Hasil Pencarian:
- Kelenteng Sam Poo Kong
- John Henry and the Inky-Poo
- Klenteng Poo An Kiong
- Teletubbies
- Kabhi Khushi Kabhie Gham...
- Mr. Hankey, the Christmas Poo
- Soedomo Mergonoto
- Lie Poo Djian
- Ai-jen Poo
- Kelenteng Poo Tong Bio
- Siti Hartati Murdaya
- Kota Semarang
- The Problem with a Poo
- Trompet Masjarakat
- Ichsan Soelistio
- Bioko
- Setyo Gunawan
- Tour de Borobudur
- Alexander Tedja
- Angel (lagu Fifth Harmony)
Artikel: Kelenteng Sam Poo Kong
Sejarah
Menurut cerita, Laksamana Cheng Ho sedang berlayar melewati Laut Jawa, namun saat melintasi Laut Jawa, banyak awak kapalnya yang jatuh sakit, kemudian ia memerintahkan untuk membuang sauh. Kemudian, kapalnya merapat ke Pantai Utara Semarang untuk berlindung di sebuah gua dan mendirikan sebuah masjid di tepi pantai yang sekarang telah berubah fungsi menjadi Kelenteng. Bangunan tersebut sekarang terletak di tengah kota Semarang karena Pantai Utara Jawa yang selalu mengalami proses pendangkalan. Hal ini menyebabkan adanya proses sedimentasi sehingga lambat laun, daratan Pulau Jawa makin bertambah luas ke arah utara. Konon, setelah Cheng Ho meninggalkan tempat tersebut karena ia harus melanjutkan pelayarannya, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa Simongan dan menikah dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang di tempat itu. Cheng Ho memberikan pelajaran bercocok-tanam serta menyebarkan ajaran-ajaran Islam. Bahkan, di Kelenteng ini juga terdapat makam seorang juru mudi dari Kapal Laksamana Cheng Ho. Selain membangun Kelenteng Sam Poo Kong, Laksamana Cheng Ho juga membangun kembali Masjid Jingjue. Masjid Jingjue didirikan pada 1388 Masehi oleh Yuanzhang [1] yang merupakan kaisar pertama Dinasti Ming. Namun, Masjid Jingjue sempat hancur terbakar pada 1430 Masehi. Akhirnya, masjid ini dibangun kembali di bawah perintah Laksamana Cheng Ho pada 1492 masehi.[2]Bangunan
Kelenteng Sam Poo Kong memiliki beberapa kompleks bangunan, diantaranya yaitu Bangunan Kelenteng Utama atau Sam Poo Kong, Kelenteng Kyai Juru Mudi, Kelenteng Dewa Bumi, Kelenteng Kyai Jangkar, Kelenteng Kyai Nyai Tumpeng dan Kyai Tjundrik Bumi, serta Gua Pemujaan Sam Poo Kong. Pada dinding luar bangunan Kelenteng utama, terdapat lapisan relief yang menceritakan kisah ekspedisi Laksamana Zheng He di abad ke-15 selama 30 tahun. Relief tersebut diukir oleh seniman bali sedangkan batu yang digunakan untuk membuat relief berasal dari Tiongkok. Terdapat pula dua patung kecil yang melambangkan kedatangan Laksamana Zheng He ke Semarang. Patung pertama mewakili kedatangan pertama Laksamana Zheng He pada tahun 1406 dan terbuat dari kayu cendana. Patung kedua mewakili kedatangan pada tahun 1416 dan terbuat dari porselen. Kelenteng Kyai Juru Mudi merupakan tempat pemujaan bagi Kyai Juru Mudi Dampo Awang atau Wang Jing hong, kapten dari kapal yang dibawa oleh Laksmana Zheng He. Ketika mendarat di pulau Jawa, Wang Ji Hong tiba-tiba jatuh sakit sehingga ia membutuhkan perawatan dan waktu beristirahat. Wang pun memutuskan untuk tinggal di Simongan dan mulai membangun rumah serta bertani. Kelenteng Kyai Juru Mudi adalah letak pemugaran kawasan makam asli Wang Jing hong. Kelenteng Dewa Bumi merupakan tempat untuk memberi hormat kepada Dewa Bumi atau Hok Tik Tjing Sin. Di depan Kelenteng Dewa Bumi dapat terlihat penjaganya, yaitu Houw Ciang Kun yang berwujud harimau hitam.Galeri
Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Kelenteng Sam Poo Kong; SeputarSemarang.com; Diakses 7 Februari 2013 (Indonesia) Sejarah Kelenteng Sam Poo Kong Semarang (Indonesia) Klenteng Sam Po Kong Semarang Diarsipkan 2014-12-25 di Wayback Machine.; Referensi SingkatDeadpool 2 (2018)
Poor Things (2023)
The Crow: Salvation (2000)
Dr. No (1962)
The Bourne Identity (2002)
No More Posts Available.
No more pages to load.