Kabupaten Pandeglang (bahasa Sunda: ᮕᮔ᮪ᮓᮦᮌᮣᮀ, translit. Pandéglang), adalah sebuah
Kabupaten yang terletak di Provinsi Banten, Indonesia.
Kabupaten ini beribu kota di Kecamatan
Pandeglang. Pada pertengahan 2024, jumlah penduduk
Pandeglang sebanyak 1.413.897 jiwa.
Kabupaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Serang di utara,
Kabupaten Lebak di Timur, serta Samudra Hindia di barat dan selatan. Wilayahnya juga mencakup Pulau Panaitan (di sebelah barat, dipisahkan dengan Selat Panaitan), serta sejumlah pulau-pulau kecil di Samudra Hindia, termasuk Pulau Deli dan Pulau Tinjil. Semenanjung Ujung Kulon merupakan ujung paling barat Pulau Jawa, di mana terdapat suaka margasatwa tempat perlindungan hewan badak bercula satu yang kini hampir punah. Suku aslinya adalah Suku Sunda Banten, beberapa warga merupakan penganut penghayat kepercayaan Sunda Wiwitan.
Pusat kota
Kabupaten Pandeglang terletak di 4 Kecamatan yaitu
Pandeglang, Karang Tanjung, Majasari, dan Kaduhejo. Selain itu pusat wisata pantai terdapat di Carita. Terdapat 3 Gunung di
Kabupaten Pandeglang yaitu Gunung Karang, Gunung Pulosari dan Gunung Aseupan.
Sebagian besar wilayah
Kabupaten Pandeglang merupakan dataran rendah dan dataran bergelombang. Sungai yang mengalir di antaranya Sungai Ciliman yang mengalir ke arah barat, dan Sungai Cibaliung yang mengalir ke arah selatan.
Sejarah
Nama "
Pandeglang" yang sekarang digunakan ini baik sebagai Ibu Kota
Kabupaten maupun sebagai nama
Kabupaten hal ini ada beberapa pendapat antara lain:
Pandeglang yang berasal dari kata “Pandai Gelang” yang artinya orang tukang atau tempat menempa gelang. Pendapat ini terutama dikaitkan dengan legenda "Si Amuk" yang konon kabarnya pada Zaman Kesultanan Banten, di Desa Kadupandak ada seorang tukang Pandai (tukang besi) yang termasyur pandai.
Meriam Ki Amuk (samping)
Sultan Banten yang memerintah pada waktu itu menyuruh tukang pandai besi di desa tersebut untuk membuat gelang meriam yang bernama si AMUK, karena di daerah lain tukang pandai besi tidak ada yang sanggup untuk membuatnya. Oleh karena pandai besi tersebut berhasil membuatnya maka daerah Kadupandak dan sekitarnya disebut orang
Pandeglang yang selanjutnya berkembang menjadi salah satu distrik di
Kabupaten Serang;
Meriam Ki Amuk (depan)
Pandeglang berasal dari kata “Paneglaan” yang artinya tempat melihat ke daerah lain dengan jelas. Hal ini seperti dikemukakan dalam salah satu Buku “
Pandeglang itu asal dari kata Paneglaan, tempat melihat ke mana-mana”. Sedikit kita nanjak ke pasir, maka terdapat sebuah kampung namanya “Sanghiyang Herang” patilasan orang dahulu, awas (negla) melihat ke mana-mana yaitu “
Pandeglang sekarang”.
Pandeglang berasal dari kata “Pani-Gelang” yang artinya “tepung gelang”. Pada Tahun 1527 Banten jatuh seluruhnya ke tangan Syarif Hidayatullah yang kemudian diperkuat untuk kepentingan perdagangan.
Sunda Kelapa yang diganti namanya menjadi Jayakarta sebagian dimasukan ke dalam Wilayah Banten. Cirebon kekuasaannya diserahkan kepada anaknya bernama Pangeran Pasarean yang wafat pada tahun 1552. Sedangkan Banten kekuasaannya diserahkan pada puteranya yang bernama Sultan Hasanudin (Tahun 1552-1570).
