Pengetahuan terlarang digunakan untuk menjelaskan
Pengetahuan, buku
terlarang, atau informasi lain yang aksesnya dibatasi atau disembunyikan demi alasan politik atau agama. Berbeda dari
Pengetahuan rahasia,
Pengetahuan terlarang biasanya bukanlah sebuah rahasia, tetapi masyarakat atau berbagai instansi menggunakan mekanisme pengekangan untuk sepenuhnya mencegah publikasi informasi yang mereka anggap tidak menyenangkan atau berbahaya (penyensoran). Seringkali juga digunakan untuk mencoba mengurangi kepercayaan publik terhadap informasi tersebut (dalam kasus ini merupakan propaganda). Pengekangan publik dapat menciptakan situasi paradoks jika informasi
terlarang itu merupakan
Pengetahuan umum tetapi tidak diperbolehkan untuk mengutipnya secara publik.
Bacaan lanjutan
Beckett, C (1989) Forbidden Knowledge, New Scientist 121(1649), 76.
Blatt, IB (1998) Freud and Forbidden Knowledge, Journal of Religion and Health 37(3), 290.
Johnson, DG (1999) Reframing the Question of Forbidden Knowledge for Modern Science, Science and Engineering Ethics 5(4), 445.
Schrag, B et al. (2003) Forbidden Knowledge – A Case Study with Commentaries Exploring Ethical Issues and Genetic Research, Science and Engineering Ethics 9(3), 409.
Wendl, MC (2005) The Question of Forbidden Knowledge, Science 308(5728), 1549.
Kempner, J., Merz, J. F. and Bosk, C. L. (2011), Forbidden Knowledge: Public Controversy and the Production of Nonknowledge. Sociological Forum, 26: 475–500. DOI:10.1111/j.1573-7861.2011.01259.x [1]