Lokomotif CC206 adalah
Lokomotif diesel elektrik produksi General Electric Transportation, Amerika Serikat untuk Indonesia yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Lokomotif ini dilengkapi dua bogie dengan konfigurasi C-C (Co'Co'), yaitu tiga buah roda penggerak di setiap bogienya. Terdapat perbedaan dengan
Lokomotif diesel elektrik buatan GE lain pada jenis yang sama, yaitu dilengkapi dua kabin masinis di ujung muka dan belakang, seperti
Lokomotif di Eropa pada umumnya.
Lokomotif CC206 diperuntukkan untuk keperluan angkutan barang dan penumpang di Pulau Jawa. Sementara di Sumatera Selatan,
Lokomotif ini hanya diperuntukkan untuk keperluan angkutan barang.
Terdapat perbedaan antara
Lokomotif CC206 dan
Lokomotif sebelumnya, antara lain tenaga lebih besar dan tingkat emisi gas buang lebih rendah. Dengan berat
Lokomotif mencapai 90 ton (89 ton panjang; 99 ton pendek) dengan beban gandar sebesar 15 ton (15 ton panjang; 17 ton pendek) maka jalur rel di Jawa disesuaikan untuk mengakomodasi
Lokomotif ini
CC206 merupakan
Lokomotif terakhir produksi GE Transportation yang didesain, diproduksi, dan diekspor secara khusus untuk Indonesia, sebelum divisi tersebut dijual oleh General Electric ke Wabtec pada tahun 2018–2019.
Latar belakang
Keberadaan
Lokomotif berkabin ganda di Indonesia berawal dari
Lokomotif berusia tua yang pernah beroperasi, seperti
Lokomotif CC200, BB301, BB304, dan BB305 CFD. Namun, semua
Lokomotif tersebut telah berumur lebih dari 30–40 tahun dan banyak dilakukan pengafkiran/perucatan—
Lokomotif CC200 yang berusia di atas 60 tahun dan seluruh BB305 kini telah dirucat.
Lokomotif berkabin ganda tersebut dirancang supaya tidak perlu diputar di pemutar rel sebelum beroperasi.
Pada dasawarsa 2000-an, PT KAI memiliki gagasan untuk memesan
Lokomotif yang kuat, berkabin ganda, dilengkapi teknologi komputer GE BrightStar™ Sirius yang sebelumnya juga dimiliki oleh
Lokomotif CC204, serta memiliki layar monitor komputer.
Dalam beberapa tahun terakhir, pengadaan CC204 dinilai kurang efisien. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya produksi
Lokomotif per tahun, tetapi kebutuhan akan
Lokomotif cukup banyak. Gagasan dalam pemesanan
Lokomotif CC206 ke General Electric muncul pada 2010 untuk menambah armada PT KAI, digunakan untuk keperluan angkutan barang di Pulau Jawa. Selain itu,
Lokomotif ini dipesan dalam jumlah banyak. PT KAI mampu mendatangkan seratus unit hanya dalam setahun meskipun didatangkan dalam beberapa generasi—dibandingkan dengan pengadaan 37 unit
Lokomotif CC204 yang membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun.
= Pengadaan
=
Pada 2012, PT KAI memesan seratus unit
Lokomotif CC206 (CM20EMP) tanpa bogie buatan General Electric Transportation dengan nilai kontrak sebesar Rp4 triliun. Bogie
Lokomotif dirakit oleh PT Barata Indonesia (Persero).:44 Pada 2013, 100 unit
Lokomotif CC206 yang dipesan tiba secara bertahap di Pelabuhan Tanjung Priok.
Lokomotif-
Lokomotif tersebut kemudian diangkut ke Balai Yasa Yogyakarta untuk dilakukan pemasangan bogie.
Pada tahun 2015, PT KAI kembali memesan 50 unit
Lokomotif CC206 kepada General Electric. Sebanyak 39 unit
Lokomotif tiba pada 2015, sementara 11 unit sisanya tiba pada 2016. Saat ini, seluruh
Lokomotif CC206 telah berada di Indonesia dan digunakan untuk keperluan kereta api penumpang dan barang.
Data teknis
=
Desain
Lokomotif CC206 memiliki kemiripan dengan salah satu
Lokomotif GE yang beroperasi di Australia, yaitu
Lokomotif Class 2800 (GE CM30-8) milik Queensland Rail. Sementara itu, desain kabin memiliki kemiripan dengan
Lokomotif milik China Railway, yaitu China Railways HXN5 (GE ES59ACi) dan
Lokomotif milik Indian Railways, yaitu Indian Locomotive Class WDG-4G (GE ES43ACmi). Lampu
Lokomotif seperti lampu kabut dan lampu semboyan masih mengikuti desain
Lokomotif GE sebelumnya yang beroperasi di Indonesia.
