Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah
Perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial di masyarakat atau suatu kelompok atau aturan yang telah diinstitusikan, yaitu aturan yang telah disepakati bersama dalam sistem sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Apabila tindakan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat disebut
Perilaku menyimpang (nonkonformitas atau antisosial). Sebagai contoh, di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.
Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari
Perilaku menyimpang adalah
Perilaku yang tidak
menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Definisi menurut ahli
Bruce J. Cohen
Perilaku menyimpang merupakan setiap
Perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
Gillin
Perilaku menyimpang adalah
Perilaku yang
menyimpang dari norma dan nilai sosial keluarga dan masyarakat yang menjadi penyebab memudarnya ikatan atau solidaritas kelompok.
Lewis Coser
Mengemukakan bahwa
Perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.
James Vander Zenden
Penyimpangan sosial adalah
Perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
Paul B. Horton
Mengutarakan bahwa penyimpangan adalah setiap
Perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Robert M.Z. Lawang
Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang
menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki
Perilaku yang
menyimpang itu.
Nasution
Penyimpangan sosial menurut adalah perbuatan yang
menyimpang dan bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan yang berlaku di dalam masyarakat.
Ronald A. Hardert
Perilaku menyimpang adalah setiap tindakan yang melanggar keinginankeinginan bersama sehingga dianggap menodai kepribadian kelompok yang akhirnya si pelaku dikenai sanksi.
Penyebab
Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu
Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna, maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
Proses belajar yang
menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan
menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang
Perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk
Perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang
menyimpang. Karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar
menyimpang.
Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan
Perilaku yang
menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah
Perilaku menyimpang.
Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola
Perilaku yang
menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola
Perilaku menyimpang.
Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang
menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (
Perilaku menyimpang). Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang
menyimpang.
Ciri-ciri
Menurut Paul B. Horton,
Perilaku menyimpang memiliki enam ciri, yaitu:
Penyimpangan harus dapat didefinisikan
Suatu
Perilaku disebut
menyimpang bila
Perilaku tersebut dinyatakan sebagai
Perilaku yang
menyimpang.
Perilaku menyimpang juga harus bisa dinilai berdasarkan kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya. Menurut Becker, bukanlah kualitas dari suatu tindakan yang dilakukan orang melainkan konsekuensi dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap pelaku tindakan tersebut. Penilaian apakah suatu
Perilaku termasuk
menyimpang atau tidak didasarkan pada kriteria tertentu yang diketahui penyebabnya.
Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak
Sebagian ahli sosiologi menyebutkan bahwa penyimpangan tidak selalu berdampak negatif. Ada beberapa
Perilaku menyimpang yang dapat diterima oleh masyarakat, misalnya saja pendapat peserta diskusi yang bertentangan dengan pendapat umum. Tetapi para ahli sosiologi belum banyak melakukan studi menyangkut bentuk-bentuk penyimpangan yang diterima. Untuk semua tujuan praktis, studi sosiologi mengenai penyimpangan merupakan studi mengenai penyimpangan yang ditolak. Banyak
Perilaku menyimpang yang melanggar hukum. Dalam banyak hal studi terhadap
Perilaku menyimpang merupakan studi terhadap
Perilaku kriminal.
Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
Pada masyarakat modern, kebanyakan orang tidak termasuk dalam kategori patuh seutuhnya maupun dalam kategori penyimpangan seutuhnya. Sedangkan seseorang yang
menyimpang sepenuhnya akan mengalami kesulitan besar dalam kehidupannya. Hampir semua orang dalam masyarakat kita melakukan penyimpangan pada batas-batas tertentu. Beberapa diantaranya lebih sering melakukan penyimpangan yang lebih tinggi kadar penyimpangannya dan beberapa yang lainnya melakukan penyimpangan yang lebih tersembunyi. Batas-batas tertentu disini dimaksudkan dikatakan bahwa seorang penyimpang adalah orang yang melakukan penyimpangan secara terbuka yang oleh orang lain hal tersebut dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal
Budaya ideal terdiri dari kepatuhan terhadap segenap peraturan hukum, namun dalam kenyataannya tidak ada seorang pun yang patuh terhadap segenap peraturan hukum. Kesenjangan nilai-nilai utama antara budaya ideal (apa yang diucapkan) merupakan masalah penting. Pada setiap diskusi menyangkut kesenjangan yang dianggap penting tersebut, diperlukan adanya landasan normatif yang berupa budaya ideal atau budaya nyata yang dipegang secara tersirat ataupun dinyatakan secara tegas.
Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan sosial
Apabila nilai adat atau peraturan hukum melarang perbuatan yang ingin sekali diperbuat oleh banyak orang maka kemungkinan besar norma-norma penghindaran akan muncul. Norma penghindaran merupakan pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka.
Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)
Penyimpangan merupakan ancaman tetapi juga merupakan alat pemeliharaan stabilitas sosial. Disatu pihak masyarakat hanya dapat melakukan kegiatannya secara efisien bila terdapat ketertiban dan kepastian dalam kehidupan sosial. Kita harus mengetahui sampai batas tertentu
Perilaku apa yang kita harapkan dari orang lain, apa yang orang lain inginkan dari kita, serta wujud masyarakat seperti apa yang pantas bagi sosialisasi anggotanya. Dilain pihak
Perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial. Tidak ada masyarakat yang mampu bertahan dalam kondisi statis untuk jangka waktu lama. Masyarakat yang terisolasi sekalipun akan mengalami perubahan ledakan penduduk, perubahan teknologi serta hilangnya kebudayaan lokal dan tradisi yang mengharuskan banyak orang untuk menerapkan norma-norma baru.
