Perlawanan bangsa Armenia termasuk upaya militer, politik, dan kemanusiaan untuk melawan pasukan Utsmaniyah dan mengurangi
genosida Armenia selama Perang Dunia Pertama. Pada awal Perang Dunia I, Kesultanan Utsmaniyah memulai upaya untuk membasmi budaya
Armenia dan menghilangkan kehidupan
bangsa Armenia, melalui tindakan pembunuhan dan deportasi ke daerah gurun dan pegunungan yang tidak dapat dihuni. Hasilnya adalah homogenisasi Kesultanan Utsmaniyah dan eliminasi 90% populasi Utsmaniyah
Armenia, dan dikenal sebagai
genosida Armenia.
Upaya tersebut dilawan oleh upaya
Armenia untuk mengurangi penderitaan melalui pembentukan jaringan kemanusiaan. Mereka disediakan untuk kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat persembunyian. Beberapa pemberontakan bersenjata yang berusaha untuk melawan deportasi terkenal, yaitu Pertahanan Van (1915), di Musa Dag dan Urfa. Namun,
Perlawanan dengan kekerasan jarang terjadi dan seringkali tidak efektif, dibandingkan dengan jaringan kemanusiaan yang menyelamatkan hingga 200.000 orang
Armenia dari kematian. Gerakan
Perlawanan lokal terutama didukung oleh jaringan bantuan transnasional, yaitu ABCFM, komite bantuan AS
Armenia dan misionaris.
Selain itu, upaya militer untuk melawan Tentara Ottoman dilakukan oleh pasukan
Armenia, seperti Pasukan
Perlawanan Armenia (disebut fedayeen/fedayis) dan unit ireguler
Armenia. Mereka mendukung upaya Rusia untuk maju di front Utsmaniyah di Kaukasus.
Referensi