Lokomotif D301 adalah
Lokomotif diesel hidraulik buatan pabrik Fried Krupp, Jerman.
Lokomotif ini mulai dinas sejak 1962, dan
Lokomotif ini merupakan adik dari
Lokomotif D300 yang memiliki model serupa dan diproduksi oleh pabrik yang sama.
Lokomotif ini bergandar D', artinya
Lokomotif ini memiliki empat gandar penggerak yang saling terhubung dalam satu bogie.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 250 kW (340 hp).
Lokomotif ini biasa digunakan untuk melangsir kereta penumpang ataupun kereta barang, dan sesekali menarik kereta api jarak pendek apabila dibutuhkan.
Lokomotif ini dapat berjalan dengan kecepatan maksimum yaitu 80 km/h (22 m/s), meskipun sering kali dijalankan dengan kecepatan lebih rendah dari itu karena dinasan langsir pada umumnya dilakukan pada kecepatan rendah.
Lokomotif ini terdapat di berbagai depo
Lokomotif dengan jumlah yang jauh lebih banyak dari D300, maka hampir seluruh depo
Lokomotif di Pulau Jawa memiliki
Lokomotif D301 sebagai
Lokomotif langsirnya.
Sejarah
Sebanyak 80 unit
Lokomotif D301 hadir di Indonesia pada tahun 1962 dan digunakan untuk langsiran seperti halnya
Lokomotif D300. Sejak awal dinasnya,
Lokomotif ini memang diutamakan untuk dinas langsiran kereta api, menggantikan
Lokomotif uap kecil seperti C11, C12, C13, C14, dan C15. Kegiatan pelangsiran dipandu oleh juru langsir, dan dilakukan di wilayah stasiun atau di luar wilayah stasiun dengan mempertimbangkan tidak mengganggu perjalanan kereta api.
Meskipun demikian, terkadang kereta api jarak pendek dengan kecepatan rendah juga ditarik oleh
Lokomotif ini.
Lokomotif D301 sangat optimal untuk berjalan di jalur rel ringan (tipe R25 atau R33), karena beban gandarnya lebih ringan, dan karena inilah
Lokomotif D301 (bersama saudaranya, D300), sering digunakan pada jalur cabang yang pada umumnya memiliki jalur rel ringan.
Lokomotif D301 pun berpengalaman untuk menarik kereta api jarak pendek pada jalur cabang, dengan kereta campuran antara 2 kereta penumpang dan 3 gerbong barang pada rute Semarang-Demak, Rembang-Blora, Demak-Purwodadi-Gambringan, Yogyakarta-Bantul-Palbapang, Yogyakarta-Magelang, serta Purwosari-Wonogiri.
Lokomotif ini juga merupakan perintis modernisasi
Lokomotif di Madura hingga ditutup tahun 1987.
Batas kecepatan izin untuk langsiran dengan
D301 adalah 30 km/h (8,3 m/s) dan ketika melewati peron atau akan dirangkai kecepatannya harus dikurangi hingga 5 km/h (1,4 m/s) saja. Pada kegiatan langsiran pada malam hari (sekitar pukul 18.00 hingga 06.00) lampu
Lokomotif D301 dinyalakan sebagai tanda
Lokomotif langsir.
Lokomotif ini serupa dengan saudaranya,
Lokomotif D300, namun memiliki perbedaan pada beratnya, yakni D300 memiliki berat yang lebih berat, 34 ton (33 ton panjang; 37 ton pendek). Perbedaannya adalah
Lokomotif D300 hanya memiliki 1 lampu pada kotak lampu baik di depan maupun belakangnya, sementara
Lokomotif D301 memiliki 2 lampu. Meskipun demikian, sebagian
Lokomotif D300 dijadikan dua bola lampunya, seperti
D301. Untuk memperpanjang masa pakai
Lokomotif ini, baik
Lokomotif D300 dan
D301 kemudian mengalami repowering pada tahun 1992.
Seiring waktu, karena keterbatasan suku cadang, ditambah dengan kebijakan PT KAI yang kini menggunakan
Lokomotif jalur utama seperti CC201 dan CC203 untuk membantu dinasan langsir, ikut menggeser
Lokomotif langsir seperti D300,
D301, dan BB300. Jumlah
Lokomotif D301 pun semakin berkurang, meskipun karena jumlahnya yang banyak, pengurangan jumlahnya tidak begitu terasa seperti D300.
Namun, pada akhirnya
Lokomotif D301 memiliki nasib yang lebih beruntung dari D300 karena hingga kini masih digunakan untuk dinasan langsiran walaupun hanya dilakukan di dalam lingkungan Balai Yasa (bengkel kereta) seperti di Balai Yasa Manggarai dan Yogyakarta. Sementara 1 unit
Lokomotif yaitu D 301 24 beroperasi sebagai
Lokomotif penarik kereta wisata di Museum Kereta Api Ambarawa.
Preservasi
Lokomotif D301 kini sudah ada beberapa unit yang dipreservasi, dengan jumlah yang cukup banyak untuk ukuran
Lokomotif diesel. Salah satu contohnya yaitu D 301 24 sebagai penarik kereta wisata di Museum Kereta Api Ambarawa, menemani
Lokomotif D 300 23 yang memiliki tugas yang sama. Keduanya menggunakan livery kuning-hijau khas PJKA. Begitu juga dengan
Lokomotif D 301 28 yang menjadi sarana latih di Sekolah Tinggi Transportasi Darat, Bekasi.
Selain unit yang masih bisa berjalan, ada juga
Lokomotif D301 yang dipasang sebagai pajangan statis, seperti
Lokomotif D 301 22 di Stasiun Tugu Yogyakarta, D 301 59 di Stasiun Semarang Tawang. dan D 301 13 di jalan PB. Sudirman di dekat Stasiun Jember.
Galeri foto
Lihat pula
D300
BB300
Referensi
Catatan