- Source: Namaskara (Buddhisme)
Namaskara (KBBI; Pali: namakkāra, paṇipāta; Sanskerta: नमस्कार, namaskāra, atau नमःकार, namaḥkāra), juga dikenal sebagai sujud, merupakan gerakan yang dipraktikkan dalam Buddhisme untuk menghormati Triratna, yakni Buddha, Dhamma, dan Sangha; atau suatu objek penghormatan lainnya.
Di kalangan umat Buddha, namaskara diyakini bermanfaat bagi para praktisi karena beberapa alasan, termasuk:
suatu praktik derma atau persembahan
suatu praktik untuk memurnikan batin dari pengotor batin, terutama kesombongan
suatu praktik persiapan untuk meditasi
suatu praktik yang mengumpulkan kebajikan
Tidak seperti tradisi agama-agama Abrahamik, praktik sujud Buddhis (namaskara) tidak dimaknai sebagai suatu praktik untuk memasrahkan diri kepada suatu objek, tetapi sebagai suatu praktik untuk menghormati suatu objek atau merenungi kualitas-kualitas yang dilambangkan oleh objek tersebut, seperti kebajikan, cinta kasih, dan kebijaksanaan.
Berbagai pratik namaskara dilakukan sesuai aliran Buddhisme yang dianut. Dalam Buddhisme Theravāda, namaskara dipraktikkan dengan lima titik (pañca-patiṭṭhita), yaitu kaki, lutut, siku, kedua telapak tangan, dan kening/dahi menyentuh permukaan. Sebelum tersentuhnya lima titik tersebut, dilakukan pembacaan syair-syair persujudan yang dilanjut dengan diangkatnya tangan ke depan kepala (paggahetvā). Dalam Buddhisme Mahayana, namaskara diakhiri dengan memutar lengan bawah pada siku dan mengangkat telapak tangan ke arah atas. Dalam Buddhisme Vajrayana, namaskara dilakukan secara bertahap dengan mempraktikkan berbagai mudra, menjatuhkan tubuh ke depan, meluruskan tubuh di lantai, hingga merentangkan lengan ke depan. Dalam Buddhisme Barat kontemporer, beberapa guru menggunakan namaskara sebagai praktik tersendiri, sementara guru-guru lain menganggap namaskara sebagai ritual liturgi adat dan pelengkap praktik meditasi.
Theravāda
Dalam aliran Theravāda, sesuai dengan kitab Parivāra dalam Vinaya Piṭaka, sujud diawali dengan postur tangan yang dikatupkan (añjali) dan diangkat ke depan kepala (paggahetvā). Pada saat bersujud, lima bagian tubuh perlu menyentuh permukaan tempat bersujud. Praktik ini disebut sebagai "sujud lima titik yang harus dikukuhkan" (pañca-patiṭṭhita) atau "penghormatan lima faktor" (pañcaṅga-vandana). Lima titik tersebut adalah:
kaki (pāda),
lutut (jāṇu),
siku (kappara),
kedua telapak tangan (hattha), dan
kening atau dahi (sīsa).
Beberapa bacaan juga dilantunkan sebelum bersujud. Dalam tradisi Myanmar, pembacaan okāsa dilakukan sebelum praktik sujud. Selain itu, syair "Ratanattayapaṇāma" atau "Paṭipattiyā Ratanattayapaṇāma" juga biasa dilantunkan sebelum masing-masing dari tiga sujud:
Dalam tradisi Sri Lanka, ketika seseorang menghadap gurunya, untuk "membuka pikirannya untuk menerima instruksi", seseorang perlu membungkuk dan melafalkan kalimat, "Okāsa ahaṃ bhante vandāmi" ("Saya memberi penghormatan kepada Anda, Bhante") atau "Okāsa vandāmi, Bhante". Dalam tradisi Thailand dan Saṅgha Theravāda Indonesia, secara tradisional, masing-masing dari tiga sujud tersebut disertai dengan syair Pali "Namakkāra Pāṭha" berikut ini:
Mahayana
Dalam Buddhisme Zen, sujud setengah dan sujud penuh dipraktikkan. Guru Zen Robert Aitken menulis:
Siswa Zen diajarkan bahwa dalam raihai [sujud] seseorang membuang segalanya. Memutar lengan bawah pada siku dan mengangkat tangan [telapak tangan ke atas] saat bersujud adalah tindakan mengangkat kaki Buddha di atas kepala seseorang.
Roshi Philip Kapleau menulis:
Tindakan bersujud tanpa kesadaran diri di hadapan seorang Buddha adalah ... mungkin dilakukan di bawah dorongan rasa hormat dan rasa terima kasih. "Penataan horizontal tiang ego" seperti itu membersihkan hati-pikiran, membuatnya fleksibel dan luas, dan membuka jalan menuju pemahaman dan penghargaan terhadap pikiran yang agung dan berbagai kebajikan Sang Buddha dan para leluhur. Maka muncullah dalam diri kita keinginan untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan menunjukkan rasa hormat kita di hadapan wujud pribadi mereka melalui ritual yang tepat.
Seorang guru Zen dari abad ke-9, Huang Po, dikatakan telah melakukan sujud begitu intens sehingga ia memiliki tanda merah permanen di dahinya.
