Perserikatan Sepak Bola
Sleman (
PSS) atau disebut
PSS Sleman merupakan klub sepak bola profesional Indonesia yang berbasis di Kabupaten
Sleman, Yogyakarta.
PSS didirikan pada tanggal 20 Mei 1976.
PSS memliliki julukan Super Elja (Super Elang Jawa), selain itu
PSS juga memiliki julukan Laskar Sembada merujuk pada awal didirikannya sebagai tim perserikatan dari Kabupaten
Sleman.
PSS berkompetisi di Liga 1 Indonesia.
Stadion utama
PSS adalah Stadion Maguwoharjo, setelah pindah dari Stadion Tridadi pada tahun 2007. Pertandingan resmi pertama di Stadion Maguwoharjo terselenggara pada Minggu, 18 Februari 2007 dengan kemenangan
PSS 2-1 atas Pelita Jaya Purwakarta.
PSS didukung oleh dua kelompok suporter yaitu Slemania dan Brigata Curva Sud (BCS). Secara umum pencinta
PSS Sleman saat ini disebut
Sleman Fans.
Sejarah
Perserikatan Sepak bola
Sleman (
PSS) didirikan pada Kamis Kliwon tanggal 20 Mei 1976 semasa periode kepemimpinan Bupati Drs. KRT. Suyoto Projosuyoto. Lima tokoh sentral kelahiran
PSS adalah H. Suryo Saryono, Sugiarto SY, Subardi, Sudarsono KH, dan Hartadi. Lahirnya
PSS dilatarbelakangi bahwa pada waktu itu di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baru ada dua perserikatan yaitu PSIM Yogyakarta dan Persiba Bantul. Waktu berdirinya
PSS hampir bersamaan dengan saat berdirinya Persikup Kulon Progo dan Persig Gunungkidul. Saat itu, selain di Kota Yogyakarta, potensi sepak bola di empat daerah kabupaten tidak terpantau dan kurang terkelola dengan baik. Padahal beberapa daerah di Kabupaten
Sleman, seperti Prambanan,
Sleman dan Kalasan,
Sleman sejak dulu sudah memiliki tim sepak bola yang tangguh, yang ditandai dengan hadirnya beberapa tim luar daerah yang mengadakan pertandingan uji coba dengan tim di kawasan tersebut. Meskipun klub-klub sepak bola di Kabupaten
Sleman telah ada dan tumbuh, tetapi belum terorganisasi dengan baik karena di Kabupaten
Sleman belum ada perserikatan. Hal ini berdampak terhadap kelancaran klub-klub sepak bola di Kabupaten
Sleman dalam mengadakan kompetisi sehingga banyak pemain dari Kabupaten
Sleman yang bergabung ke klub-klub sepak bola di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.
= Lahirnya PSS sebagai tim perserikatan
=
Keinginan masyarakat yang kuat di Kabupaten
Sleman untuk memiliki perserikatan klub sepak bola akhirnya mulai terwujud dengan adanya informasi yang disampaikan oleh Komda PSSI DIY pada waktu itu (Prof. Dr. Sardjono) yang menyatakan bahwa syarat untuk membentuk perserikatan sepak bola minimal harus ada lima klub. Di Kabupaten
Sleman pada waktu itu sudah ada lima klub yaitu PS Mlati, AMS Seyegan, PSK Kalasan, Godean Putra dan PSKS
Sleman. Akhirnya, tepat pada tanggal 20 Mei 1976,
PSS dibentuk dengan Ketua Umum Gafar Anwar.
Setelah Gafar Anwar meninggal, posisi Ketua Umum
PSS digantikan Oleh Drs. Suyadi sampai dengan 1983. Periode 1983-1985,
PSS dipimpin oleh Drs. R. Subardi Pd (Drs. KRT. Sosro Hadiningrat). Periode 1986-1989,
PSS dipimpin oleh Letkol Infanteri Suhartono. Karena ada perubahan masa bakti/periodisasi dalam memimpin klub perserikatan yang dilakukan oleh PSSI menjadi empat tahunan maka di tengah perjalanan periode Letkol Infanteri Suhartono tepatnya tahun 1987, Letkol Infanteri Suhartono masih dipilih lagi sebagai Ketua Umum
PSS untuk masa jabatan 1987-1991. Kemudian pada periode 1991-1995,
PSS dipimpin oleh H. RM. Tirun Marwito, S.H. Mulai periode 1996-2000,
PSS dipimpin langsung oleh bupati, pada waktu itu Drs. H. Arifin Ilyas. Selanjutnya tahun 2000-2004,
PSS dipimpin oleh Bupati Drs. H. Ibnu Subiyanto, Akt. Jabatan Drs. H. Ibnu Subiyanto, Akt dalam memimpin
PSS yang berarkhir pada tahun 2004 diperpanjang mulai 2005, Beberapa tokoh lain yang membesarkan
PSS, di antaranya Sudarsono KH, H. Sukidi Cakrasuwignya, Suparlan, H. Subardi, S.H., Hendricus Mulyono, Supardjiono.
