Luviana atau
Luviana ariyanti adalah jurnalis cum aktivis yang selama 25 tahun bekerja sebagai jurnalis yang memperjuangkan perempuan dan kelompok marjinal untuk kebebasan berpendapat dan bereskpresi di media.
Luviana pernah bekerja di Metro TV, Jurnal Perempuan, Kantor Berita Radio (KBR) dan sejak tahun 2016 merupakan founder dan Pemimpin Redaksi media perempuan Konde.co.
Sejak tahun 1999 bergabung menjadi anggota dan saat ini Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia. Juga menjadi Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Serikat Sindikasi, Serikat Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI) di tahun 2017-2021
Saat ini ia juga menjadi dosen pengajar di sejumlah universitas di Jakarta.
Penghargaan
1.Untuk kontribusinya di bidang media dan kebebasan berekspresi,
Luviana mendapatkan sejumlah penghargaan: Tasrif Award dari AJI Indonesia (2013), lalu LBH Jakarta Award (2015), nominasi N- Peace Award dari United Nation/ UN (2014).
2. Filmnya berjudul “More than Work” yang berkisah tentang potret buram tubuh perempuan di media masuk dalam nominasi short documentary Festival Film Dokumenter (2019), sebuah festival film documenter pertama di Asia Tenggara.
3. Filmnya tentang perjuangan nelayan “Di Ujung Laut” diputar di Bioskoponline.com.
4.
Luviana ariyanti menjadi perwakilan pekerja media dan women human right defenders yang menyampaikan pidato statemen tentang kondisi media di Indonesia pada kunjungan Komisioner Tinggi HAM PBB, Zeid Ra'ad Al Husein di Komnas Perempuan (Februari 2018).
Di tahun 2021,
Luviana mewakili pekerja media berpidato dalam forum regional “ Women Workers Strike” bersama 50 pemimpin organisasi perempuan dari 20 negara di Asia Tenggara yang diadakan Asia Pacific Forum on Women, Law and Development (APWLD)
Di bidang pendidikan,
Luviana merupakan lulusan ilmu komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Thailand dan lulusan pascasarjana komunikasi politik Universitas Paramadina.
Buku
1.Penulis sejumlah buku tentang jurnalisme dan media antaralain: penulis buku “Akuntabilitas Rating/ Share Media Penyiaran di Indonesia”, (AJI dan Tifa Foundation, Juni 2016).
2. Penulis Modul Training for Journalist : CEDAW (The Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women)/ Konvensi Anti Diskriminasi Terhadap Perempuan (UN Women, Solidaritas Perempuan) (2016).
3. Penulis Buku tentang media dan perempuan “Jejak Jurnalis Perempuan” AJI dan FNV (2012).
4. Penulis Buku “ Jurnalisme Peduli Anak” , Aliansi Jurnalis Independen dan UNICEF(2006).[1]
5. Peneliti dan penulis Buku “Media,Gender dan Kesehatan Reproduksi : Preferensi Jurnalis “ (LP3Y, 2004).
6. Peneliti dan penulis riset tentang bagaimana media menuliskan soal RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dan bagaimana menulis soal kekerasan seksual.
7. Penulis dan peneliti riset Buku “Their Story: Riset Media Memandang Keragaman Gender dan Seksual Non Normatif”.
8. Editor Buku “Ini Ceritaku Dulu dan Kini” Kumpulan cerita kehidupan Pekerja Rumah Tangga (PRT) dan riset tentang bagaimana media menulis soal PRT.
9. Peneliti dan penulis riset Konde.co yang didukung Yayasan IPAS Indonesia menemukan tentang bagaimana media menuliskan tentang aborsi di media.
Referensi