Pemilihan Pemimpin Partai Konservatif Britania Raya 2019 digelar untuk menentukan pengganti
Pemimpin Partai Konservatif sekaligus Perdana Menteri
Britania Raya, Theresa May. Sebelumnya, May mengumumkan pada tanggal 24 Mei
2019 bahwa ia akan mundur dari jabatannya sebagai
Pemimpin pada tanggal 7 Juni
2019, dan kemudian mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri setelah
Pemimpin yang baru telah terpilih. Pemungutan suara pertama yang melibatkan Anggota Parlemen
Britania Raya (AP) digelar pada 13 Juni, dengan putaran selanjutnya digelar pada 18, 19, dan 20 Juni untuk menghasilkan dua calon terkuat. Kader-kader
Partai yang biasa memilih pimpinan
Partai Konservatif melalui pengiriman pos. Hasil
Pemilihan diumumkan pada tanggal 23 Juli dengan keunggulan 51,3% suara untuk Boris Johnson yang hampir mencapai dua kalinya Jeremy Hunt yang hanya mendapat 24,7% suara sahaja.
Spekulasi mengenai
Pemilihan pimpinan
Partai Konservatif muncul selepas pemilu sela 2017. Theresa May menggelar pemilu dengan harapan pertambahan suara unggul untuk negosiasi Brexit. Namun,
Partai Konservatif kalah suara sehingga gagal mendapatkan suara (42% suara nasional) maupun perolehan kursi mayoritas (317 dari 650 kursi atau 48% kursi) di Dewan Rakyat. Spekulasi selanjutnya muncul dari rintangan-rintangan yang dihadapi Theresa May dalam mendapat persetujuan di antara kader
Partai Konservatif untuk negosiasi Brexit. Ketidakpercayaan publik terhadap Theresa May terus bertambah hingga November 2018, yakni pada saat lembaga survei dengan spektrum Euroskeptik bernama Kelompok Riset Eropa terus mendorong adanya mosi tidak percaya terhadap Theresa May. Usul untuk pemungutan mosi kepercayaan atau mosi ketidakpercayaan muncul lagi pada Desember 2018. Akan tetapi,
Partai masih memiliki kepercayaan terhadap Theresa May dan Ia mempertahankan jabatannya sebagai pimpinan
Partai Konservatif. Di awal tahun
2019, Pemungutan suara Parlemen untuk Brexit, secara berulang, menolak proposal perjanjian pengunduran lewat Brexit, yang akhirnya menuntut May untuk berhenti dari jabatannya sebagai Pimpinan
Partai Konservatif, dan sebagai Perdana Menteri.
Pemilihan pimpinan
Partai Konservatif yang dilakukan oleh kader, mula-mula, digelar di tahun 2001. Namun,
Pemilihan-
Pemilihan tersebut digelar ketika
Partai Konservatif merupakan
Partai oposisi hingga tahun 2016, yang ditandai dengan berhentinya Andrea Leadsom dari pencalonan sebelum para kader memberi suara. Boris Johnson menjadi pimpinan
Partai Konservatif pertama yang dipilih kader untuk menjabat sebagai Perdana Menteri.
Calon
= Dicalonkan
=
Sepuluh Anggota Parlemen berikut ini dicalonkan pada tanggal 10 Juni
2019. Setiap calon harus dicalonkan oleh sedikitnya delapan AP, tetapi hanya nama pengusul (proposer) dan pendukungnya (seconder) yang dibuka ke publik.
= Mundur
=
Tokoh-tokoh berikut sempat menyatakan diri sebagai calon, tetapi kemudian mundur karena tidak berhasil menggalang cukup dukungan atau alasan lainnya.
Sebelum pemungutan suara putaran ke-1
James Cleverly, Menteri Brexit sejak
2019 dan AP dapil Braintree sejak 2015 (mendukung Johnson)
Sam Gyimah, Menteri Universitas (2018) dan AP dapil East Surrey sejak 2010
Kit Malthouse, Menteri Perumahan sejak 2018, Wakil Wali Kota London (2008 –2015) dan AP dapil North West Hampshire sejak 2015 (mendukung Johnson)
Setelah pemungutan suara putaran ke-1
Matt Hancock, Menteri Kesehatan dan Layanan Sosial sejak 2018 dan AP dapil West Suffolk sejak 2010 (mendukung Johnson)
Hasil
Undian pertama untuk anggota parlemen dari
Partai Konservatif diadakan pada tanggal 13 Juni
2019. Johnson berhasil menduduki peringkat pertama. Harper, Leadsom, dan McVey tersingkir karena tidak berhasil memperoleh cukup suara.
Hasilnya diumumkan tanggal 23 Juli
2019 oleh petugas pelaksana (returning officer) Dame Cheryl Gillan. 159.320 anggota
Partai memiliki hak suara. 139.318 anggota
Partai memberikan suara sah, sedangkan 20.002 lainnya tidak. 87,4% anggota
Partai berpartisipasi dalam
Pemilihan ini.
Referensi
Referensi