= Awal Kiprah PSS
=
PSS beraksi pertama kalinya dalam sebuah turnamen yang digelar di Stadion Kridosono, Yogyakarta. Turnamen kecil dengan peserta dari empat kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang digunakan sebagai ajang seleksi tim Pra PON DIY pada tahun 1976 ini merupakan debut resmi
PSS. Dari turnamen ini, akan diambil beberapa pemain yang kemudian akan dijadikan pemain tambahan bagi tim PSIM yang menjadi kekuatan tim inti Pra PON DIY saat itu.
PSS berhasil mengalahkan Persig Gunung Kidul 1-0 pada tanggal 10 Agustus 1976, sebelum akhirnya kalah dari Persiba Bantul 0-2 dalam pertandingan final.
Tiga tahun pertama
PSS baru mengadakan kegiatan yang lebih bersifat intern, misalnya mengadakan kompetisi antar klub anggota
PSS. Kompetisi ini sebagai media publikasi
PSS dan dalam rangka memasyarakatkan olahraga sepak bola di wilayah Kabupaten
Sleman. Lambat laun jumlah klub yang menjadi anggota
PSS semakin banyak. Tahun demi tahun berikutnya dilalui dengan peningkatan-peningkatan, dengan mengikuti pertandingan di tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tiga tahun setelah
PSS dibentuk,
PSS memulai perjuangan dalam kompetisi Divisi II PSSI pada tahun 1979 dengan lawan tim-tim sepak bola yaitu Persiba Bantul, Persig Gunung Kidul, dan Persikup Kulonprogo untuk tim yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang pada waktu itu memiliki lima perserikatan. Dalam babak penyisihan tersebut
PSS menjadi juara. Setelah lolos babak penyisihan
PSS langsung masuk divisi IIA bersama dengan tim perserikatan-perserikatan sepak bola dari Provinsi Jawa Tengah yang lolos babak penyisihan seperti PSIR Rembang, Persijap Jepara, dan Persibat Batang (menjadi satu rayon) sehingga perserikatan manapun yang lolos di DIY harus bergabung dulu dengan Provinsi Jawa Tengah melakukan kompetisi dengan hasil
PSS selalu gagal maju ke babak ketiga atau babak tingkat nasional.
Pelan namun pasti,
PSS mencoba menapak kompetisi nasional melalui pemain-pemain yang dibina di kompetisi internal secara kontinu.
PSS, sadar atau tidak, sebenarnya telah membangun sebuah kultur sepak bolanya melalui kompetisi lokal yang rutin, disiplin dan bergairah. Berdiri tahun 1976,
PSS termasuk perserikatan yang muda jika dibandingkan dengan PSIM Yogyakarta, Persis Solo, Persib Bandung, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, PSMS Medan, Persija dan lainnya.
Namun, meski muda,
PSS mampu membangun kompetisi sepak bola secara disiplin, rutin dan ketat sejak pertengahan tahun 1980-an. Kompetisi itu tak bernah terhenti sampai saat ini. Sebuah konsistensi yang luar biasa. Apalagi, kompetisi yang dijalankan melibatkan semua divisi, baik Divisi Utama, Divisi I maupun Divisi II. Bahkan, pernah
PSS juga menggelar kompetisi Divisi IIA.
Maka, tak pelak lagi,
PSS kemudian memiliki sebuah kultur sepak bola yang baik. Minimal, di Kabupaten
Sleman telah terbangun sebuah tradisi sepak bola yang meluas dan mengakar dari segala kelas. Pada gilirannya, tak menutup kemungkinan jika suatu saat
PSS mampu menyuguhkan permainan fenomenal dan khas.
Ini prestasi luar biasa bagi sebuah kota kecil yang berada di bawah bayang-bayang Yogyakarta ini. Di Kabupaten
Sleman tak ada sponsor besar, atau perusahaan-perusahaan raksasa yang bisa dimanfaatkan donasinya untuk mengembangkan sepak bola. Kompetisi itu lebih berawal dari kecintaan sepak bola, tekad, hasrat, motivasi dan kemauan yang tinggi. Semangat seluruh unsur yaitu penonton, pemain, pelatih, pengurus dan pembina terlihat begitu tinggi.
