Air trigger ICAO for Aircraft tracking system