= Pelabuhan Sunda Kelapa
=
Pada tahun 1568 Banten memutuskan hubungan kerajaan dengan Demak. Pengganti Hasanudin ialah Maulana Yusuf dari tahun 1570-1580. Penggantinya Maulana Muhammad (Ratu Banten) sebagai Sultan Banten III Tahun 1580-1596. Pada Tahun 1596 muncul orang-orang Belanda di Daerah yang kemudian mendirikan VOC pada tahun 1602.
Tahun 1618, Belanda berselisih dengan Banten 1612 berdiri Batavia oleh Jan Pieterszoon Coen. Sultan Banten ke IV ialah Sultan Tirtayasa pada tahun 1651-1682. Pada tahun 1680 Sultan Ageng Tirtayasa berselisih dengan Sultan Haji yang minta bantuan pada Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjarakan di Batavia pada tahun 1692. Pada tahun 1750 timbul perebutan kekuasaan pada waktu Sultan Arifin (Sultan ke VI) Alim Ulama pada waktu itu mengangkat Ratu Bagus Buang.
Keadaan ini oleh Belanda dianggap berbahaya, maka diangkatlah Pangeran Gusti sebagai penggantinya. Kenyataannya bukan mereda tetapi Kiyai Tapa dan Ratu Buang mengadakan perlawanan dan pengacauan di Daerah Bogor dan Priangan. Ketika zaman Deandels nasib Banten sama dengan nasib kerajaan lainnya di Pulau Jawa. Tahun 1809 Sultan Banten yang baru yaitu Sultan Muhamad harus menyerahkan Daerah Lampung kepada Batavia.
Oleh karena itu Sultan Muhamad memindahkan Ibu Kota Kesultanan Banten ke
Pandeglang.
= Keresidenan Banten
=
Menurut Staatsblad Nederlands Indie No. 81 Tahun 1828 Keresidenan Banten dibagi menjadi 3
Kabupaten yaitu:
Kabupaten Utara yaitu
Kabupaten Serang;
Kabupaten Selatan yaitu
Kabupaten Lebak;
Kabupaten Barat yaitu
Kabupaten Caringin.
Kabupaten Serang dibagi atas 11 Kewedanaan:
1. Kewedanaan Serang dibagi dalam Kecamatan Kalodian dan Cibening;
2. Kewedanaan Banten dibagi dalam Kecamatan Banten, Serang, Nejawang;
3. Kewedanaan Ciruas dibagi dalam Kecamatan Cilegon, Bojonegara;
4. Kewedanaan Cilegon dibagi dalam Kecamatan Terate, Cilegon, Bojonegara;
5. Kewedanaan Tanara dibagi dalam Kecamatan Tanara dan Pontang;
6. Kewedanaan Baros dibagi dalam Kecamatan Regas, Ander, Cicandi;
7. Kewedanaan Kolelet dibagi dalam Kecamatan
Pandeglang dan Cadasari;
8. Kewedanaan
Pandeglang dibagi dalam Kecamatan
Pandeglang dan Cadasari;
9. Kewedanaan Ciomas dibagi dalam Kecamatan Ciomas Barat dan Ciomas Utara;
10. Kewedanaan Anyer tidak dibagi dalam Kecamatan-kecamatan;
Selanjutnya memperhatikan SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 24 November 1887 Np. 1/c tentang Batas Kota Serang dan Bagian Kota
Pandeglang, Caringin dan Lebak Pasal 29, 31, 33, 67c dan 131 Reglement (STBL Van Nederlanch India Tahun 1925 No. 380 LN. 1924 No. 74 Pasal 1) maka ditunjuk Kewedanaan
Pandeglang, Menes, Caringin dan Cibaliung.
Berdasarkan Surat Menteri Jajahan tanggal 13 dan 20 November 1873 No. LAA.AZ.No. 34/209 dan 28/2165 menetapkan bahwa:
Jabatan Kliwon pada Bupati dan Patih dari Afdeling Anyer dan Serang dan Keresidenan Banten dihapuskan; Bupati mempunyai pembantu yaitu Mantri
Kabupaten dengan gaji 50 gulden; Kepala Distrik mempunyai gelar Jabatan Wedana dan Onder Distrik mempunyai Gelar Jabatan Asisten Wedana;
Berdasarkan Staatsblad 1874 No. 73 Ordonansi tanggal 1 Maret 1874, mulai berlaku 1 April 1874 menyebutkan pembagian daerah, di antaranya
Kabupaten Pandeglang dibagi 9 Distrik atau Kewedanaan sebagai berikut:
1. Kewedanaan
Pandeglang;
