Museum Menara Gentala Arasy adalah
Museum yang menggambarkan perkembangan Islam di Provinsi Jambi.
Museum Menara Gentala Arasy merupakan
Museum yang menyajikan perkembangan Islam di Jambi.
Museum ini diresmikan pada tanggal 28 Maret 2015 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia H. Muhammad Jusuf Kalla.
Menara ini merupakan lambang bahwa Kota Jambi Seberang merupakan pusat pendidikan Islam.
Museum Menara Gentala Arasy terdiri dari
Menara yang melambangkan Kota Jambi sebagai pusat pendidikan Islam. Nama
Gentala Arasy berasal dari kata
Gentala yang berarti lonceng penyelaras dan kata
Arasy yang merupakan tempat tertinggi Allah. Selain itu,
Gentala Arasy juga memiliki makna lain sebagai akronim dari Genah Tanah Lahir Abdurrahman Sayoeti. Kata “genah” dalam bahasa Melayu Jambi merujuk pada tempat. Abdurrahman Sayoeti adalah seorang mantan gubernur Jambi yang lahir di Jambi Kota Seberang dan menjabat dari tahun 1989 hingga 1999.
Museum Menara Gentala Arasy dibangun sebagai kenang-kenangan bagi turis yang berkunjung ke Kota Jambi. Koleksi
Museum terdiri dari foto para ulama, peninggalan kesenian dan kebudayaan Islam, peninggalan arsitektur Islam, naskah pendidikan Islam, dan naskah sejarah
Menara Gentala Arasy.
Kepemilikan
Museum Menara Gentala Arasy diberikan kepada Pemerintah Provinsi Jambi, sedangkan pengelolaannya diberikan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi.
Museum Menara Gentala Arasy berlokasi di kelurahan Arab Melayu, Pelayangan, Kota Jambi, Lebih tepatnya berada di tepi Sungai Batanghari.
Penamaan
Nama
Gentala Arasy diperoleh dari tiga kata yaitu genta yang berarti suara, tala yang berarti keselarasan, dan
Arasy yang berarti menggema ke langit. Maka makna dari Genta
Arasy adalah bunyi yang selaras dan menggema ke langit. Bunyi ini berasal dari lonceng
Menara Gentala Arasy yang mengeluarkan bunyi sebagai pertanda waktu salat fardu bagi umat muslim di Kota Jambi.
Lokasi
Museum Menara Gentala Arasy berlokasi di Arab Melayu, Pelayangan, Kota Jambi, Provinsi Jambi. Letak
Museum Menara Gentala Arasy berada di tepi Sungai Batanghari.
Keunikan
Keunikan dari
Museum Menara Gentala Arasy adalah ruangan
Museum yang tidak terlalu besar dengan bentuk yang menyerupai lingkaran. Ruangan ini digunakan untuk memamerkan koleksi
Museum. Keunikan lain dari
Museum Menara Gentala Arasy adalah adanya koleksi berupa bedug dan Al-Quran yang berukuran sangat besar. Keduanya merupakan penanda bahwa Kota Jambi merupakan salah satu bagian penting dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia.
Koleksi
Museum Menara Gentala Arasy memiliki koleksi dengan jumlah sekurangnya 100 koleksi. Koleksi tersebut ada yang diperoleh dari hibah, beli, dan meminjam dari lembaga lainnya yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali. Koleksi dari
Museum ini berupa buku-buku suci yang sangat tua, kain kafan, selendang, jubah milik Sri Sultan Mangkubumi. mangkuk, dan uang logam kuno. Uang koin ini rata-rata peninggalan mata uang zaman penjajagan Belanda dahulu. Hal ini menandakan bahwa Jambi merupakan wilayah yang diduki Belanda dahulunya. Beberapa uang koin itu bertuliskan Nederlandsch Indie dengan gambar makhota dan gandum, kemudian ada juga yang bergambar Inggeris Island of Sumatra tahun 1804. Koleksi
Museum dipamerkan di sebuah ruangan yang melingkar. Koleksi yang ada berhubungan dengan perkembangan Islam di Nusantara, Melayu, dan budaya batik. Selain itu, ada juga koleksi tentang program rencana pembangunan Kota Jambi beserta peralatan yang digunakan pada saat pembangunan
Gentala Arasy. Koleksi utama dari
Museum ini adalah Al-Quran dan bedug berukuran besar.
Menara Gentala Arasy merupakan bagian yang paling menonjol dari
Museum Menara Gentala Arasy karena corak arsitekturnya yang khas budaya Arab.
Menara ini dibangun sejak tahun 2011 hingga tahun 2014 oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi. Tinggi
Menara ini adalah 80 meter.
Menara Gentala Arasy sendiri menurut Junaidi merupakan gagasan Gubernur Jambi Hasan Basri Agus untuk Kota Jambi Seberang.
Kunjungan
Harga tiket masuk yang terjangkau, hanya sekitar Rp 3 ribu per orang, memungkinkan Anda untuk menjelajahi warisan sejarah dan budaya Kota Jambi.
Museum buka setiap hari kecuali libur nasional
Senin - Jumat mulai dari pukul 07.30 - 17.00 WIB
Sabtu - Ahad mulai dari pukul 07.30 - 13.00 WIB.
Referensi