Iran dan Persia adalah dua kata yang kerap digunakan untuk suatu kawasan yang sama.
Iran digunakan oleh bangsa setempat, sementara
Persia digunakan oleh bangsa luar.
Persia sendiri sebenarnya adalah bagian dari
Iran, tetapi bangsa luar menggunakannya untuk merujuk pada
Iran secara keseluruhan.
Pada Nowruz tahun 1935, Reza Syah meminta duta asing untuk mengganti penggunaan istilah
Persia menjadi
Iran (artinya tanah Arya dalam bahasa
Persia),
Nama endonim dari negara tersebut, dalam korespondensi resmi. Pada tahun 1959, pemerintahan Mohammad Reza Pahlavi mengumumkan bahwa "
Persia"
dan "
Iran" dapat digunakan secara bergantian, dalam korespondensi resmi. Namun, masalah tersebut masih diperdebatkan.
Etimologi
=
Nama "
Iran" pertama kali ditemukan di Avesta sebagai airyānąm (teksnya disusun dalam bahasa Avesta, bahasa
Iran kuno yang digunakan di bagian timur laut
Iran Raya, atau di tempat yang sekarang disebut Turkmenistan
dan Tajikistan). Kata
Persia Modern Īrān (ایران) berasal langsung dari bahasa
Persia Tengah Ērān (ejaan Pahlavi: ʼyrʼn), pertama kali ditemukan dalam sebuah prasasti yang menyertai relief penobatan raja Sassaniyah pertama Ardasyir I di Naqsy-e Rustam. Dalam prasasti ini, sebutan raja dalam bahasa
Persia Tengah adalah ardašīr šāhān šāh ērān sedangkan dalam bahasa Parthia disebut ardašīr šāhān šāh aryān (Pahlavi: ... ʼryʼn) keduanya berarti "raja diraja bangsa
Iran".
Demonim ēr-
dan ary- dalam ērān
dan aryān diturunkan dari bahasa
Iran Kuno *arya- (bahasa Parsi Kuno airya-, Avesta airiia-, dll), yang berarti "Arya", dalam arti "dari bangsa
Iran ". Istilah ini dibuktikan sebagai penunjuk etnis dalam prasasti Akhemeniyah
dan dalam tradisi Avesta Zoroaster,
dan tampaknya "sangat mungkin" bahwa dalam prasasti Ardasyir, ērān masih digunakan untuk merujuk pada penduduk atau bangsa daripada negara atau tempat.
Terlepas dari penggunaan inskripsi dari ērān untuk merujuk pada orang bangsa
Iran, penggunaan ērān untuk merujuk pada kekaisaran (
dan anērān untuk merujuk pada wilayah Romawi) juga dibuktikan oleh periode Sassaniyah awal. Baik ērān maupun anērān muncul dalam teks kalender abad ke-3 yang ditulis oleh Mani. Dalam prasasti putra Ardasyir
dan penerus langsungnya, Syapur I "tampaknya termasuk di wilayah Ērān seperti Armenia
dan Kaukasus yang tidak didominasi oleh bangsa
Iran". Dalam prasasti Kartir (ditulis tiga puluh tahun setelah Syapur), pendeta agung memasukkan wilayah yang sama (bersama dengan Georgia, Albania, Syria,
dan Pontus) dalam daftar provinsi Anērān. Ērān juga ditampilkan dalam
Nama-
Nama kota yang didirikan oleh dinasti Sassaniyah misalnya dalam Ērān-xwarrah-šābuhr "Kemuliaan Ērān (dari) Syapur". Kata ini juga muncul dalam gelar pejabat pemerintah, seperti dalam Ērān-āmārgar "Akuntan-Jenderal (dari) Ērān" atau Ērān-dibirbed "Kepala Juru Tulis (dari) Ērān".
=
Bangsa Yunani (yang sebelumnya cenderung menggunakan
Nama yang berhubungan dengan "bangsa Media") mulai menggunakan kata sifat seperti Pérsēs, Persikḗ, atau Persís pada abad kelima SM untuk merujuk pada kekaisaran Koresy Agung (kata yang dipahami memiliki arti "negara"). Kata-kata tersebut diambil dari bahasa Parsi Kuno Pārsa -
Nama bangsa yang merupakan asal dari Koresy Agung
dan bangsa yang pertama kali ia perintah (sebelum ia mewarisi atau menaklukkan berbagai kerajaan
Iran lainnya). Jadi, istilah
Persia adalah sebuah eksonim,
dan bangsa
Iran tidak pernah secara historis menyebut
Iran dengan sebutan
Persia. Suku Pars memberikan namanya ke wilayah tempat mereka tinggal (provinsi modern disebut Fars/Pars), tetapi provinsi itu wilayahnya lebih kecil pada zaman kuno bila dibanding saat ini. Dalam bahasa Latin,
Nama untuk seluruh kekaisaran tersebut adalah
Persia, sedangkan bangsa
Iran sendiri menyebutnya sebagai
Iran atau Iransyahr.