PSS pernah dipuji oleh ketua umum PSSI, Kardono sebagai tim perserikatan yang memiliki kompetisi internal terbaik di Indonesia. Tak kurang 60 tim amatir secara rutin bertarung dalam tiga divisi dalam kompetisi
PSS. Klub-klub asal Kabupaten
Sleman pun merajai berbagai turnamen tarkam, dan
PSS tak pernah kekurangan stok pemain.
Sejak tahun 1987,
PSS mulai menargetkan agar dapat berlaga ke pentas sepak bola nasional dengan promosi ke Divisi Satu. Namun sering kali usaha
PSS kandas saat mengikuti kompetisi penyisihan Divisi IIA zona Jateng DIY. Persijap Jepara, PSIR Rembang, dan Persiku Kudus, adalah lawan-lawan yang secara bergantian mengganjal langkah
PSS agar dapat lolos ke Divisi II zona nasional. Keberhasilan PSIR Rembang dan Persiku Kudus promosi ke Divisi Satu, dan bahkan ke Divisi Utama Liga Indonesia saat Liga Indonesia mulai bergulir memuluskan langkah
PSS untuk merajai Divisi IIA Jateng DIY bersama Persijap Jepara, dan berlaga di pentas Divisi II Nasional.
Namun, usaha
PSS untuk promosi ke Divisi Satu Liga Indonesia pada Liga Indonesia 1994/1995 gagal di babak penyisihan sekalipun mereka berlaga di kandang sendiri. Pada waktu itu,
PSS selalu mengikuti kompetisi Divisi II PSSI sejak tahun 1979 sampai kemudian baru Liga Indonesia tahun 1995/1996,
PSS meraih juara kompetisi Divisi Dua Liga Indonesia untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah bertanding dengan tim-tim dari yang lolos penyisihan dari Provinsi Jawa Tengah,
PSS berhasil lolos babak ketiga dan berhasil melangkah ke putaran final babak empat besar Divisi II yang diselenggarakan di Tangerang. Sayangnya
PSS harus mengakui Persewangi Banyuwangi dalam babak semifinal melalui adu penalti. Persewangi Banyuwangi, dan Persikota Tangerang pun lolos otomatis ke Divisi Satu Liga Indonesia, sedangkan
PSS bersama Persipal Palu harus beradu dengan dua tim Divisi Satu Liga Indonesia dalam babak play off.
Dalam babak play off yang diadakan di Stadion Tridadi pada tanggal 4-9 Juli 1996,
PSS sempat berada di ujung tanduk setelah tim Persiss Sorong menyerah 1-7 dari Persipal Palu, dan membuat
PSS harus mengalahkan pimpinan klasemen Aceh Putra untuk berebut satu tiket tersisa. Kalah atau imbang,
PSS harus merelakan Aceh Putra, dan Persipal Palu untuk berlaga di Divisi Satu Liga Indonesia. Lewat pertarungan ketat,
PSS berhasil mengalahkan Aceh Putra dan meraih tiket promosi dengan pelatih Suwarno.
Selama berada di Divisi II
PSS tidak pernah mendapatkan sumber pendanaan dari Pemerintah Kabupaten
Sleman. Tidak ada sponsor dari manapun, sumber pendanaan
PSS pada waktu itu berasal dari kontribusi pribadi masyarakat Kabupaten
Sleman yang gila bola. Rumah Sudarsono KH di Rogoyudan Jalan Magelang berfungsi sebagai kantor
PSS, di mana di tempat ini diadakan rapat dan berkumpulnya para pemain sepak bola menjelang dan sesudah pertandingan. Kemudian
PSS mengikuti kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia selama empat tahun mulai musim kompetisi 1996/1997 sampai musim kompetisi 1999/2000.