2. Kewedanaan Baros;
3. Kewedanaan Ciomas;
4. Kewedanaan Kolelet;
5. Kewedanaan Cimanuk;
6. Kewedanaan Caringin;
7. Kewedanaan Panimbang;
8. Kewedanaan Menes;
9. Kewedanaan Cibaliung.
Di
Pandeglang sejak tanggal 1 April 1874 telah ada pemerintahan. Lebih jelas lagi dalam Ordonansi 1887 No. 224 tentang batas-batas wilayah Keresidenan Banten, termasuk batas-batas
Kabupaten Pandeglang. Dalam tahun 1925 dengan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 14 Agustus 1925 No. IX maka jelas
Kabupaten telah berdiri sendiri tidak di bawah penguasaan Keresidenan Banten.
Atas dasar dan fakta-fakta tersebut dapat diambil beberapa alternatif:
1. Pada tahun 1828:
Pandeglang sudah merupakan Pusat Pemerintahan Distrik;
2. Pada tahun 1874:
Pandeglang merupakan
Kabupaten;
3. Pada tahun 1882:
Pandeglang merupakan
Kabupaten dan Distrik Kewedanaan;
4. Pada tahun 1925:
Kabupaten Pandeglang telah berdiri sendiri.
Dari keempat kesimpulan itu atas kesepakatan bersama kita telah menentukan 1 April 1874 sebagai Hari Jadi Kota
Kabupaten Pandeglang.
Geografi
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu
Kabupaten di wilayah Provinsi Banten. Letaknya barada di ujung paling barat Pulau Jawa dengan luas wilayah 2.746,89 km².
= Batas Wilayah
=
= Topografi
=
Bentuk Topografi wilayah
Kabupaten Pandeglang di daerah tengah dan selatan pada umumnya merupakan dataran dengan ketinggian gunung-gunungnya relatif rendah, sedangkan daerah utara sekitar 14,93% dari luas
Kabupaten Pandeglang merupakan dataran tinggi.
= Iklim Cuaca
=
Kabupaten Pandeglang beriklim tropis seperti di wilayah Indonesia lainnya. Tipe iklim tropis di wilayah
Pandeglang berdasarkan klasifikasi iklim Koppen adalah Iklim Hutan Hujan Tropis. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah
Pandeglang terbilang tinggi yakni ±81% dengan suhu udara rata-rata bervariasi antara 20°–31 °C.
Oleh karena beriklim hutan hujan tropis, wilayah
Kabupaten Pandeglang memiliki curah hujan yang cukup tinggi dengan jumlah curah hujan tahunan berkisar antara 2400 – 2800 mm per tahun dan jumlah hari hujan lebih dari 150 hari hujan per tahun.
Curah hujan maksimum terjadi pada bulan Januari dengan curah hujan bulanan lebih dari 300 mm per bulan, sedangkan curah hujan minimum terjadi di bulan Juli dengan curah hujan bulanan kurang dari 130 mm per bulan.
Pemerintahan
= Daftar Bupati
=
Berikut adalah daftar Bupati
Pandeglang secara definitif sejak tahun 1848 pasca berdirinya
Kabupaten Pandeglang dan sebagai bagian dari sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia.
= Dewan Perwakilan
=
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD
Kabupaten Pandeglang dalam tiga periode terakhir.
= Kecamatan
=
Kabupaten Pandeglang terdiri dari 35 kecamatan, 13 kelurahan dan 326 desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 diperkirakan sebesar 1.175.148 jiwa dan luas wilayah 2.746,89 km² dengan kepadatan 428 jiwa/km².
Daftar kecamatan dan kelurahan di
Kabupaten Pandeglang, adalah sebagai berikut:
Demografi
Kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah kecamatan Labuan disusul kecamatan Mandalawangi dan kecamatan Cikeusik
Berdasarkan visualisasi data kependudukan Jumlah Penduduk
Pandeglang: 1.392.046 Orang.
