Eksekusi
dengan regu tembak adalah sebuah metode hukuman
mati, yang umumnya dilakukan dalam militer dan masa perang. Eksekusi
dengan cara
tembak adalah sebuah praktik lama yang dianggap adil. Beberapa alasan untuk penggunaannya adalah bahwa senjata api biasanya siap sedia dan tembakan pistol ke organ vital biasanya menewaskan relatif cepat. Sebelum pengenalan senjata api, panah atau busur silang sering kali digunakan — Santo Sebastian biasanya digambarkan dieksekusi oleh
regu panahan auksilier Romawi pada sekitar tahun 288 Masehi; Raja Edmund sang Martir dari Anglia Timur, menurut beberapa catatan, diikat pada sebuah pohon dan dieksekusi oleh para pemanah Viking pada 20 November 869 atau 870 Masehi.
regu tembak biasanya terdiri dari beberapa personil militer atau perwira penegakan hukum. Biasanya, seluruh anggota kelompok tersebut diperintahkan untuk menembak saat diminta, entah melalui anggota tunggal maupun identifikasi anggota yang menembak yang menembakkan tembakan acak. Untuk menghindari tembakan berulang di kepalanya, para penembak biasanya diperintahkan untuk menembakkan ke bagian jantungnya, terkadang
dengan bantuan target kertas. Tahanan biasanya ditutup matanya atau ditutup kepalanya, serta meringkuk, meskipun dalam beberapa kasus tahanan meminta untuk diperbolehkan untuk menghadapi
regu tembak tanpa ditutupi matanya. Eksekusi juga dapat dilakukan dalam keadaan berdiri atau duduk. Terdapat tradisi dalam beberapa yuridiksi bahwa eksekusi semacam itu dilakukan pada saat fajar, atau saat matahari terbit, yang biasanya dilakukan pada satu setengah jam kemudian. Hal ini menimbulkan frase "ditembak saat fajar".
Eksekusi
dengan regu tembak berbeda dari bentuk eksekusi
dengan senjata api lainnya, seperti eksekusi
dengan senjata api tunggal pada bagian belakang kepala atau leher.. Namun, tembakan tunggal oleh perwira dari
regu tersebut
dengan sebuah pistol (coup de grâce) terkadang dimasukkan dalam eksekusi
regu tembak, terutama jika tembakan pertama tidak mengakibatkan kematian.
Di Republik Indonesia, eksekusi
dengan regu tembak digunakan sebagai hukuman untuk perdagangan narkoba.
Bacaan tambahan
Moore, William, The Thin Yellow Line, Wordsworth Editions Ltd, 1974
Putkowski and Sykes, Shot at Dawn, Leo Cooper, 2006
Hughs-Wilson, John and Corns, Cathryn M, Blindfold and Alone: British Military Executions in the Great War, Cassell, 2005
Johnson, David, Executed at Dawn: The British Firing Squads of the First World War, History Press, 2015
Pranala luar
Firing Squad Execution of a Civil War Deserter Described in an 1861 Newspaper
The Shot at Dawn Campaign with biographies of executed British and Commonwealth soldiers Diarsipkan 2008-10-14 di Wayback Machine.
Death by Firing Squad – slideshow by The First Post
Nazis Meet the Firing Squad Diarsipkan 2010-09-05 di Wayback Machine. – slideshow by Life magazine