Bentuk
Bentuk-bentuk
Perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan sifat dan pelaku.
= Berdasarkan sifat
=
Bentuk penyimpangan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
Penyimpangan bersifat positif
Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif ter-hadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman. Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karier.
Penyimpangan bersifat negatif
Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk seperti pencurian, perampokan, pelacuran, dan pemerkosaan.
Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut:
Penyimpangan primer (primary deviation)
Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang. Misalnya seorang siswa yang terlambat masuk sekolah karena ban sepeda motornya bocor, seseorang yang menunda pembayaran pajak karena alasan keuangan yang tidak mencukupi, atau pengemudi kendaraan bermotor yang sesekali melanggar rambu-rambu lalu lintas.
Penyimpangan sekunder (secondary deviation)
Penyimpangan sekunder adalah
Perilaku menyimpang yang nyata dan sering kali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Misalnya orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk.
= Berdasarkan pelakunya
=
Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
Penyimpangan individual (individual deviation)
Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang
menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan. Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.
Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan orang-orang.
Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di jalan raya.
Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya. Misalnya pencuri, penjambret, penodong, dan lain-lain.
Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong, berkhianat, dan berlagak membela.
Penyimpangan kelompok (group deviation)
Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, sekelompok orang menyelundupkan narkotika atau obat-obatan terlarang lainnya.
Penyimpangan campuran (combined deviation)
Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang frustasi dari kehidupan masyarakat, dengan di bawah pimpinan seorang tokoh mereka mengelompok ke dalam organisasi rahasia yang
menyimpang dari norma umum (geng).
Tindakan non-conform, yaitu tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku. Contohnya: mengenakan sandal jepit ke sekolah, meninggalkan jam-jam pelajaran, merokok di area larangan merokok, membuang sampah bukan pada tempatnya dan sebagainya.
Tindakan antisosial, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum. Bentuk tindakan itu antara lain: menarik diri dari pergaulan, tidak mau berteman, keinginan untuk bunuh diri, minum-minuman keras, menggunakan narkotika, dan lain-lain.
Tindakan kriminal, yaitu tindakan yang nyata-nyata telah melanggar hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang lain. Misalnya: pencurian, perampokan, perkosaan, pembunuhan, korupsi dan lain-lain.
Jenis-jenis Penyimpangan Sosial
Jenis-jenis penyimpangan sosial terdiri dari 4 jenis
Tawuran atau perkelahian antarpelajar
Perkelahian termasuk jenis kenakalan remaja akibat kompleksnya kehidupan kota yang disebabkan karena masalah sepele.
Penyalahgunaan narkotika, obat-obat terlarang dan minuman keras
Penyalahgunaan narkotika adalah penggunaan narkotika dan narkoba tanpa izin dengan tujuan hanya untuk memperoleh kenikmatan. Penyimpangan sosial yang timbul adalah pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan.
Hubungan seksual
Hubungan seks di luar nikah, pelacuran dan HIV/AIDS merupakan penyimpangan sosial karena
menyimpang norma sosial maupun agama.
Tindak kriminalitas
Tindak kriminal adalah tindak kejahatan atau tindakan yang merugikan orang lain dan melanggar norma hukum, norma sosial dan norma agama. Misalnya: mencuri, menodong, menjambret, membunuh, dan lain-lain. Disebabkan karena masalah kesulitan ekonomi. Dan merupakan profesi atau pekerjaanya karena sulit mencari pekerjaan yang halal. Ada 5 jenis kejahatan:
Kejahatan tanpa korban (crime without victim) adalah kejahatan yang tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contohnya berjudi, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya.
Kejahatan terorganisir (organized crime) adalah pelaku kejahatan merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum. Contohnya komplotan korupsi, penyediaan jasa pelacur.
Kejahatan kerah putih (white collar crime) adalah kejahatan yang mengacu pada kejahatan orang-orang terpandang atau berstatus tinggi. Contohnya korupsi, kolusi.
Kejahatan kerah biru (blue collar crime) adalah kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang golongan rendah. Contohnya mencuri jemuran, sandal di masjid dan sebagainya.
Kejahatan korporat (corporate crime) adalah jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Contohnya, suatu perusahaan membuang limbah beracun ke sungai yang mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis penyakit.
Pencegahan Penyimpangan Sosial
Pencegahan penyimpangan sosial. Antara lain
Keluarga
Keluarga merupakan awal proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian seorang anak. Kepribadian seorang anak akan terbentuk dengan baik apabila ia lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarga yang baik begitu sebaliknya.
Lingkungan tempat tinggal dan teman teman bermain
Lingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang untuk melakukan penyimpangan sosial. Seseorang yang tinggal dalam lingkungan tempat tinggal yang baik, warganya taat dalam melakukan ibadah agama dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik maka keadaan ini akan memengaruhi kepribadian seseorang menjadi baik sehingga terhindar dari penyimpangan sosial dan begitu juga sebaliknya.
Media massa
Media massa baik cetak maupun elektronik merupakan suatu wadah sosialisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Langkah pencegahan agar tidak terpengaruh akibat media massa adalah apbila kamu ingin menonton acara di televisi dengan memilih acara yang bernilai positif dan menghindari tayangan yang dapat membawa pengaruh tidak baik.
Referensi