Prasasti Yupa adalah sebuah
Prasasti yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai. Terdapat tujuh buah
Yupa yang memuat
Prasasti, tetapi baru 4 yang berhasil dibaca dan diterjemahkan.
Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa Pra-Nagari dan dalam bahasa Sanskerta, yang diperkirakan dari bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar Abad ke-5 Masehi.
Prasasti ini ditulis dalam bentuk puisi anustub.
Isi
Isinya menceritakan Raja Mulawarman yang memberikan sumbangan kepada para kaum Brahmana berupa sapi yang banyak. Mulawarman disebutkan sebagai cucu dari Kundungga, dan anak dari Aswawarman.
Prasasti ini merupakan bukti peninggalan tertua dari kerajaan yang beragama Hindu di Indonesia. Nama Kutai umumnya digunakan sebagai nama kerajaan ini meskipun tidak disebutkan dalam
Prasasti, sebab
Prasasti ditemukan di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam.
Dalam salah satu
Yupa
tersebut juga telah dikatakan bahwa pada Raja Mulawarman telah melakukan sebuah
upacara korban emas yang sangat banyak. Kemajuan dari Kerajaan Kutai ini juga
terlihat dari tanda adanya golongan terdidik, yang terdiri dari para golongan
ksatria dan brahmana. Masyarakat
tersebut mendapat kedudukan yang terhormat dalam Kerajaan Kutai.
Teks
Alih aksara
Prasasti pada
Yupa-
Yupa tersebut adalah sebagai berikut:
Terjemahan bebas
Terjemahan teks
Yupa-
Yupa tersebut adalah sebagai berikut:
Informasi yang ada diperoleh dari
Prasasti Yupa dalam upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4.
Yupa merupakan sebuah monumen yang terbuat dari batu berisi tulisan-tulisan mengenai Raja Mulawarman. Terdapat tujuh buah
Yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai.
Yupa dibuat oleh para brahman atas kedermawanan Raja Mulawarman. Dalam agama hindu sapi tidak disembelih seperti kurban yang dilakukan umat islam. Dari salah satu
Yupa tersebut diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam
Yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.
Ditemukannya tujuh rasasti
Yupa, diawali dengan penemuan empat
Prasasti di bukit Brubus, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur pada tahun 1879, keempat
Prasasti terseut terbuat dari batu andesit, ditulis dengan aksara Pallawa dan Bahasa Sanskerta dan diinvetarisasi dengan sebutan D.2a, D.2b, D.2c, dan D.2d kemudian ditempatkan di Museum Nasional (pada saat itu bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen). Kemudian pada tahun 1940, tiga
Prasasti lainnya ditemukan pada situs yang sama dan diinventarisasi dengan nama D.175, D.176, dan D.177 lalu disimpan di Museum Nasional.
Informasi lengkap mengenai tujuh
Yupa diantaranya:
= Muarakaman I (D.2a)
=
Yupa Muarakaman I tertulis 12 baris, menceritakan silsilah Raja Mulawarman, Raja Mulawarman yang kuat dan peradaban amat baik, dan kuasa sekaligus cucu dari Sri Maharaja Kundungga, anak dari Aswawarman. Aswawarman (ibarat dewa Matahari) memiliki tiga orang putra yang sangat mulia seperti api suci dan Raja Mulawarman yang paling terdepan.
Prasasti Yupa tertulis dengan bahasa sanskerta dengan huruf yang tergolong Early Pallawa (Pallawa dimasa awal) dengan khas box-heads (kepala aksara yang berbentu segi empat). Kemungkinan besar aksara Pallawa merupakan aksara semi silabik dari aksara Brahmi yang berasal dari India, dalam
Prasasti Yupa tidak tertulis secara pasti tahun dibuatnya namun diperkirakan dibuat pada abad ke-4 sampai 5 masehi. Alih aksara Muarakaman I diantaranya:
srimatah srinarendrasya
kundunggasya mahatmanah
putro ‘svavarmmo vikhyatah
vansakartta yathangsuman
tasya putra mahatmanah
trayas traya ivagnayah
tesan trayanam pravarah
tapo bala damanvitah
sri mulavarmma rajendro
yastva bahusuvarnnakam
tasya yajñasya yupo ‘yam
dvijendrais samprakalpitah.
Artinya:
Sang Mahārāja Kundungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aśwawarman namanya, yang seperti Angśuman (dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aśwawarmman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci). Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mūlawarmman, raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Sang Mūlawarmman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas-amat-banyak. Untuk peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para brahmana.
= Muarakaman II (D.2b)
=
Yupa Muarakaman II merupakan
Yupa tertinggi diantara tujuh
Yupa yang ditemukan, terdiri 8 baris, menceritakan tentang Sri Mulawarman sebagai raja mulia dan terkemuka yang telah menyedekahkan 20.000 ekor sapi untuk kaum Brahmana,
Yupa ini dibuat oleh kaum Brahmana sebagai peringatan akan kebajikan Raja Mulawarman. Keadaan Muarakaman III masih terjaga dengan baik dan tulisannya masih terbaca, tetapi pada baris keenam dan ketujuh dan bagian belakang terdapat bercak putih. Alih aksara Muarakaman II diantaranya:
srimato nrpamukhyasya
rajñah sri mulavarmmanah
danam punyatame ksetre
yad dattam vaprakesvare
dvijatibhyo ‘gnikalpebhyah
vinsatir ggosahasrikam
tasya punyasya yupo ‘yam
krto viprair=ihagataih.
Artinya:
Dengarkanlah oleh kamu sekalian, Brahmana yang tekemuka, dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata pohon kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan sedekah tanah (yang dihadiahkan). Berhubung dengan kebaikan itulah maka tugu ini didirikan oleh para Brahmana (buat peringatan).
= Muarakaman III (D.2c)
=
Yupa Muarakaman III menceritakan tentang kebesaran Raja Mulawarman, raja besar yang sangat baik budinya dan sangat mulia.
Yupa ini dibuat oleh pra Brahmana sebagai peringatan akan kebaikan Raja Mulawarman. Alih aksara Muarakaman III diantaranya:
sri-mulavarmmano rajnah yad dattan tilla-parvvatam sadipa-malaya sarddham yupo „yam likhitas tayoh.
Artinya:
Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh Sang Raja Mulawarman, yakni segunung minyak (kental), dengan lampu serta malai bunga.
= Muarakaman IV (D.2d)
=
Yupa Muarakaman IV terdiri atas 11 baris pahatan, namun aksaranya telah aus sehingga sulit untuk dibaca isinya.
= Muarakaman V
=
Yupa Muarakaman V tediri atas 4 baris pahatan, isi dari
Yupa ini mengenai peringatan sedekah
Referensi
Pranala luar