= Divisi Satu Liga Indonesia
=
Aksi debutan
PSS di Divisi Satu Liga Indonesia 1996/1997 cukup mencengangkan. Tim yang mengandalkan materi pemain hasil binaan sendiri tersebut berhasil lolos dari Grup Tengah III, mendampingi Persikabo Bogor ke babak sepuluh besar. Dalam babak sepuluh besar Grup A yang digelar di Stadion Mandala Krida,
PSS harus puas di peringkat tiga dan gagal ke semifinal. Tahun 2000 adalah tahun berakhirnya masa jabatan Bupati Drs. H. Arifin Ilyas dan sebagai bupati ingin meninggalkan kesan yang terbaik, sehingga termotivasi kuat untuk mengantarkan
PSS masuk Divisi Utama Liga Indonesia. Akhirnya, pada kompetisi tahun 1999/2000, dalam situasi krisis moneter
PSS berhasil promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia setelah
PSS bersama-sama dengan Persita, Persikabo dan Persijap melakukan pertandingan empat besar di Stadion Tangerang dan
PSS menjadi Juara II Kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia, yang ditandai dengan kecemerlangan performa M. Eksan yang keluar sebagai top skor dengan 11 gol. Pertandingan empat besar tersebut berlangsung pada 26-30 Mei 2000. Dan sebagai Manager
PSS adalah H. Sukidi Cakrasuwignya dengan pelatih Drs. Bambang Nurdjoko dan Drs. Herwin Sjahruddin.
= Divisi Utama Liga Indonesia
=
Perjalanan
PSS yang membanggakan itu bukan hal yang mudah. Meski lambat, perjalanan itu terlihat mantap dan meyakinkan. Sebelumnya, pada kompetisi tahun 1990-an,
PSS masih berada di Divisi II. Tapi, secara perlahan
PSS bergerak dengan mantap. Pada kompetisi tahun 1995/1996, tim ini berhasil masuk Divisi Satu Liga Indonesia, setelah melewati perjuangan berat di kompetisi-kompetisi sebelumnya. Dengan kata lain,
PSS mengorbit di Divisi Utama Liga Indonesia bukan karena karbitan. Ia melewatinya dengan proses panjang.
Sempat dipandang sebelah mata, setelah bertanding di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia,
PSS bukanlah pendatang baru yang mudah dijadikan bulan-bulanan oleh tim-tim elit. Padahal, di Divisi Utama Liga Indonesia,
PSS tetap menyertakan pemain produk kompetisi lokalnya. Mereka adalah M. Eksan, Slamet Riyadi, M. Ansori, Fajar Listiyantoro dan M. Muslih. Bahkan, M. Eksan, Slamet Riyadi dan M. Ansori merupakan pemain berpengaruh dalam tim.
Pada penampilan perdananya,
PSS langsung mengagetkan insan sepak bola Indonesia. Di luar dugaan,
PSS menundukkan tim elit bergelimang uang, Pelita Solo 2-1.
Bahkan, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwana X sendiri yang saat itu berada di Brunei Darussalam dalam rangka promosi wisata juga kaget. Kepada Bupati Kabupaten
Sleman Drs. H. Ibnu Subiyanto, Akt yang mengikutinya, Sri Sultan Hamengkubuwana X mengatakan, "Ing atase cah
Sleman sing ireng-ireng biso ngalahke Pelita." Artinya, anak-anak Kabupaten
Sleman yang hitam-hitam itu (analog orang desa) kok bisa mengalahkan tim elit Pelita Solo.
Saat itu, Drs. H. Ibnu Subiyanto, Akt menjawab, "Biar hitam nggak apa-apa tho pak, karena bupatinya juga hitam." Ini sebuah gambaran betapa prestasi
PSS memang mengagetkan. Bahkan, gubernur sendiri kaget oleh prestasi anak-anaknya. Akan lebih mengagetkan lagi, jika Sri Sultan Hamengkubuwana X tahu proses pertandingan itu. Sebelum menang,
PSS sempat ketinggalan 0-1 lebih dulu. Hasil ini menunjukkan betapa permainan
PSS memiliki kemampuan dan semangat tinggi, sehingga tak minder oleh tim elit dan tak putus asa hanya karena ketinggalan. Berikutnya, tim cukup tua Gelora Dewata menjadi korbannya. Bahkan, di klasemen sementara,
PSS sempat bertengger di urutan pertama.
= Pembentukan PT. Putra Sleman Sembada
=
PT. Putra
Sleman Sembada (PT.
PSS) dibentuk mulai musim 2011/2012 dengan akta notaris no. 78 tanggal 26 April 2012 untuk memenuhi aspek legal dalam mengikuti kompetisi profesional. Saat itu Struktur PT.
PSS terdiri dari satu Komisaris Utama, tiga Komisaris, satu Direktur Utama/CEO dan empat Direktur yakni Direktur Teknik, Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, dan Direktur Umum. Komisaris Utama dipegang oleh Bambang Sukmonohadi. Komisaris dipegang oleh Mujiman, H. Giyanto, H. Sudibyo. Jajaran direksi dipegang masing-masing Direktur Utama H. Suparjiono, Direktur Teknik Yoni Arseto, Direktur Pemasaran Soekeno, Direktur Keuangan Djaka Waluya, S.E., Direktur Umum Indriyanto Eko Saputro.