= Mesin, spesifikasi Lokomotif, dan perangkat elektronik
=
Lokomotif CC206 menggunakan mesin delapan silinder, GE 7FDL-8 mesin yang sama digunakan pada
Lokomotif GE untuk KAI sebelumnya namun daya yang dihasilkan sedikit lebih besar yakni 2250 hp serta emisi gas buang lebih rendah.
Lokomotif ini dilengkapi perangkat elektronik komputer GE BrightStar™ Sirius yang dipadukan dengan layar monitor GE Integrated Function Display™ (GE IFD) seperti
Lokomotif Dash-sehingga menjadikan
CC206 sebagai
Lokomotif yang dilengkapi layar monitor komputer kendali kedua di Indonesia setelah CC205 dan
Lokomotif GE pertama di Indonesia dengan layar tampilan. Berbeda dengan
Lokomotif CC204 yang juga menggunakan perangkat elektronik komputer GE BrightStar™ Sirius, tetapi tidak memiliki layar monitor seperti di
Lokomotif CC206.
Lokomotif ini memiliki klakson yang "Berbeda dan terdengar lebih keras dari
Lokomotif sebelumnya" karena menggunakan jenis klakson "Nathan P-2 Horn" sehingga ia dijuluki sebagai "Si Puong" atau "Puongs" oleh penggemar kereta api. Selain itu
Lokomotif ini juga memiliki julukan "Muka Dua" karena memiliki dua kabin masinis dan juga "Badut".
Daya angkut
Lokomotif ini bisa mencapai 20 gerbong terbuka 50 ton (49 ton panjang; 55 ton pendek), 33-35 gerbong datar, gerbong ketel dan gerbong tertutup maupun 16 kereta penumpang untuk satu
Lokomotif penarik.
Alokasi
Lokomotif CC206 generasi pertama ditempatkan di seluruh depo induk
Lokomotif yang berada di Pulau Jawa untuk keperluan angkutan penumpang (termasuk menarik rangkaian kereta panjang) maupun barang, kecuali Depo Induk Madiun dan Depo Induk Jember.
Sebanyak sebelas
Lokomotif CC206 generasi kedua pada awalnya dialokasikan di Jawa, sementara 28 unit
Lokomotif generasi IIA dan 11 unit
Lokomotif generasi IIB dialokasikan di Depo Kertapati, Palembang, yang berada di Divisi Regional III Palembang—
Lokomotif sebelumnya dilakukan uji coba di Jawa. Mulai 26 Februari 2021,
Lokomotif CC206 15 09 dan CC 206 15 10 serta
Lokomotif CC206 15 08 dan
CC206 15 11 per 1 April 2024, yang sebelumnya milik Depo
Lokomotif Sidotopo Surabaya, telah dimutasi ke Depo
Lokomotif Kertapati Palembang untuk kebutuhan angkutan batubara.
Di Sumatera Selatan,
Lokomotif CC206 hanya digunakan untuk menarik kereta api barang, terutama angkutan batu bara di Divre III Palembang.
Insiden
Pada 12 September 2013, terjadi kebakaran permukiman penduduk di Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang yang mengakibatkan
Lokomotif CC206 13 16 yang melangsir kereta api angkutan BBM Pertamina terbakar.
Pada 4 April 2014, pukul 18.30 WIB, kereta api Malabar anjlok di km 224, Kampung Terung, Mekarsari, Kadipaten, Tasikmalaya karena terjadi tanah longsor. Kejadian ini mengakibatkan
Lokomotif CC206 13 55 BD (sekarang CPN) beserta dua kereta kelas eksekutif terperosok lalu keluar rel. Akibat beratnya medan, proses evakuasi
Lokomotif CC206 13 55 terhambat. Imbas pada kejadian tersebut, lalu lintas jalur selatan Jawa di koridor Bandung–Kutoarjo terhambat.
Pada 4 Mei 2014,
Lokomotif CC206 13 69 yang menarik kereta api Bogowonto beserta gerbong pembangkit (P 0 08 01) terguling setelah menabrak truk kontainer di Cirebon, Jawa Barat.
Pada 23 Mei 2015,
CC206 13 23 yang menarik kereta api Bangunkarta tergelincir dan terguling di Stasiun Waruduwur, Cirebon dan menabrak rangkaian KA 2502 kereta api pipa besar.
