Pulau Lombok (jumlah penduduk pada tahun 2023: 3.936.194 jiwa) adalah sebuah
Pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh Selat
Lombok dari Bali di sebelah barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa.
Pulau ini kurang lebih berbentuk bulat dengan semacam "ekor" di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Luas
Pulau ini mencapai 5.435 kmĀ² menempatkannya pada peringkat 108 dari daftar
Pulau berdasarkan luasnya di dunia. Namanya berasal dari Sasak lomboq, yang artinya "lurus, jujur". Kota utama di
Pulau ini adalah Kota Mataram.
Pembagian administratif
Pulau Lombok merupakan salah satu dari dua
Pulau besar yang termasuk dalam wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat. WIlayah
Pulau Lombok terbagi menjadi 4 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten
Lombok Barat, Kabupaten
Lombok Tengah, Kabupaten
Lombok Timur, Kabupaten
Lombok Utara dan Kota Mataram.
Geografi
Selat
Lombok menandai batas flora dan fauna Asia. Mulai dari
Pulau Lombok ke arah timur, flora dan fauna lebih menunjukkan kemiripan dengan flora dan fauna yang dijumpai di Australia daripada Asia. Ilmuwan yang pertama kali menyatakan hal ini adalah Alfred Russel Wallace, seorang Inggris pada abad ke-19. Untuk menghormatinya maka batas ini disebut Garis Wallace.
Topografi
Pulau Lombok didominasi oleh morfologi gunung berapi karena keberadaan Gunung Rinjani di bagian utara. Gunung Rinjani termasuk gunung berapi tipe A. Ketinggian Gunung Rinjai mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut dan menjadikannya gunung tertinggi ketiga di Indonesia. Gunung ini terakhir meletus pada bulan Juni-Juli 1994. Pada tahun 1997 kawasan gunung dan danau Segara Anak ditengahnya dinyatakan dilindungi oleh pemerintah. Daerah selatan
Pulau ini sebagian besar terdiri atas tanah subur yang dimanfaatkan untuk pertanian, komoditas yang biasanya ditanam di daerah ini antara lain jagung, padi, kopi, tembakau dan kapas.
Demografi
Penduduk asli di
Pulau Lombok adalah suku Sasak sekaligus yang menjadi etnis mayoritasnya. Suku Sasak memiliki hubungan kekerabatan dengan suku Bali, tetapi sebagian besar memeluk agama Islam. Sisa penduduk adalah orang Bali, Jawa, Tionghoa dan Arab.
= Bahasa
=
Disamping bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, penduduk
Pulau Lombok (terutama suku Sasak), menggunakan bahasa Sasak sebagai bahasa utama dalam percakapan sehari-hari. Di seluruh
Lombok sendiri bahasa Sasak dapat dijumpai dalam lima macam dialek yang berbeda yakni dialek Mataram Kota,
Lombok utara, tengah, timur laut dan tenggara. Selain itu dengan banyaknya penduduk suku Bali yang berdiam di
Lombok (sebagian besar berasal dari eks Kerajaan Karangasem), di beberapa tempat terutama di
Lombok Barat dan Kota Mataram dapat dijumpai perkampungan yang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa percakapan sehari-hari.
= Agama
=
Sebagian besar penduduk
Pulau Lombok terutama suku Sasak menganut agama Islam. Agama kedua terbesar yang dianut di
Pulau ini adalah agama Hindu, yang dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali yang berjumlah sekitar 15% dari seluruh populasi di sana. Penganut Kristen, Buddha dan agama lainnya juga dapat dijumpai, dan terutama dipeluk oleh para pendatang dari berbagai suku dan etnis yang bermukim di
Pulau ini. Organisasi keagamaan terbesar di
Lombok adalah Nahdlatul Wathan (NW), organisasi ini juga banyak mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan berbagai level dari tingkat terendah hingga perguruan tinggi.
Di Cakranegara (dulu bernama kerajaan Cakranegara) Kota Mataram sekarang, dulunya ditemukan Naskah Lontar Kuno oleh Ekspedisi belanda (KNIL) kemudian diambil lalu dibawa ke Belanda, naskah lontar ini sebenarnya berada di Kerajaan Selaparang (sekarang sekitar daerah Pringgabaya,
Lombok Timur), tetapi pada saat peperangan antara Bali dan
Lombok, kerajaan Selaparang telah kalah karena diserang secara tiba-tiba, dan akhirnya semua harta benda milik kerajaan selaparang dirampas oleh pasukan Bali, sisa-sisa yang tidak terbawa kemudian dibakar. Termasuk mahkota emas Raja selaparang (Pemban Selaparang) dan naskah lontar Negara Kertagama yang sedang dipelajarai oleh para Putra dan Perwira kerajaan Selaparang.
