Tari Jawa adalah bentuk
Tari dan seni yang tercipta dan dipengaruhi oleh budaya
Jawa. Gerakan dalam
Tari Jawa teratur, tenang, dan halus. Seni
Jawa sering menampilkan kemahiran, dan pada saat bersamaan ketenangan yang hening yang jauh di atas segala hal yang biasa-biasa saja. Tarian
Jawa biasanya berhubungan budaya keraton
Jawa yang anggun, halus, dan maju, seperti
Tari bedaya dan srimpi. Namun, dalam arti yang lebih luas,
Tari Jawa juga mencakup
Tari dari orang awam dan penduduk desa
Jawa seperti ronggeng,
Tari tayub, reog, dan kuda lumping.
Tari Jawa dan disiplinnya memiliki gaya dan filosofi yang berbeda dibandingkan dengan tradisi tarian Indonesia lainnya. Tidak seperti
Tari Bali yang bersemangat dan ekspresif atau
Tari Sunda yang riang dan sedikit sensual,
Tari Jawa biasanya melibatkan gerakan lambat dan pose anggun.
Tari Jawa agak memiliki kualitas meditatif dan cenderung lebih reflektif diri, introspektif, dan lebih berorientasi pada pemahaman diri. Tarian
Jawa biasanya dikaitkan dengan wayang orang, serta keraton-keraton di Karaton Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran, Pura Pakualaman atau Kraton Jogja karena kodrat tarian yang menjadi pusaka atau warisan suci dari para leluhur penguasa keraton. Tarian ekspresif ini lebih dari sekadar tarian, mereka juga digunakan untuk pendidikan moral, ekspresi emosional, dan penyebaran budaya
Jawa.
Referensi
Brakel-Papenhuyzen, Clara (1995)Classical Javanese Dance Leiden KITLV Press ISBN 90-6718-053-X
Soedarsono (1984) Wayang Wong Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Pranala luar
Gambyong Sukoretno dance at Mangkunegaran palace
Golek Sulung Dayung dance at Yogyakarta palace
Ramayana Javanese dance at Prambanan temple