Pendidikan
Transportasi
Tidak ada rute kereta api, namun untuk ke
Kabupaten Pandeglang bisa melalui Stasiun Rangkasbitung, yang kemudian dilanjutkan dengan menaiki angkutan kota arah
Pandeglang di Terminal Mandala, Lebak.
Angkutan kota wilayah
Kabupaten Pandeglang dan beberapa rute yang menghubungkan
Kabupaten Lebak dengan
Kabupaten Serang.
Stasiun kereta api
Kabupaten Pandeglang memiliki 14 stasiun nonaktif di Jalur kereta api Labuan–Rangkasbitung dan 2 stasiun Jalur kereta api Saketi–Bayah yang sudah berhenti beroperasi, diantaranya
EKS Stasiun Babakanlor
EKS Stasiun Cibiuk
EKS Stasiun Cikaduwen
EKS Stasiun Cimanggu
EKS Stasiun Cimenyan
EKS Stasiun Cipeucang
EKS Stasiun Jasugi
EKS Stasiun Kadukacang
EKS Stasiun Kalumpang
EKS Stasiun Kenanga
EKS Stasiun Labuan
EKS Stasiun Menes
EKS Stasiun
Pandeglang
EKS Stasiun Saketi
EKS Stasiun Sekong
EKS Stasiun Sodong
Terminal
Terminal Labuan, Pagelaran,
Pandeglang
Terminal Kadubanen,
Pandeglang,
Pandeglang
Ruas jalan tol
Jalan Tol Serang–Panimbang
Komunikasi dan Media Massa
= Stasiun TV
=
= Stasiun Radio
=
Sejumlah stasiun radio yang beroperasi di wilayah ini:
Radio Adhiswara FM 90.6 Mhz
Radio Female FM 97.9 MHz
Radio Angkasa FM 98.9 MHz
Radio Paranti FM 105.6 Mhz
Radio Berkah FM 97.3 Mhz
Radio Akarsari FM 92.20 Mhz
E–Radio Fm 95.9 MHz
Radio Krakatau FM 93.7 Mhz
Radio Labuan FM 93.3 Mhz
Radio Nadafa FM 91.0 Mhz
Radio Arjuna FM 100.0 Mhz
Radio Female FM 97.9 MHz
RIS FM 107.9 MHz
Radio Ujungkulon FM 95.10 Mhz
Makanan Khas
Kabupaten Pandeglang memiliki beberapa makanan khas yaitu:
Balok Cikedal
Pandeglang
Emping Menes
Apem
Angeun Lada
Rabeg
Jojorong
Bubur Sop Labuan
Otak-otak Labuan
Pariwisata
Kabupaten Pandeglang memiliki beberapa tempat wisata, yaitu:
Dataran tinggi Gunung Karang-Pulosari-Aseupan
Alun-Alun
Pandeglang
Kampung Domba
Pemandian Air Panas Cisolong
CAS Waterpark
DM Wisata Air
Curug Leuwibumi
Situs Salakanagara Cihunjuran
Pemandian Alam Mata Air Citaman
Pantai Carita
Curug Putri Carita
Pandeglang
Curug Ciajeng
Pandeglang
Curug Cinoyong
Pandeglang
Taman Hutan Raya
Pandeglang
Mutiara Carita
Cindewulung Bed & Resto
Archipelago Carita
Pantai Pandan Carita
Pantai Bama
Pantai Ciputih
Pantai Tanjung Lesung
Pantai Batu Hideung
Curug Gendang
Pemandian Cikoromoy
Taman Nasional Ujung Kulon
Kramat Syech Asnawi Caringin
Kramat Syech Daud Cikaduen
Kramat Syech Husen Carita
Pulau Popole & Lowongan
Referensi
Bacaan lebih lanjut
BPS
Kabupaten Pandeglang (2018).
Kabupaten Pandeglang Dalam Angka 2018. BPS
Kabupaten Pandeglang.
BPS
Kabupaten Pandeglang (2018). Statistik Daerah
Kabupaten Pandeglang 2018. BPS
Kabupaten Pandeglang.
BPS
Kabupaten Pandeglang (2018). Statistik Kesejahteraan Rakyat
Kabupaten Pandeglang 2018. BPS
Kabupaten Pandeglang.
Pranala luar
Situs web resmi