Pada 29 Agustus 2015,
Lokomotif CC206 15 07 menabrak sepur badug dan sebuah warung di dekat Balai Yasa Yogyakarta karena gagal uji rem. Manager Corporate Communication Daerah Operasi VI Yogyakarta, Gatut Sutiyatmoko, meyakini bahwa kejadian tersebut murni disebabkan oleh kegagalan rem. Saat itu, balai yasa bekerja sama dengan GE Transportation untuk melakukan uji coba
Lokomotif CC206.
Pada 9 September 2016,
Lokomotif CC206 13 13 yang menarik kereta api semen ditabrak kereta derek pemeliharaan listrik aliran atas (LAA) di km 46+500 petak Bojonggede–Cilebut, tidak jauh dari Stasiun Bojong Gede. Kejadian ini mengakibatkan kabin
CC206 tersebut rusak dan mengganggu jadwal perjalanan KA Commuter Jabodetabek lintas Bogor-Jakarta.
Pada 20 Mei 2017 pukul 10.30 WIB,
Lokomotif CC206 13 92 YK yang menarik KA 1 Argo Bromo Anggrek tujuan Stasiun Gambir terbakar setelah menabrak mobil di perlintasan tak berpalang, 500 meter (0,31 mi) dari Stasiun Sedadi. Kejadian ini mengakibatkan empat penumpang mobil tewas, sementara perjalanan KA Argo Bromo Anggrek terhambat karena menunggu
Lokomotif penolong dari Depo
Lokomotif Semarang Poncol.
Pada 21 Mei 2017 pukul 21.52 WIB,
Lokomotif CC206 13 69 YK—
Lokomotif yang pernah mengalami kecelakaan KA Bogowonto pada 2014—yang menarik KA 3 Argo Bromo Anggrek tujuan Stasiun Gambir mengalami kerusakan di bagian depan akibat menabrak mobil bak terbuka di Randublatung, Blora.
Pada 30 Maret 2023,
Lokomotif CC206 13 99 BD yang menarik KA Turangga menabrak truk pakan ternak di perlintasan kereta api nomor 76 antara Stasiun Jombang-Stasiun Sembung di Jatipelem, Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kecelakaan disebabkan karena truk yang mogok saat berada di perlintasan.
Lokomotif CC206 13 99 ringsek, sementara tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun lalu lintas kereta api jalur selatan dan utara Pulau Jawa di koridor Madiun–Surabaya lumpuh.
Pada 29 September 2023
Lokomotif CC206 13 46 SDT yang menarik KA Jayakarta menabrak forklift di perlintasan sebidang Kampung Baru dipetak antara Stasiun Lemahabang dan Kedunggedeh, Desa Tanjungbaru, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kecelakaan disebabkan oleh forklift yang tersangkut di badan rel.
Lokomotif CC206 13 46 SDT Keluar dari jalur dan bogienya penyok yang menyebabkan
Lokomotif tidak dapat berjalan dan harus menggunakan roda tambahan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Pada 17 Oktober 2023 pukul 13.15 WIB KA Argo Semeru (KA 17) dengan
Lokomotif CC206 15 05 SDT menuju Jakarta Gambir anjlok hingga keluar jalur di km 520+4 petak antara Stasiun Sentolo dan Wates, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Setelah berselang beberapa saat, KA Argo Wilis (KA 6) dengan
Lokomotif CC206 13 53 BD mengarah Surabaya Gubeng menyerempet rangkaian KA Argo Semeru dan terdapat kerusakan pada bagian kiri
Lokomotif. Penyebab dari kecelakaan ini adalah terdapat perbaikan rel yang belum selesai. Tidak ada korban jiwa atas peristiwa tersebut, tetapi jalur selatan Jawa di koridor Kutoarjo–Yogyakarta lumpuh total karena tertutup oleh kedua kereta tersebut. [Informasi lebih lanjut]
Pada 5 Januari 2024 pukul 06.03 WIB, terjadi adu banteng yakni tabrakan antara KA 350 Commuter Line Bandung Raya dan KA 65A Turangga di petak KM 181+700 antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka. Insiden ini melibatkan dua
Lokomotif.
Lokomotif CC201 77 17 CN ringsek parah sedangkan
Lokomotif CC206 13 97 BD rusak di bagian underframe. Insiden ini telah memakan korban jiwa pegawai Kereta sebanyak 4 orang dan 37 orang lainnya mengalami luka-luka. [Informasi lebih lanjut]
Galeri
Lihat pula
CC201
CC202
CC203
CC204
CC205
Referensi
= Kutipan
=
= Daftar pustaka
=
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia Diarsipkan 2015-11-25 di Wayback Machine.