Maria Alexandrovna (bahasa Rusia: Мария Александровна, 8 Agustus 1824 - 3 Juni 1880) adalah Permaisuri Kaisar Rusia sebagai istri pertama dari
Aleksandr II, Kaisar Rusia yang berkuasa pada 2 Maret 1855 – 13 Maret 1881. Dia juga merupakan ibu dari Kaisar
Aleksandr III.
Putri Hesse
Permaisuri
Maria lahir dengan nama Maximiliane Wilhelmine Auguste Sophie Marie pada 8 Agustus 1824 di Darmstadt. Dia dipanggil Wilhelmine, sama seperti ibunya, saat di Darmstadt, tapi kemudian dia lebih dikenal dengan nama Marie.
Ayah Marie adalah Ludwig II, Adipati Agung Hesse dan oleh Rhine. Ibunya adalah Wilhelmine, saudari dari Louise
Maria yang merupakan istri dari
Aleksandr I, Kaisar Rusia. Marie adalah anak termuda di antara lima bersaudara. Saudara Marie adalah Pangeran Ludwig, Pangeran Karl, Putri Elisabeth (mati di usia muda), dan Pangeran Alexander. Meski begitu, rumor menyebar kalau ayah biologis dari Alexander dan Marie adalah Baron August von Senarclens de Grancy, asisten Adipati Agung Ludwig II dan kekasih Wilhelmine. Namun terlepas dari benar tidaknya kabar tersebut, Ludwig II mengakui kalau Alexander dan Marie itu adalah anaknya.
Pada usia empat tahun, Marie dan Alexander pindah ke Istana Heiligenberg, tempat Marie menghabiskan masa kecilnya dan Wilhelmine yang bertanggung jawab atas pendidikan Marie. Wilhelmine meninggal karena tuberkulosis ketika Marie baru berusia 12 tahun. Setelah ibunya meninggal, Putri Marie dan Pangeran Alexander pindah ke kediaman ayahnya. Ludwig II adalah seorang yang dingin dan tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan anaknya.
Pertunangan
Pada waktu musim panas tahun 1839, Tsarevich
Aleksandr Nikolaevich, pewaris kekaisaran Rusia dan putra pertama Kaisar Nikolai I, mengunjungi Eropa Barat untuk menyelesaikan pendidikannya dan mencari istri. Orangtuanya sudah memilihkan Alexandrine, putri Adipati Agung Baden, tetapi
Aleksandr tidak menginginkannya. Pada tanggal 13 Maret 1839, setelah kunjungan kenegaraan ke Prusia, Württemberg, dan Baden,
Aleksandr dan pengawalnya berhenti di Darmstadt untuk beristirahat dan berkunjung ke kediaman Ludwig II. Marie, satu-satunya putri Louis II yang masih hidup, tidak termasuk daftar pengantin potensial.
Ludwig II mengenalkan
Aleksandr dan Marie dan sang putra mahkota langsung jatuh cinta kepadanya.
Aleksandr terkesan dengan Marie yang cantik dan pemalu. Setelah pertemuan itu,
Aleksandr menulis dan mengirimkan surat ke ayahnya kalau dia ingin menikahi Marie dan minta persetujuan kedua orangtuanya. Skandal kelahiran Marie bukan merupakan suatu penghalang dalam hubungan
Aleksandr dan Marie. Bahkan,
Aleksandr berniat akan menyerahkan takhta untuk menikah dengan Marie jika orangtuanya tidak setuju. Ibu
Aleksandr, Permaisuri Aleksandra sangat tidak setuju dengan keputusan putranya karena rumor tentang orang tua Marie dan juga tidak setuju dengan keluarga Adipati Agung Hesse. Aleksandra khawatir Marie mungkin mewarisi penyakit yang sama dengan ibunya. Namun karena paksaan Kaisar Nikolai I, akhirnya sang permaisuri datang ke Frankfurt dan bertemu Marie pada Juni 1840. Aleksandra sendiri ternyata juga terpesona dengan gadis muda itu, membuat akhirnya dia menyetujui keputusan putranya.
Di London,
Aleksandr diperkenalkan oleh Ratu Victoria muda dan kemudian mengunjungi bibinya,
Maria Pawlowna di Den Haag. Di awal Juni, dia kembali ke Darmstadt untuk merayakan pertunangannya dengan Marie. Marie belum genap lima belas tahun. Periode pertunangan yang panjang diperlukan sebelum pernikahan berlangsung. Menjelang akhir pekan 1839,
Aleksandr kembali ke Darmstadt untuk mengunjungi Marie lagi.
Aleksandr juga membawa Imam Ortodoks Rusia untuk mengarahkan Marie berpindah agama ke Ortodoks Rusia. Setelah Marie pindah agama, Marie mengambil nama baru
Maria Aleksandrovna. Pengumuman pertunangan resmi
Maria Alexandrovna dan Tsarevich Alexander Nikolaevich diumumkan pada bulan April 1840.
