Merusaka Nusa Dua adalah sebuah hotel mewah yang terletak di
Nusa Dua, Bali. Dibuka pada tahun 1984, hotel ini adalah hotel kedua yang dibangun di kawasan ITDC
Nusa Dua. Hotel ini mengalami perombakkan besar-besaran pada tahun 2015 untuk meningkatkan standarnya menjadi hotel mewah. Sejak pembukaan, Pemerintah Indonesia masih berstatus sebagai pemilik hotel melalui Wijaya Karya Realty, sementara pengelolaan ditangani oleh Injourney Hospitality melalui merek Meru.
Sejarah
Pada tahun 1982, Pemerintah Indonesia meresmikan wilayah Bali Tourism Development Corporation (BTDC) sebagai wadah pengembang
Nusa Dua sebagai destinasi pariwisata. Hotel yang dibuka pertama kali adalah
Nusa Dua Beach Hotel & Spa di bawah naungan Aerowisata. Di saat yang bersamaan, Pemerintah mulai merencanakan pembangunan hotel lain di wilayah selatan
Nusa Dua. Pembangunan hotel ini dimulai pada bulan Desember 1982.
Pembangunan hotel yang memakan biaya Rp31,7 miliar ini selesai pada tahun 1984 dan mulai diujikan operasional pada tanggal 23 Desember 1984 untuk menyambut Hari Natal 1984 dan Tahun Baru 1985. Dinamakan Hotel Bali
Nusa Dua, hotel ini mulai dibuka untuk umum pada tanggal 4 Februari 1985, namun peresmian baru dilakukan pada tanggal 2 Desember di tahun yang sama, bersamaan dengan Sol Bali, dalam acara yang dihadiri oleh Presiden Soeharto. Kepemilikan hotel ini berada di bawah PT Natour.
Pasca pembukaan, hotel mengalami beberapa kali pergantian nama. Setelah Natour bergabung dengan PT Hotel Indonesia International pada tahun 1999 untuk membentuk PT Hotel Indonesia Natour, mereka mengadakan pengubahan strategi pemasaran dengan memberikan merek "Inna" (kependekan dari Indonesia Natour) pada hotel-hotel mereka. Hotel ini kemudian berganti nama menjadi Inna Putri Bali, dan beberapa tahun kemudian kembali bersalin nama menjadi Grand Inna Putri Bali.
Pada tahun 2011, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menyoroti kondisi Grand Inna Putri Bali yang saat itu memprihatinkan. Standar hotel masih terjebak di tahun 1980an dan kalah telak dengan hotel-hotel lebih baru yang ada di
Nusa Dua. Untuk mengatasi hal itu, HIN mengadakan rencana renovasi total dengan merobohkan bangunan lama hotel dan menggantinya dengan gedung baru. Renovasi yang menghabiskan biaya Rp548 miliar tersebut selesai pada tahun 2015, dan hotel selanjutnya dibuka kembali dengan nama Inaya Putri Bali.
Pada tahun 2020, kepemilikan hotel diserahkan ke Wijaya Karya Realty sebagai upaya Pemerintah Indonesia untuk membentuk BUMN khusus kepemilikan hotel. HIN tetap dipercaya untuk mengelola hotel yang diganti namanya menjadi
Merusaka Nusa Dua.
Arsitektur
Sebelum direnovasi, gedung Inna Putri Bali membentuk undakan yang mengadaptasi bentuk sawah sengkedan ciri khas Bali. Tata kamar diputar 45 derajat untuk memaksimalkan pemandangan laut, dikarenakan petak lahan yang memberikan garis pantai terbatas. Bentuk jejak bangunan dibuat melengkung ke laut seperti capit kepiting atau tapal kuda, sehingga menciptakan taman yang menyatu dengan laut. Konsep desain ruang dalam juga dipersatukan dengan ruang luar sesuai dengan prinsip lokal Bali. Hotel terdiri atas 3 bangunan besar, salah satunya digunakan untuk tepas sementara sisanya ditempati oleh kamar-kamar hotel. Rancangan arsitektur digarap oleh Anton Suhardiyanto yang mewakili Perentjana Djaja, sementara pemborongnya adalah Jaya Konstruksi.
Pasca renovasi, hotel saat ini memiliki 10 bangunan besar, satu untuk tepas, satu untuk gedung pertemuan, satu untuk rumah makan dan fasilitas pendukung lainnya, sementara sisanya untuk kamar tamu. Bangunan tepas dirancang layaknya lumbung padi, dan ruang terbuka dibuat lebih luas dari inkarnasi sebelumnya. Renovasi dilakukan oleh Waskita Karya melalui rancangan arsitektur yang digarap oleh Ridwan Kamil selaku wakil dari Urbane Indonesia.
Fasilitas
Merusaka Nusa Dua menyediakan kapasitas kamar sebanyak 455 yang dibagi menjadi beberapa tipe, dengan 3 kategori besar, yakni Room, Suite, dan Villa. Kamar-kamar bertipe Room dan Suite ditempatkan di kawasan "Puri", 7 bangunan berlantai 4 yang menghadap laut di selatan kompleks hotel, sementara kamar-kamar bertipe Villa berada di kawasan "The Village" yang berhadapan satu sama lain di utara kompleks hotel. Baik Puri dan The Village dikelilingi oleh kolam renang berbentuk laguna; kamar-kamar yang ada di lantai terbawah Puri dan keseluruhan kamar di The Village memiliki akses langsung ke laguna tersebut. Sesuai dengan nama lama hotel, nama-nama bangunan di Puri diambil dari dewi-dewi dalam Agama Hindu, sementara nama-nama bangunan di The Village diambil dari bunga-bunga yang tumbuh di Indonesia. Selain itu,
Merusaka Nusa Dua juga memiliki fasilitas pendukung seperti kolam renang umum, 6 rumah makan (Bar Lounge, Beach Bar, Gading Restaurant, Homaya Restaurant, Ja'Jan Bistro, Ja'Jan by The Sea), spa, pusat kebugaran, kapel, dan gedung pertemuan dengan 5 ruangan.
Rujukan
Pranala luar
Situs resmi