Prof. Dr.
Mohammad Setia Aji Sastroamidjojo, M.Sc. E. Ph.D (Lahir di Selatpanjang, Riau, 1921 - Yogyakarta, 29 Desember 2004) adalah seorang staf ahli LAPAN, Ketua National Point Of Contect Enginering Science Asean, sekaligus Guru Besar Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada. Ia mendapatkan gelar master dalam bidang nuklir dari Massachussetts Institute of Technology (MIT) dan University of California Los Angeles (UCLA) Amerika Serikat sedangkan gelar doktor dalam bidang fisika zat padat diraih dari Australian National University. Ia adalah ayah dari sastrawan terkenal, Seno Gumira Ajidharma. Ia pernah memberi kata pengantar untuk buku terkait revolusi energi berjudul "Gelombang Revolusi Energi". Selain itu, Ia pernah meraih penghargaan Pembina Lingkungan untuk Kalpataru pada tahun 1999 dan menulis buku terkait krisis protein dengan judul "Proces pertempehan sebagai sesuatu jalan untuk mengatasi crisis protein".
Riwayat Hidup
Ia lahir di Riau tetapi menikmati masa kecil di Belitung dan menghabiskan masa sekolah di sana (ELS atau Europeesche Lagere School). Pada awalnya, Ia mengidamkan profesi ayahnya yaitu dokter dan berhasil masuk ke dalam Ika Daigaku di Jakarta. Setelah menyadari bahwa kemampuan ilmu faalnya/fisiologinya jelek, dia baru mengalihkan minatnya ke bidang fisika. Saat berpindah minat ke bidang fisika inilah, Ia banyak membantu Herman Johannes dalam masa revolusi.
= Ketertarikan terhadap Matahari
=
Minatnya terhadap matahari konon bermula dari dendam “Saya benar-benar tersiksa oleh sinarnya yang membakar itu” tuturnya mengenang masa 1960-an. Untungnya, Ia segera menyadari bahwa hukum alam senantiasa memiliki dua sisi yang saling berlawanan (positif dan negatif). Justru dendam itu yang menjadikannya penasaran. Pak Seno panggilan akrab mulai intip sana, intip sini, dengan mata telanjang. "Busyet, pedih," katanya. Dengan kacamata hitam, sama saja. Kemudian, Ia mengambil kaca bening yang dioles jelaga pekat. "Oh, asyik juga, bagai lukisan surealis,"
Itulah awal-awal bercumbunya dengan matahari. Sejak saat itu, pengagum Leonardo da Vinci makin asyik. Kompor kertas, pengering tembakau, dan pemanas air di rumahnya adalah hasil usahanya, matahari mempertontonkan diri, bagaimana wujudnya jika bersembunyi di balik rembulan. Dalam gelap gerhana tengah hari itu, ia mencatat proses yang terjadi, mengamati perubahan benda lain selama gerhana dan juga mempelajari Teori Einstein bahwa cahaya pun dapat dibelokkan. "Bagi saya, ini tantangan menarik untuk dilayani."
Berkat ketertarikannya terhadap matahari, Ia pernah menjabat sebagai ketua dari Pusat Penelitian Penerapan Tenaga Matahari (P3TM) UGM.
Kehidupan Pribadi
Kedua anaknya, buah perkawinannya dengan dr. Pustika, telah dewasa. Yang tertua, Seno Gumira Ajidharma, dikenal sebagai penulis dan menyukai cerita wayang, seperti Pak Seno juga. Bedanya, Pak Seno pernah menulis buku terkait wayang yaitu General System Theory as Key to Understanding Wayang Purwo.
Meskipun dikenal sebagai seorang yang mendapat gelar master/magister fisika nuklir, Ia termasuk orang yang menenentang pembangunan PLTN di Indonesia pada dekade 1990-an selain dengan Prof. Liek Wilardjo.
Ia juga pernah menulis terkait mandala dengan judul "The spherical mandala in Javanese thought".
Rujukan