Di bagian akhir dari Alkitab (Kitab Ester, Daniel, Ezra,
dan Nehemia) kekaisaran itu disebut Paras (bahasa Ibrani: פרס) atau terkadang Paras u Madai (פרס ומדי) ("
Persia dan Media"). Bangsa Arab juga menyebut
Iran dan Kekaisaran Sassaniyah sebagai Bilād Fāris (bahasa Arab: بلاد فارس) yang bermakna "Negeri
Persia", yang kemudian menjadi
Nama populer untuk wilayah tersebut dalam literatur Muslim.
Penggunaan
Eksonim
Persia adalah
Nama resmi
Iran di dunia Barat sebelum Maret 1935, tetapi bangsa
Iran yang tinggal di kawasan tersebut sejak zaman Zoroaster (mungkin sekitar 1000 SM), atau bahkan sebelumnya, telah menyebut negara mereka Arya,
Iran, Iransyahr, Iranzamin (Tanah
Iran), Aryānām (setara dengan
Iran dalam bahasa proto-
Iran ) atau istilah lain yang sejenis. Istilah Arya telah digunakan oleh bangsa
Iran, juga oleh para penguasa
dan kaisar
Iran, sejak zaman Avesta. Terbukti sejak masa Sassaniyah (226–651 M) bangsa
Iran menyebutnya
Iran, yang berarti "Tanah Arya"
dan Iransyahr. Dalam sumber-sumber bahasa
Persia Tengah,
Nama Arya
dan Iran digunakan untuk kekaisaran
Iran pra-Sassaniyah
dan juga kekaisaran Sassaniyah. Sebagai contoh, penggunaan
Nama "
Iran" untuk Akhemeniyah dalam kitab berbahasa
Persia Tengah Arda Viraf mengacu pada invasi
Iran oleh Aleksander Agung pada 330 SM. Istilah Proto-
Iran untuk
Iran direkonstruksi menjadi *Aryānām (bentuk jamak genitif dari kata *Arya); padanannya dalam bahasa Avesta adalah Airyanem. Preferensi internal untuk "
Iran" dicatat dalam beberapa buku referensi Barat (misalnya Harmsworth Encyclopaedia, sekitar tahun 1907, entri untuk
Iran: "The name is now the official designation of
Persia."). Namun
Persia sudah digunakan dalam dunia internasional.
Pada pertengahan tahun 1930-an, penguasa
Iran, Reza Syah Pahlavi, mulai meresmikan
Nama Iran, bukan
Persia. Dalam House of Commons Britania Raya, langkah tersebut dilaporkan oleh Sekretaris Negara Inggris untuk Urusan Luar Negeri. Maklumat Reza Shah Pahlavi yang mempengaruhi nomenklatur mulai berlaku pada tanggal 21 Maret 1935.
Untuk menghindari kebingungan antara dua negara bertetangga
Iran dan Irak, yang keduanya terlibat dalam Perang Dunia II
dan diduduki oleh Sekutu, Winston Churchill meminta dari pemerintah
Iran selama Konferensi Teheran untuk menggunakan
Nama Persia selama masa perang. Permintaannya segera disetujui oleh Kementerian Luar Negeri
Iran. Namun Amerika terus menggunakan
Nama Iran karena mereka kemudian memiliki sedikit keterlibatan di Irak.
Lantaran penggantian penyebutan dari
Persia ke
Iran oleh Barat dipandang secara politis membuat
Iran yang tadinya "terkenal" menjadi "tidak dikenal", pada musim panas 1959, sebuah komite dibentuk, dipimpin oleh sarjana terkenal Ehsan Yarshater, untuk mempertimbangkan masalah itu lagi. Mereka merekomendasikan pembalikan maklumat 1935
dan Mohammad Reza Pahlavi menyetujui ini. Namun, implementasi proposal itu lemah, hanya memungkinkan
Persia dan Iran digunakan secara bergantian. Saat ini, kedua istilah itu umum digunakan;
Persia kebanyakan dalam konteks sejarah
dan budaya,
Iran kebanyakan dalam konteks politik.
Dalam ranah sosial, ada banyak orang
Iran di Barat yang lebih memilih
Persia dan Persian sebagai
Nama Inggris untuk negara
dan kebangsaannya, mirip dengan penggunaan La Perse/persan dalam bahasa Prancis. Menurut Hooman Majd, popularitas istilah
Persia di antara diaspora
Iran berasal dari fakta bahwa "'
Persia' berkonotasi dengan kejayaan masa lalu yang ingin diri mereka kaitkan, sementara '
Iran' sejak revolusi 1979 ... tidak mengatakan apapun kepada dunia selain fundamentalisme Islam."
Rujukan
Pranala luar
Publication of General Maps of
Persia (
Iran) in The Netherlands Diarsipkan 2008-05-23 di Wayback Machine.
The names of
Iran in the course of history
Iran and
Persia- Are they the same? -World Heritage Institute