Pernikahan
Beberapa pekan setelah ulang tahun
Maria yang ke enam belas, pada bulan Agustus 1840,
Maria Aleksandrovna dan rombongannya keluar menuju ke Rusia.
Maria dikawal oleh kakaknya, Pangeran Alexander. Pengasuhnya, Mille von Grancy, juga ikut dan tinggal di Rusia bersama
Maria.
Maria tiba pada bulan September 1840 dan
Maria sangat terpesona dengan Rusia dan menulis ke keluarganya, "Sankt-Peterburg jauh lebih indah dari yang kubayangankan. Sungai Neva memberikan sumbangsih untuk ini. Aku pikir susah untuk mencari kota yang lebih besar dari ini. Pemandangan dari Istana Musim Dingin di Neva sangat indah!". Kedatangan
Maria di Rusia disambut dengan kemegahan dan upacara yang hebat dengan perayaan dan hiburan.
Perayaan dan hiburan untuk merayakan kedatangan
Maria Aleksandrovna adalah pertunjukan Prancis, opera, dan balet baru yang dilakukan di teater Tiongkok dan setiap hari Ahad, Permaisuri Alexandra Fyodorovna mengadakan jamuan makan di Istana Aleksandrovski. Namun,
Maria mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Pernikahan
Aleksandr dan
Maria Aleksandrovna dilaksanakan pada 28 April (K.J. 16 April) 1841 di Gereja Katedral di Istana Musim Dingin, Sankt-Peterburg pada malam ulang tahun
Aleksandr yang kedua puluh tiga.
Maria tidak suka dengan resepsi yang ramai dan kehidupan metropolitan. Semua itu membuat dia bosan.
Maria lebih suka kehidupan yang damai atau diam di kediaman kekaisaran. Sekarang dia hanya merasakan kengerian itu, yang tiba-tiba terbuka di hadapannya. Penyesuaian terhadap kehidupan di Kekaisaran Rusia terbukti merupakan tantangan yang sulit bagi
Maria Aleksandrovna, yang terus berlanjut karena
Maria sangat pemalu.
Iklim yang lembap di Sankt-Peterburg terbukti tidak sehat bagi
Maria, dan
Maria sering mengalami batuk dan demam. Meski begitu, ia menjadi ibu delapan anak. Kehamilan ini, bersama dengan kesehatan yang buruk, sering menjauhkannya dari kegiatan di istana kekaisaran, yang membawa godaan pada suaminya untuk menjalin asmara dengan wanita lain.
Permaisuri Rusia
Kaisar Nicholas I mangkat pada tanggal 18 Februari 1855 dan penobatan
Aleksandr II dan
Maria sebagai Kaisar dan Permaisuri Rusia yang baru dilaksanakan satu tahun kemudian di Katedral Kenaikan di Moskwa. Perayaan penobatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 sampai 26 Agustus 1856. Sebagai permaisuri,
Maria dituntut lebih aktif dalam kegiatan kenegaraan, meskipun kesehatannya buruk.
Maria sangat agamais dan populer di kalangan rakyat.
Maria sangat tidak menyukai kehidupan istana dalam tugas representasi karena dia sangat pemalu dan
Maria adalah seseorang yang lebih suka diam dan suasana yang tenang. Konsekuensinya
Maria Alexandrovna menjadi tidak populer di kalangan anggota kekaisaran Rusia dan bangsawan. Dia sangat menyukai kegiatan amal setelah kematian ibu mertuanya pada tahun 1860.
Maria juga sangat aktif di bidang pendidikan wanita dan mendirikan sekolah wanita pertama di Rusia.
Maria mengorganisasikan Palang Merah Rusia dan memperluas kegiatannya selama Perang Rusia-Turki pada tahun 1877-78.
Dari awal 1860-an sampai tahun 1870-an,
Maria memulai kunjungan panjang ke tanah airnya, biasanya membawa suami, anak-anak, dan rombongan dari Rusia bersamanya, dan berhenti di Istana Heiligenberg, istana kecil tempat tinggal saudaranya, Pangeran Alexander, bersama istri yang dinikahi secara morganatik dan anak-anak mereka di Jugenheim, di luar Darmstadt. Di sana ia bertemu dengan Putri Alice, putri kedua Ratu Victoria dan istri keponakannya, Ludwig IV. Dia menolak saran Alice untuk menikahkan saudara Alice, Pangeran Alfred, Adipati Edinburgh dengan putri tunggal
Maria,
Maria Aleksandrovna, tapi pada akhirnya pasangan itu menikah pada tahun 1874. Di sanalah putra tertua
Maria, Tsesarevich Nikolai Alexandrovich bertunangan dengan Putri Dagmar dari Denmark, meskipun Nikolai kemudian meninggal pada tahun 1865 dan Dagmar kemudian menikahi putra
Maria yang lain,
Aleksandr, pada tahun berikutnya.
