Roro Mendut adalah film drama tragedi romantis yang disutradarai oleh Ami Prijono dan diproduksi pada tahun 1982, dibintangi antara lain oleh Meriam Bellina, Mathias Muchus dan W.D. Mochtar.
Cerita film ini berlatar abad ke-17 di Kesultanan Mataram (pada era Republik Indonesia, kerajaan ini terletak di Pulau Jawa dan berpusat di provinsi Jawa Tengah).. Film ini didasarkan pada cerita bersambung
Roro Mendut yang ditulis oleh Y.B. Mangunwijaya. Cerita bersambung ini sendiri berasal dari kisah cinta klasik Jawa
Roro Mendut yang dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi. Kisah cinta ini bercerita tentang cinta
Roro Mendut yang selalu diinginkan Tumenggung Wiroguno, dengan Pronocitro, cinta sejatinya.
Roro Mendut dan Pronocitro melarikan diri dari kungkungan tembok Mataram, dan membuat Wiroguno murka. Keinginan Wiroguno untuk menangkap kembali
Roro Mendut kemudian bukan sekadar urusan pribadi cintanya, tetapi untuk menegakkan citra keagungan dan kekuasaan Mataram atas Kadipaten Pati yang memberontak pada Mataram.
Sinopsis
Roro Mendut (Meriam Bellina) adalah seorang wanita muda cantik dan salah satu rampasan kekayaan dari Kadipaten Pati yang diboyong ke Mataram setelah berakhirnya perang antara Kesultanan Mataram dengan Pati. Karena kemenangan gemilang tersebut, Sultan Agung berkenan menghadiahkan semua hasil rampasan perang itu kepada Tumenggung Wiroguno (W.D. Mochtar), panglima perangnya yang berhasil memimpin penumpasan pemberontakan Kadipaten di pantai utara Jawa pada abad-17 tersebut.
Wiroguno yang sangat terpukau dengan darah muda
Roro Mendut tidak bisa menikmati hadiah tersebut sepenuhnya, karena
Roro Mendut menolak untuk dijadikan selir. Wiroguno sangat terpukul dan merasa runtuh harga dirinya sebagai panglima tertinggi Mataram karena ditolak
Roro Mendut. Demi menegakkan wibawa dan harga dirinya, Wiroguno menghukum
Roro Mendut untuk membayar pajak yang sangat besar jumlahnya. Ternyata
Roro Mendut selalu bisa memenuhinya. Caranya dengan mengisap dan menjual rokok linting di sebuah warung tertutup di pasar rakyat. Makin pendek batang rokok yang diisap, makin mahal harganya. Suatu ketika
Roro Mendut bertemu dan jatuh cinta dengan Pronocitro (Mathias Muchus). Hubungan cinta mereka terhalang oleh kungkungan tembok Mataram dan harga diri Tumenggung Wiroguno. Pronocitro mencari siasat dengan menghamba kepada Tumenggung Wiroguno. Dalam klimaks cerita, ia mengajak
Roro Mendut melarikan diri, mencari kebebasan dan kebahagiaan bersama keluar dari kungkungan tembok Mataram. Wiroguno sangat murka. Ia bertekad menangkap
Roro Mendut kembali, bukan semata-mata karena persoalan harga diri dan wibawa pribadi, tetapi demi menegakkan citra keagungan dan kekuasaan Mataram yang jaya atas daerah Kadipaten Pati. Kisah cinta
Roro Mendut dan Pronocitro kemudian harus berakhir tragis di ujung keris, tetapi kisah cinta mereka menjadi abadi dan menjadi simbol teguhnya pendirian insan nusantara kala itu.
Pemeran utama
Meriam Bellina sebagai
Roro Mendut (suara diisi oleh Anna Sambayon)
W.D. Mochtar sebagai Tumenggung Wiroguno
Mathias Muchus sebagai Pronocitro
Clara Sinta Rendra sebagai Genduk Duku
Sunarti Soewandi sebagai Nyi Ajeng
Sofia WD sebagai Ni Semongko
Penghargaan dan nominasi
Catatan produksi
Film ini juga dirilis di luar Indonesia dengan judul The Rebellious Woman (bahasa Indonesia: "Wanita Pemberontak"). Saat hendak dirilis, akhir cerita film ini sempat membuat sengketa dengan penulis ceritanya, Y.B. Mangunwijaya. Dalam cerita cinta tragis aslinya dikisahkan
Roro Mendut dan Pronocitro bunuh diri, tetapi dalam cerita bersambung
Roro Mendut, Mangunwijaya membuat akhiran dimana
Roro Mendut dan Pronocitro tewas bersama-sama di ujung keris Tumenggung Wiroguno, yang diharapkan menjadi lambang optimisme dan perlawanan terhadap kekuasaan. Kopi film 35 mm film ini dapat diakses dari koleksi Sinematek Indonesia.
Pranala luar
(Indonesia) Laman
Roro Mendut di indonesianfilmcenter.com Diarsipkan 2013-08-01 di Wayback Machine.
(Inggris)
Roro Mendut - The Rebellious Woman Diarsipkan 2006-09-16 di Wayback Machine.
Referensi