Pindah silang, atau lengkapnya
Pindah silang kromosom (bahasa Inggris: chromosomal crossover atau crossing over), adalah peristiwa bertukarnya bagian berkas kromatid dengan bagian berkas kromatid lain dari kromosom yang homolog. Istilah crossover juga dipakai untuk menyebut bagian kromatid yang dihasilkan oleh peristiwa ini. Gejala ini ditemukan dan dipaparkan pertama kali oleh Thomas Hunt Morgan pada tahun 1916 ketika mempelajari lalat buah Drosophila. Penjelasan secara fisik diberikan oleh Barbara McClintock.
Pindah silang merupakan satu proses mendasar dalam genetika dan akibat yang ditimbulkannya memiliki sejumlah kegunaan praktis. Ia bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu gen.
Pindah silang menghasilkan Kromosom Rekombinan (recombinant chromosome), kromosom individual yang mengandung gen-gen (DNA) yang berasal dari kedua orangtua. Dalam meiosis pada manusia, rata-rata terjadi satu sampai tiga peristiwa
Pindah silang per pasangan kromoson, bergantung pada ukuran kromosom dan posisi sentromernya.
Pindah silang dimulai sangat awal pada profase 1, ketika kromosom-kromosom homolog berpasangan longgar di sepanjang strukturnya. Setiap gen pada satu homolog berjejer persis dengan gen yang bersuaian pada homolog yang satu lagi. Pada satu peristiwa
Pindah silang tunggal, protein-protein spesifik mengatur pertukaran segmen-segmen bersesuaian pada dua kromatid nonsaudara - satu kromatid maternal dan satu kromatid paternal pada pasangan homolog. Dengan cara ini,
Pindah silang menghasilkan kromosom dengan kombinasi alel maternal dan paternal yang baru.
Pada manusia dan sebagian besar organisme lain yang dipelajari sejauh ini,
Pindah silang juga memainkan peranan penting dalam penjejeran kromosom homolog selama Metafase I. Kiasma terbentuk akibat
Pindah silang yang terjadi saat kohesi kromatid saudara terdapat di sepanjang lengan-lengan. Kiasma menahan homolog-homolog agar tetap berdekatan saat gelendong terbentuk untuk pembelahan Meiosis I. Selama Anafase I, pelepasan kohesi di antara lengan-lengan kromatid saudara memungkinkan kromatid-kromatid saudara memisah.
Pada Metafase II, kromosom-kromosom yang mengandung satu kromatid rekombinan atau lebih dapat terorientasi dalam dua cara alternatif yang tidak ekuivalen dengan kromosom-kromosom lain, karena kromatid-kromatid saudara non-identik yang berbeda selama Meiosis II semakin meningkatkan jumlah tipe-tipe genetik sel-sel anakan yang dapat dihasilkan dari Meiosis