Setelah Alice meninggal pada tahun 1878,
Maria mengundang anak-anaknya yang piatu untuk liburan bersamanya dan keluarga
Aleksandr di Heiligenberg. Pada kunjungan
Maria ke Heiligenberg, putra bungsunya, Sergei, bertemu dengan wanita yang kemudian menjadi istrinya, yaitu putri kedua Alice, Elisabeth. Di sana
Maria juga bertemu dengan adik perempuan Elisabeth yang masih hidup, Alix, yang pada akhirnya akan menjadi istri dari cucu
Maria, Nikolai.
Sebuah legenda menceritakan bahwa dalam sebuah kunjungan ke Darmstadt, setelah bertemu dengan Alix,
Maria berpaling ke pelayan dengan hormat dengan berkata, "Cium tangannya. Dia akan menjadi permaisurimu.". Beberapa tahun kemudian putri sulung Nikolai II, Olga Nikolaevna, sewaktu kecil dia melihat hantu
Maria Alexandrovna, sebagaimana yang dituturkan pengasuhnya, Margaretta Eagar.
Permaisuri
Maria mengetahui kalau suaminya tidak setia dan mempunyai banyak kekasih. Kaisar
Aleksandr mempunyai tiga anak dengan salah satu kekasihnya, Yekaterina Dolgorukova, yang dinikahi Alexander II setelah
Maria meninggal pada tanggal 18 Juli 1880. Setelah mengetahui hubungan suaminya dengan Yekaterina,
Maria ingin bertemu dengan anak mereka dan sang Kaisar membawa dua anak pertamanya, George dan Olga, mereka berada di samping ranjang
Maria dan sang permaisuri menciumi dan memberkati mereka.
Aleksandr dan
Maria menangis ketika pertemuan itu berlangsung.
Kematian
Kesehatan
Maria memburuk sejak kehamilannya dan penyakit tuberkulosis yang menimpanya sejak 1863. Kesehatan
Maria lebih memburuk ketika putra pertamanya, Nikolai, meninggal karena meningitis.
Maria diperlakukan dengan hormat oleh suaminya yang memiliki banyak kekasih dan sangat dicintai oleh anak-anaknya yang masih hidup. Permaisuri
Maria Aleksandrovna meninggal pada tahun 1880 karena penyakit yang sudah lama dideritanya.
Warisan
Teater Mariinsky dan kota Mariehamn di Åland, Finlandia dinamai untuk menghormati Permaisuri
Maria. Anak dari Pangeran Pavel Alexandrovich (putra bungsu
Maria) dan Putri Alexandra dari Yunani dan Denmark juga dinamai
Maria untuk menghormati Permaisuri
Maria Aleksandrovna dan ibu baptisnya, Permaisuri
Maria Feodorovna.
Anak
Catatan kaki
Rujukan
Daftar pustaka
Gilbert, Paul. My Russia: The Children's Island, Alexander Park, Tsarkoye Selo. Published in Royal Russia: a Celebration of the Romanov Dynasty & Imperial Russia in Words & Photographs. No 4. Gilbert's Books, 2013. ISBN 978-1-927604-04-5
Gilbert, Paul. Alexander II and Tsarkoe Selo. Published in Royal Russia Annual: a Celebration of the Romanov Dynasty & Imperial Russia in Words & Photographs. No 2. Gilbert's Books, 2012. ISBN 978-0986531095
Korneva, Galina & Cheboksarova, Tatiana. Russia & Europe: Dynastic Ties . Eurohistory, 2013. ISBN 978-0-9854603-2-7
Markelov I.I. Memories of 1839. The first meeting of Emperor Alexander II and the Empress
Maria Alexandrovna. Russian Antiquity., 94, №4 .. - 1898. - 19-22 p.
Nelipa, Margarita. Alexander III His Life and Reign. Gilbert's Books, 2014. ISBN 978-1-927604-03-8
Radzinsky , Edvard. Alexander II: The Last Great Tsar. Free Press, 2006 . ISBN 978-0743284264
Van der Kiste, John. The Romanovs 1818–1959. Sutton Publishing, 1999. ISBN 0-7509-2275-3.
Zeepvat, Charlotte. Heiligenberg: Our Ardently Loved Hill. Published in Royalty Digest. No 49. July 1995.
Zeepvat, Charlotte. The Camera and the Tsars, Sutton Publishing, 2004. ISBN 0-7509-3049-7.
Zeepvat, Charlotte. Romanov Autumn:Stories from the last century of Imperial Russia. Sutton Publishing, 2000. ISBN 9780750923378
Pranala luar