Sejarah
Menurut isi Babad
Lombok, kerajaan tertua yang pernah berkuasa di
Pulau ini bernama Kerajaan Laeq (dalam bahasa sasak laeq berarti waktu lampau), tetapi sumber lain yakni Babad Suwung, menyatakan bahwa kerajaan tertua yang ada di
Lombok adalah Kerajaan Suwung yang dibangun dan dipimpin oleh Raja Betara Indera. Kerajaan Suwung kemudian surut dan digantikan oleh Kerajaan
Lombok. Pada abad ke-9 hingga abad ke-11 berdiri Kerajaan Sasak yang kemudian dikalahkan oleh salah satu kerajaan yang berasal dari Bali pada masa itu. Beberapa kerajaan lain yang pernah berdiri di
Pulau Lombok antara lain Pejanggik, Langko, Bayan, Sokong Samarkaton dan Selaparang.
Kerajaan Selaparang sendiri muncul pada dua periode yakni pada abad ke-13 dan abad ke-16. Kerajaan Selaparang pertama adalah kerajaan Hindu dan kekuasaannya berakhir dengan kedatangan ekspedisi Kerajaan Majapahit pada tahun 1357. Kerajaan Selaparang kedua adalah kerajaan Islam dan kekuasaannya berakhir pada tahun 1744 setelah ditaklukkan oleh gabungan pasukan Kerajaan Karangasem dari Bali dan Arya Banjar Getas yang merupakan keluarga kerajaan yang berkhianat terhadap Selaparang karena permasalahan dengan raja Selaparang. Pendudukan Bali ini memunculkan pengaruh kultur Bali yang kuat di sisi barat
Lombok, seperti pada tarian serta peninggalan bangunan (misalnya Istana Cakranegara di Ampenan). Baru pada tahun 1894
Lombok terbebas dari pengaruh Karangasem akibat campur tangan Batavia (Hindia Belanda) yang masuk karena pemberontakan orang Sasak mengundang mereka datang. Namun,
Lombok kemudian berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda secara langsung.
Masuknya Jepang (1942) membuat otomatis
Lombok berada di bawah kendali pemerintah pendudukan Jepang wilayah timur. Seusai Perang Dunia II
Lombok sempat berada di bawah Negara Indonesia Timur, sebelum kemudian pada tahun 1950 bergabung dengan Republik Indonesia.
Pariwisata
Lombok dalam banyak hal mirip dengan Bali, dan pada dasawarsa tahun 1990-an mulai dikenal wisatawan mancanegara. Namun dengan munculnya krisis moneter yang melanda Indonesia pada akhir tahun 1997 dan krisis-krisis lain yang menyertainya, potensi pariwisata agak terlantarkan. Lalu pada awal tahun 2000 terjadi kerusuhan antar-etnis dan antar agama di seluruh
Lombok sehingga terjadi pengungsian besar-besaran kaum minoritas. Mereka terutama mengungsi ke
Pulau Bali. Namun selang beberapa lama kemudian situasi sudah menjadi kondusif dan mereka sudah kembali. Pada tahun 2007 sektor pariwisata adalah satu-satunya sektor di
Lombok yang berkembang.
= Destinasi objek pariwisata
=
Wisata alam
Pantai Senggigi
Cakranegara
Gili Air
Gili Meno
Gili Trawangan
Gunung Rinjani
Pantai Kuta Mandalika,
Lombok
Air Terjun Sendang Gile
Gili Sundak
Hutan Monyet Pusuk
Sentanu
Air Terjun Koperan
Sekotong
Gili kedis
Gili nanggu
Gili poh
Gili gede
Gili asahan
Wisata budaya
Masjid Bayan Beleq
Taman Narmada
Desa Banyumulek
Selat, Narmada,
Lombok Barat
Catatan kaki
Lihat pula
Wilayah metropolitan Mataram
Perisean
Nyongkolan
Pranala luar
(Inggris)
Lombok Indonesia
(Inggris)
Lombok history, with detailed map