Perang Salib Kedelapan adalah suatu
Perang Salib yang dilangsungkan oleh Louis IX dari Prancis terhadap kota Tunis pada tahun 1270.
Perang Salib Kedelapan terkadang diperhitungkan sebagai yang Ketujuh, apabila
Perang Salib Kelima dan
Perang Salib Keenam diperhitungkan sebagai suatu
Perang Salib tunggal.
Perang Salib Kesembilan terkadang juga diperhitungkan sebagai bagian dari yang
Kedelapan ini.
Perang Salib ini dianggap gagal karena Louis meninggal dunia akibat penyakit tidak lama setelah tiba di pesisir Tunisia, dan pasukannya yang juga dilanda wabah penyakit membubarkan diri kembali ke Eropa tidak lama setelahnya.
Pendahuluan
Dikatakan bahwa Raja Louis selalu menyesalkan hasil
Perang Salib Ketujuh yang menyebabkan ia ditawan oleh kaum Mamluk. 20 tahun kemudian, mendekati akhir pemerintahannya dalam usianya yang ke-56, Louis merencanakan suatu upaya terakhir untuk memaksakan status Eropa di Tanah Suci.
Selain itu Louis juga merasa terusik dengan peristiwa-peristiwa di Suriah, di mana Sultan Mamluk Baibars menyerang sisa-sisa dari negara-negara Tentara
Salib. Baibars mengambil kesempatan itu setelah
Perang Santo Sabas yang menyebabkan kota Venesia dan Genova saling berperang satu sama lain antara tahun 1256–1270.
Perang tersebut menghabiskan tenaga dan sumber daya di pelabuhan-pelabuhan Suriah yang dikendalikan oleh kedua kota tersebut. Pada tahun 1265 Baibars telah merebut Nazaret, Haifa, Toron, dan Arsuf.
Hugues III dari Siprus, raja nominal atas Kerajaan Yerusalem, tiba di Akko untuk mempertahankan kota ini, sementara Baibars bergerak ke utara sampai Armenia, yang mana pada waktu itu berada di bawah kendali bangsa Mongol. Pada tahun 1268, kota kuno Antiokhia jatuh ke tangan Baibar dan dikatakan bahwa semua penduduknya dibantai.
Pengepungan Tunis
Peristiwa-peristiwa ini membuat Louis merasa terpanggil untuk melangsungkan suatu
Perang Salib baru pada tahun 1267 dan seterusnya, kendati hanya ada sedikit dukungan pada waktu itu; Jean de Joinville, seorang penulis sejarah yang mengiringi Louis saat
Perang Salib Ketujuh, menolak untuk pergi. Pada awalnya, sebagaimana juga semua
Perang Salib,
Perang Salib hanya menargetkan daratan di pesisir Outremer, dengan tujuan akhir merebut kembali Yerusalem.
Namun Louis segera diyakinkan oleh saudaranya, Charles I dari Anjou untuk terlebih dahulu menyerang Tunis, yang mana akan memberi mereka suatu landasan yang kuat untuk menyerang Mesir, yaitu fokus dari
Perang Salib Louis sebelumnya (
Perang Salib Ketujuh) serta
Perang Salib Kelima sebelum dia, yang mana keduanya mengalami kekalahan di sana. Charles (atau Carlo) sebagai Raja Sisilia juga memiliki kepentingan sendiri di daerah Mediterania ini. Khalifah Tunis, Muhammad I al-Mustansir, juga memiliki hubungan dengan kaum Kristen Spanyol dan dianggap sebagai kandidat yang baik untuk konversi. Diduga bahwa kepentingan Charles adalah murni ekonomis, bukannya religius. Pada tahun 1268 Charles berhasil mengamankan warisan Sisilia miliknya dari Dinasti Hohenstaufen setelah mengalahkan Konradin dalam Pertempuran Tagliacozzo.
Louis bertolak dari Prancis Selatan dengan suatu armada yang besar, mendarat di pesisir Afrika pada bulan Juli 1270, musim yang sangat tidak menguntungkan untuk melakukan pendaratan. Banyak tentara yang menjadi sakit karena kondisi air minum yang buruk dan Jean Tristan, putranya yang terlahir di Damietta, meninggal dunia karena disentri pada tanggal 3 Agustus. Pada tanggal 25 Agustus, Louis sendiri meninggal dunia karena suatu "fluks di dalam perut", sehari setelah Charles tiba pada tanggal 25 Agustus 1270. Kata terakhirnya adalah "Yerusalem". Charles memproklamirkan putra Louis, yakni Philippe III, sebagai raja yang baru, tetapi karena usia mudanya itu Charles menjadi pemimpin yang sebenarnya dalam
Perang Salib ini.
Catatan
Referensi
Al-Maqrizi, Al Selouk Leme'refatt Dewall al-Melouk, Dar al-kotob, Cairo 1997.
Idem in English: Bohn, Henry G., The Road to Knowledge of the Return of Kings, Chronicles of the Crusades, AMS Press, 1969.
Richard, Jean: The Crusades, C.1071-c.1291, Cambridge University Press, 1999. ISBN 0-521-62566-1
Beebe, Bruce, "The English Baronage and the Crusade of 1270," in Bulletin of the Institute of Historical Research, vol. xlviii (118), November 1975, pp. 127–148.