Prestasi
= Perserikatan
=
1979 Divisi II DIY
1980 Divisi II DIY peringkat ke-2
1983 Divisi II DIY Peringkat ke-1
1985 Divisi II DIY Peringkat ke-1
1986 Divisi II DIY Peringkat ke-1
1986/1987 Divisi II DIY Peringkat ke-1
1987/1988 Divisi II DIY Peringkat ke-1
1989/1990 Divisi II DIY Peringkat ke-1
1990/1991 Divisi IIA Jateng DIY Peringkat ke-6
1991/1992 Divisi II DIY Peringkat ke-1
1993/1994 Divisi II Nasional Delapan Besar (Juara Divisi II DIY)
= Liga Indonesia
=
1994/1995 Divisi Dua Liga Indonesia 16 Besar Nasional
1995/1996 Divisi Dua Liga Indonesia Promosi ke Divisi Satu Liga Indonesia (Playoff Divisi Satu Liga Indonesia)
1996/1997 Divisi Satu Liga Indonesia 10 besar (Peringkat ke-3 Grup A)
1997/1998 Divisi Satu Liga Indonesia - Kompetisi dihentikan
1998/1999 Divisi Satu Liga Indonesia Peringkat ke-4 Grup II
1999/2000 Divisi Satu Liga Indonesia Promosi ke Divisi Utama (Peringkat ke-2)
2001 Divisi Utama Peringkat ke-10 Grup Timur
2002 Divisi Utama Peringkat ke-7 Grup Timur
2003 Divisi Utama Peringkat ke-4
2004 Divisi Utama Peringkat ke-4
2005 Divisi Utama Peringkat ke-7 Wilayah I
2006 Divisi Utama -
PSS tidak melanjutkan kompetisi karena adanya bencana gempa bumi di Yogyakarta dan sekitarnya
2007 Divisi Utama Peringkat ke-12 Wilayah Barat
2008/2009 Divisi Utama Peringkat ke-8 Wilayah Timur
2009/2010 Divisi Utama Peringkat ke-10 Grup 3
2010/2011 Divisi Utama Peringkat ke-10 Grup 3
2011/2012 Divisi Utama Peringkat ke-7 Grup 2
2013 Divisi Utama Juara Umum
2014 Divisi Utama 8 Besar
2016 Indonesia Soccer Championship B Runner Up
2017 Liga 2 16 Besar
2018 Liga 2 Juara 1
2019 Liga 1 Peringkat 8
2020 Liga 1 Peringkat 16 (dihentikan karena covid-19)
2021–22 Liga 1 Peringkat 13
2022-23 Liga 1 Peringkat 16
= Piala Indonesia
=
2005 Semifinalis
2006
PSS tidak jadi berkompetisi karena adanya bencana gempa bumi di Yogyakarta dan sekitarnya
2007 32 Besar
2008/2009 52 Besar
2012 40 Besar
2018/2019 16 Besar
= Piala Soeratin U17
=
2001 Peringkat ke-3
2002 Peringkat ke-4
2008 32 Besar
2014 Juara Zona DIY
2017 Peringkat ke-3
2019 Juara Zona DIY
2020 Juara 3 Tingkat Nasional
= Piala Presiden
=
2017 Babak Grup
2019 Babak Grup
2022 Semifinal
= Piala Menpora
=
2021 Juara 3
Musim
= Klasemen Liga 1 2024–2025
=
Pemain
Daftar pemain
PSS Sleman di Liga 1 Indonesia Musim 2023/2024 , Update 10 Juli 2023.
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
Tim Pelatih
Badan Hukum
PT. Putra
Sleman Sembada (PT.
PSS) dibentuk mulai musim 2011/2012 dengan akta notaris no. 78 tanggal 26 April 2012 untuk memenuhi aspek legal dalam mengikuti kompetisi profesional. Berikut jajaran Komisaris dan Direksi PT.
PSS:
Sponsor
Apparel
Daftar Mantan Pelatih
Daftar Mantan Pemain Bintang
Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Official Website
PSS Sleman
(Indonesia) Fans Site
PSS Sleman
(Indonesia) Official Website Slemania
(Indonesia) Official Website Brigata Curva Sud Diarsipkan 2017-08-21 di Wayback Machine.
(Indonesia) Goal.com -
PSS
(Indonesia) Liga Indonesia - Profil
PSS