Pulau Sulabesi atau
Pulau Sula Besi atau
Pulau Sanana adalah sebuah
Pulau di Kepulauan Sula, Kepulauan Maluku, Indonesia.
Pulau ini secara administratif berada di dalam daerah Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara. Ibu kota Kabupaten Kepulauan Sula di Sanana Utara terletak di bagian timur
Pulau ini. Pada tahun 2010,
Pulau Sulabesi dihuni oleh penduduk sejumlah 48.892 jiwa, menjadi
Pulau berpenduduk terbanyak di Kepulauan Sula.
Sejarah
Berdasarkan pemodelan komputer,
Pulau Sulabesi diperkirakan menjadi salah satu wilayah yang dilewati oleh manusia yang bermigrasi menuju wilayah Paparan Sahul sekitar 65.000 tahun yang lalu. Penelitian arkeologis yang dilakukan di Desa Fat-Iba dan Manaf di
Sulabesi Tengah serta di Desa Wai Lia,
Sulabesi Timur memperoleh temuan di antaranya berupa cangkang Turbo, Trochus, cangkang dan kapak dari cangkang Tridacna, pecahan keramik, bagian gelang dari batu, tatal, hingga sisa tulang manusia dan binatang. Pengukuran usia dari temuan-temuan tersebut menghasilkan nilai usia yang tertua yaitu cangkang Tridacna dari Fat-Iba yang berumur 16.200-17.200 tahun.
Sebuah benteng dapat ditemukan di
Sulabesi yaitu Benteng De Verwachting yang dibangun Belanda pada tahun 1662. Madu dan lilin merupakan salah satu komoditas utama yang diperdagangkan dari
Sulabesi. Pada penghujung abad ke-19,
Pulau Sulabesi dan wilayah Kepulauan Sula telah tercatat sebagai daerah dari Keresidenan Ternate dan Kesultanan Ternate. Kepulauan Sula memiliki seorang Salahakan sebagai wakil Sultan Ternate yang berkedudukan di Sanana yang kala itu dihuni oleh sekitar 700 jiwa. Sang Salahakan mengatasi seoarang jurutulis, kapten krois, kapten kota, dan beberapa prajurit. Saat konflik sektarian Maluku tahun 1999, dua orang dilaporkan tewas di
Sulabesi akibat dibakar namun kekerasan tidak berlanjut atau berkembang baik di
Sulabesi maupun Kepulauan Sula selama masa konflik.
Geografi
Pulau Sulabesi terletak di bagian selatan Kepulauan Sula dan merupakan
Pulau terbesar ketiga di kepulauan tersebut setelah
Pulau Taliabu dan
Pulau Mangoli.
Pulau ini membentang dari utara ke selatan, berbeda dengan
Pulau-
Pulau di Kepulauan Sula lainnya yang membentang dari barat ke timur. Tubrukan antara Benua Mikro Banggai-Sula dengan bagian timur dari Sulawesi menyebabkan pengangkatan struktural di wilayah Kepulauan Sula. Sederet patahan normal dapat ditemukan di bawah perairan Laut Banda di sebelah selatan Taliabu dan Mangoli serta di sebelah barat
Sulabesi. Patahan-patahan tersebut berada di wilayah yang merupakan peralihan (continental-oceanic transition) antara kerak benua Banggai-Sula dengan kerak samudra Cekungan Banda Barat Laut. Sementara itu, ujung barat dari Zona Patahan Sorong dapat ditemukan di sebelah timur Selat Mangoli antara
Sulabesi dan Mangoli. Formasi yang dapat ditemukan di
Sulabesi di antaranya adalah Formasi Bobong—di antaranya terdiri dari batuan sedimen seperti konglomerat, breksi, dan batu pasir—dan Formasi Buya yang terdiri atas batu serpih, batu lempung gampingan, serta batu pasir kuarsa dan kalkarenit.
Wilayah
Pulau Sulabesi memiliki iklim hutan hujan tropis (Af) dengan total curah hujan pada tahun 2019 sebesar 1.025 mm.
Pulau ini dapat diakses melalui jalur laut menuju pelabuhan di Sanana maupun jalur udara melalui Bandar Udara Emalamo.
Ekosistem
Pulau Sulabesi dan Kepulauan Sula berada di sebelah timur dari Garis Wallace. Kebanyakan dari jenis fauna yang ditemukan di
Sulabesi merupakan spesies yang berkerabat dengan fauna di Sulawesi dan Asia seperti musang luak dan babi hutan. Babirusa dahulu dapat ditemukan namun sekarang populasinya telah punah di
Pulau ini akibat pembukaan hutan. Beberapa spesies kelelawar dan kalong yang dapat ditemukan di
Sulabesi di antaranya adalah Acerodon celebensis, Nyctimene cephalotes, Eonycteris spelaea, Macroglossus minimus, Rousettus amplexicaudatus, Rousettus celebensis, Emballonura nigrescens, Taphozous melanopogon, Hipposideros diadema, Myotis ater, dan Cheiromeles parvidens. Terdapat pula mamalia yang diperkirakan merupakan hasil introduksi seperti kuskus coklat.
Kepulauan Sula bersama dengan Kepulauan Banggai merupakan satu kawasan Endemic Bird Area (EBA) BirdLife International. Salah satu spesies burung endemik kawasan ini yang dapat ditemukan di
Pulau Sulabesi adalah gosong sula (Megapodius bernsteinii). Spesies burung lainnya yang dapat ditemukan di antaranya seperti rimba sula, raja perling sula, kepudang sungu kelabu, kepudang sungu sula, dan pergam putih.
Lihat pula
Daftar
Pulau di Maluku
Referensi
Pranala luar
Pulau Sulabesi - Direktori
Pulau-
Pulau Kecil Indonesia
Pulau Sanana - Geonames