Maparah adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Panjalu, Kabupaten
Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Nama "Maparah" merupakan sebuah akronim yang mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat desa tersebut. Akronim ini terdiri dari:
M: Mandiri
A: Aktif dan Kreatif
P: Peduli
A: Agamis
R: Ramah
A: Aman dan Nyaman
H: Harmonis
Desa Maparah dikenal karena komitmen warganya dalam menjunjung tinggi kemandirian, kreativitas, kepedulian, dan nilai-nilai keagamaan. Selain itu, suasana yang ramah, aman, dan harmonis menjadi ciri khas dari kehidupan sosial di desa ini.
Sejarah
Maparah adalah sebuah desa yang memiliki peran penting dalam sejarah Panjalu. Dayeuhluhur Cileteng, yang sekarang termasuk wilayah desa Maparah, pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan Panjalu dari masa Prabu Sanghyang Rangga Gumilang hingga masa Prabu Sanghyang Cakradewa.
Selama masa pemerintahan Prabu Sanghyang Cakradewa, keraton dipindahkan dari Dayeuhluhur ke Nusa Gede. Dayeuhluhur Cileteng kemudian menjadi tempat pertapaan raja-raja Panjalu, termasuk Prabu Sanghyang Cakradewa sendiri. Lokasi ini begitu dihormati hingga Presiden Soekarno pernah berziarah ke tempat ini untuk mencari petunjuk dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Setelah Prabu Sanghyang Cakradewa wafat, Aria Wiradipa, putra Aria Sacanata, bersama keluarganya dari kerajaan Talaga, menetap di Maparah. Mereka membangun rumah, sawah, dan perkebunan di desa ini. Makam Aria Wiradipa juga terletak di Maparah.
Selain itu, Maparah juga menjadi tempat tinggal para prajurit yang mengantar jenazah Hariang Kuning dari Kawasen ke Panjalu. Prajurit-prajurit ini akhirnya menetap di Maparah dan menjadi leluhur dari masyarakat Kampung Cibungur.
Dengan demikian, Maparah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah Panjalu, mulai dari pusat pemerintahan, tempat pertapaan raja, tempat tinggal keluarga kerajaan, hingga tempat bermukimnya leluhur masyarakat setempat.
Geografis
Desa Maparah terletak pada koordinat -7.114340° LS dan 108.302200° BT. Wilayah desa ini berbatasan dengan Desa Bahara dan Desa Panjalu di sebelah barat, Desa Ciomas dan Sandingtaman di sebelah selatan, Desa Sindanglaya dan Merkarwangi di sebelah timur, serta Karang Paningal dan Sadewata di sebelah utara.
Desa Maparah berada di ketinggian 624 meter di atas permukaan laut (mdpl), dan titik tertinggi di Desa Maparah adalah Puncak Joho, dengan ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut (mdpl) Luas wilayah Desa Maparah adalah 10,8 km².
Iklim di Desa Maparah pada tahun 2023 memiliki suhu tertinggi mencapai 32°C dan suhu terendah 15°C. Kecepatan angin rata-rata di desa ini adalah sekitar 5 km/h.
Pemerintahan
Desa Maparah memiliki 12 dusun yang terbagi dalam 21 RW dan 57 RT. Jumlah penduduk di desa ini adalah 7.859 jiwa, terdiri dari 3.968 laki-laki dan 3.891 perempuan.
Mayoritas penduduk Desa Maparah memeluk agama Islam, dengan jumlah 7.848 orang. Selain itu, terdapat 4 orang yang beragama Kristen, 5 orang beragama Hindu, dan 2 orang beragama Buddha. Fasilitas ibadah di desa ini hanya terdapat 15 masjid dan 58 mushola .
Budaya
= Kampung Zakat
=
Pada tanggal 30 November 2023, Bupati
Ciamis, Herdiat Sunarya, meresmikan Program Kampung Zakat di Desa Maparah, Kecamatan Panjalu. Dalam sambutannya, Bupati Herdiat menyatakan rasa syukurnya atas tingginya kepedulian masyarakat Desa Maparah terhadap sesama. Program Kampung Zakat ini dirancang untuk memperkuat solidaritas sosial dan memberdayakan ekonomi masyarakat melalui optimalisasi pengumpulan zakat, infaq, sedekah, dan wakaf (ZISWAF).
Program ini tidak hanya bertujuan untuk membantu mereka yang kurang mampu, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan jangka panjang melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi.Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam kegiatan sosial keagamaan, serta memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari.
Pariwisata
= Bubulak
=
Agrowisata Bubulak di Desa Maparah menawarkan pemandangan menakjubkan dari atas bukit, di mana pengunjung dapat menikmati panorama hijau desa yang memanjakan mata. Di Bubulak, terdapat sebuah tower yang bisa dinaiki sekitar 10 orang, memberikan pengalaman unik melihat keindahan alam dari ketinggian. Lokasinya bisa diakses melalui Situ Lengkong Panjalu, yang menambah daya tarik perjalanan menuju tempat ini. Meskipun masih dalam tahap pembangunan, Bubulak sudah menjadi magnet bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam di pedesaan
Ciamis.
= Puncak joho
=
Puncak Joho adalah destinasi wisata yang sudah lama dikenal di Desa Maparah, namun sekarang kondisinya tidak lagi terawat seperti dulu. Meski begitu, keindahan alamnya masih tetap memukau, dengan pemandangan perbukitan hijau yang luas. Tempat ini sebenarnya masih punya potensi besar untuk menarik kembali minat wisatawan jika ada upaya untuk memperbarui dan merawatnya. Dengan sedikit perbaikan pada fasilitas dan lingkungan sekitarnya, Puncak Joho bisa kembali menjadi salah satu daya tarik utama di
Ciamis.
= Curug Goong
=
Curug Goong di Desa Maparah adalah air terjun yang indah dan masih sangat alami. Namun, untuk sampai ke sana, pengunjung harus berjalan kaki melewati jalan setapak yang cukup sulit dan menantang. Jalurnya kadang licin dan terjal, jadi perlu hati-hati saat menuju ke sana. Meski perjalanannya tidak mudah, keindahan dan ketenangan Curug Goong benar-benar sepadan, terutama bagi para pencinta alam yang mencari petualangan dan pengalaman yang berbeda di
Ciamis.
Referensi