Vajrayana
Dalam Buddhisme Vajrayana, sujud sering dilakukan sebelum meditasi atau pembelajaran Dharma, tetapi dapat menjadi praktik khusus tersendiri. Sujud dipandang sebagai sarana untuk memurnikan tubuh, ucapan, dan pikiran seseorang dari kekotoran karma, terutama kesombongan. Sujud digunakan bersamaan dengan visualisasi dan dapat digunakan untuk mengungkapkan rasa hormat kepada Guru Rinpochedan lainnya.
Misalnya, dalam konteks memberi penghormatan kepada Guru Rinpoche, sujud harus dilakukan sebagai berikut:
...Satukan kedua tangan Anda dalam posisi mudra 'kuncup teratai' (pangkal telapak tangan dan ujung-ujung jari saling menempel, dan ibu jari sedikit terselip) dan letakkan di ubun-ubun kepala, lalu ke tenggorokan dan jantung.Saat Anda meletakkan kedua tangan di ubun-ubun, Anda memberikan penghormatan kepada tubuh Guru Rinpoche yang tercerahkan, memurnikan kekotoran dan halangan yang terjadi melalui jalur tubuh Anda, dan membangun potensi untuk mewujudkan nirmāṇakāya. Di tenggorokan, Anda memberikan penghormatan kepada ucapannya yang tercerahkan, dan membangun potensi untuk mewujudkan saṃbhogakāya. Dengan mendekatkan kedua tangan ke jantung, Anda memberikan penghormatan kepada pikirannya yang tercerahkan, memurnikan halangan pikiran Anda, dan membangun potensi untuk mewujudkan dharmakaya.Sujud yang sebenarnya dilakukan dengan menjatuhkan tubuh ke depan dan meluruskannya di lantai, lengan terentang di depan.... Sekali lagi, dengan tangan dalam mudra kuncup teratai, tekuk lengan Anda ke belakang dan sentuhkan tangan Anda ke atas kepala Anda, sebuah gerakan yang mengakui berkah yang mengalir dari Guru Rinpoche. Kemudian, rentangkan lengan Anda sekali lagi dan dorong diri Anda ke atas.... Bawa tangan Anda ke dalam mudra kuncup teratai untuk ketiga kalinya dan sentuh hati Anda dalam gerakan penghormatan. Kemudian, dengan gerakan halus, bawa tangan Anda ke ubun-ubun dan lakukan sujud berikutnya....
Jenis sujud ini sering dilakukan sebanyak 3, 7, 21, atau 108 kali. Japamala khusus untuk praktik sujud dapat digunakan untuk memudahkan penghitungan. Jenis sujud ini juga dipraktikkan untuk makhluk tercerahkan selain Guru Rinpoche.
Sujud yang dilakukan dalam jumlah besar (seperti 100.000) dapat menjadi bagian dari praktik pendahuluan dalam praktik tantra. Praktik lain seperti ini dapat berupa pembacaan doa perlindungan, persembahan mandala, mantra Vajrasattva, dan praktik-praktik lainnya yang disebut ngöndro.
Lihat pula
Puja (Buddhisme)
Referensi
Daftar pustaka
Aitken, Robert (1982). Taking the Path of Zen. NY:North Point Press. ISBN 0-86547-080-4.
Aitken, Robert (2002). "Formal Practice: Buddhist or Christian" in Buddhist-Christian Studies (2002), Vol. 22, pp. 63–76. Tersedia daring di: http://www.thezensite.com/ZenEssays/Miscellaneous/FormalPractice.htm
Indaratana Maha Thera, Elgiriye (2002). Vandana: The Album of Pali Devotional Chanting and Hymns. Penang, Malaysia:Mahindarama Dhamma Publication. Tersedia daring di: http://www.buddhanet.net/pdf_file/vandana02.pdf.
Kapleau, Phillip (1989a). The Three Pillars of Zen: Teaching, Practice and Enlightenment. NY: Anchor Books. ISBN 0-385-26093-8.
Kapleau, Philip (1989b). Zen: Merging of East and West. NY:Anchor Book. ISBN 0-385-26104-7.
Khantipalo, Bhikkhu (1982). Lay Buddhist Practice: The Shrine Room, Uposatha Day, Rains Residence (The Wheel No. 206/207). Kandy, Sri Lanka:Buddhist Publication Society. Juga ditranskripsi (1995) dan tersedia daring di: http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/khantipalo/wheel206.html.
Tromge, Jane (1995). Ngondro Commentary: Instructions for the Concise Preliminary Practices of the New Treasure of Dudjom / compiled from the teachings of His Eminence Chagdud Tulku. Junction City, CA:Padma Publishing. ISBN 1-881847-06-3.
Pranala luar
A Holy Quest in Tibet: Prostrate, and Miles to Go Diarsipkan 2011-06-08 di Wayback Machine.
Buddhist Bowing as Comtemplation
Buddhism: Prostrations (video) Buddhism: Prostrations Part II (video) oleh Thubten Chodron.
Prostrating from Tibet to India Diarsipkan 2011-06-09 di Wayback Machine.
Prostrations: A Buddhist Exercise Program Diarsipkan 2009-07-02 di Wayback Machine.
Tibetan Prostration (animation) Diarsipkan 2016-03-03 di Wayback Machine.
Kata Kunci Pencarian:
- Namaskara (Buddhisme)
- Buddhisme
- Ketuhanan dalam Buddhisme
- Keyakinan dalam Buddhisme
- Sejarah Buddhisme
- Karma dalam Buddhisme
- Bakti (Buddhisme)
- Kebajikan (Buddhisme)
- Loka (Buddhisme)
- Mahāyāna