Masyarakat majemuk adalah
Masyarakat yang terdiri dari berbagai suku, hal ini dapat diartikan sama dengan
Masyarakat plura atau pluralistik. Menurut a Modern Dictionary of Sociology mengatakan, bahwa pluralisme atau cultural pluralism adalah kultur heterogen, dengan etnik dan grup minoritas lainnya yang berkumpul dalam satu identitas
Masyarakat.
Menurut Goult, istilah dari
majemuk atau pluralistik itu dapat dirumuskan menjadi tiga arti, yakni.
Dalam
Masyarakat yang heterogen, relatif tidak adanya assimilasi dan konsekuensinya.
Doktrin (sering disebut pluralisme budaya) bahwa
Masyarakat mendapat manfaat ketika terdiri dari sejumlah kelompok etnis yang saling tergantung yang masing-masing mempertahankan tingkat ekonomi,
Gagasan bahwa sistem sosiokultural yang besar dapat dikonseptualisasikan sebagai pengelompokan sub-sistem yang saling bergantung, meskupun seringkali agak otonom.
Menurut filsafah, pluralism dapat dikatakan bertentangan dengan dipertentangkan dengan dualism. Pluralism merupakan suatu nilai, bahwa dunia terdiri dari bermacam-macam benda, hal atau keadaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pluralism dapat dipergunakan di dalam bermacam-macam kerangka pemikiran. Semua istilah tersebut (untuk selanjutnya disebut pluralism) dipergunakan dalam arti yang dipertentangkan dengan teori-teori tradisional tersebut mengenai kedaulatan negara. Hal ini disebabkan, oleh karena teori-teori tradisional tersebut tidak atau kurang mempertimbangkan adanya bermacam-macam hak, kepentingan dan perkembangan dari aneka warna kelompok atau golongan di dalam negara.
Menurut M.G Smith faktor politik menimbulkan terciptanya bentuk-bentuk
Masyarakat majemuk sehingga dapat dibentukan kedalam kategori-kategori tertentu, sebagai berikut:
Bentuk
Masyarakat majemuk di mana dominasi politik dipegang oleh suatu kelompok tertentu. Tingkat kemajemukannya adalah kemajemukan struktural, yang mencakup kemajemukan budaya dan sosial. bentuk ini disebut differential incorporation
Bentuk
Masyarakat majemuk di mana dijumpai sesuatu keadaan di mana hak-hak dan kewajiban-kewajiban tersebar secara merata di antara kelompok-kelompok sosial yang ada, walau dijumpai keanaeka warnaan lembaga lebaga sosial. Tingkat kemajemukannya adalah kemajemukan sosial, oleh karena pembagian
Masyarakat ke dalam kelompok-kelompok sosial tertutup, yang sifatnya sangat tajam. bentuk
Masyarakat majemuk ini disebut Consortation.
Bentuk
Masyarakat majemuk di mana semua warga
Masyarakat dimasukan ke dalam suatu wadah yang bersifat publik, tanpa memperhatikan pola identifikasi yang ideal maupun nyata. Taraf kemajemukannya adalah kemajemukan budaya, bentuk mana disebut uniform incorporation.
Dari ulasan tersebut dapat dilihat bahwa M.G Smith lebih menekankan kepada faktor politik, sedangkan sebelumnya dia lebih banyak menaruh perhatian pada faktor budaya.
Macam Kebudayaan
Selo Soemarjan menyatakan bahwa
Masyarakat majemuk yang ada sekarang , kita harus dapat membedakan tiga macam kebudayaan, yaitu:
Super-culture, yaitu kebudayaan satu buat seluruh
Masyarakat Indonesia , misalnya satu bahasa Indonesia, satu filsafah dasar.
Culture, yaitu kebudayaan yang sejak dahulu dimiliki oleh tiap-tiap suku bangsa.
Sub-culture, yaitu variasi dari kultur yang dimiliki oleh tiap-tiap kelompok atau golongan dalam sesuatu suku bangsa, misalnya dialek bahasa.
Skema Derajat Kemajemukan Masyarakat
Dalam suatumasyarakat telah disajikan sebuah skema kemajemukan
Masyarakat yang dikemukakan oleh Selo Soemarjan, sebagai berikut:
Sistem Kekerabatan
Sejak dahulu sistem kekerabatan pada
Masyarakat ini sudah ada, hal ini timbul dikarenakan rasa ingin manusia yang ingin memantau perkembangan kehidupan keluarganya dalam
Masyarakat. Salah seorang peneliti menyatakan bahwa sistem kekerabatan ini memiliki bentuk yang berbeda dengan oranisasi sosial yang ada dalam
Masyarakat. denagan adanya sistem kekerabatan ini, dapat mengikat individu-individu kedalam seuatu kelompok besar yang dapat menyatakan diri mereka sebagai keluarga besar Menurut Koentjaningrat kelompok kekerabatan adalah sebagai berikut:
A. Ego-oriented kingroups
Kindred
Keluarga luas
B. Ancestor-oriented kingroups
Deme
Keluarga ambilineal kecil
Keluarga ambilineal besar
Klen kecil
Klen besar
Fratri
Paroh
Masyarakat (moety)
Sebenarnya, prinsip keturunan memberikan batas-batas pada hubungan-hubungan kekerabatan. oleh karena prinsip tersebut akan menandakan siapa yang akan masuk kedalam hubungan kekerabatan.
Referensi