Ruhut Poltak Hotparulian
Sitompul, S.H. (lahir 24 Maret 1954) adalah seorang aktor, advokat, dan politikus berkebangsaan Indonesia. Nama
Ruhut dikenal luas berkat perannya sebagai tokoh Poltak yang mengaku sebagai Raja Minyak dari Tarutung di sinetron Gerhana.
Ruhut pernah menjabat sebagai Ketua DPP Partai Demokrat.
Kehidupan awal
Ruhut adalah anak kedua dari empat bersaudara pasangan Humala
Sitompul dan Surtani Panggabean. Ia menyelesaikan pendidikan akademiknya di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung tahun 1979.
Kontroversi
= Skandal perselingkuhan
=
Pada 1 Februari 2008, beberapa media memberitakan bahwa
Ruhut memiliki hubungan dengan seorang perempuan bernama Diana Leovita. Ia melakukan perselingkuhan dengan wanita yang telah bersuami dan memiliki anak. Beredar kabar bahwa mereka telah tinggal bersama di sebuah apartemen di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, selama beberapa bulan.
= Isu rasisme
=
Dalam Pemilu 2009,
Ruhut yang bergabung sebagai koordinator tim sukses Susilo Bambang Yudhoyono-Budiono melontarkan pernyataan kontroversial dalam sebuah debat tim sukses. Pembicara pada saat itu, yakni Fuad Bawazier mewakili tim sukses Jusuf Kalla-Wiranto dan Permadi mewakili tim sukses Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto. Pada kesempatan itu,
Ruhut melontarkan pernyataan bahwa "Arab tidak pernah membantu Indonesia". Hal ini menimbulkan kecaman dan reaksi keras dari berbagai elemen masyarakat, khususnya kalangan keturunan Arab dan juga dari kalangan Islam. Atas kejadian ini,
Ruhut mendapatkan teguran dari Partai Demokrat, kemudian secara pribadi dan atas nama Partai Demokrat menyatakan maaf atas pernyataannya tersebut. Kasus ini tidak berlanjut hingga ke jenjang pengadilan.
Dalam diskusi "Angket Century SBY Jatuh" yang digelar Forum Umat Islam di Wisma Darmala Sakti, Jakarta, ia menyebutkan:
Kasus yang seperti begini dari dulu sudah ada. Sejak zaman Megawati sudah ada, waktu itu Sri Mulyani-nya (maksudnya Menkeu) si Cina, Kwik Kian Gie.
Salah seorang peserta diskusi, Adi, meminta
Ruhut mencabut kata-kata tersebut. Namun,
Ruhut memilih untuk meninggalkan ruangan.
Pada Mei 2022,
Ruhut mengunggah gambar gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memakai pakaian adat suku Dani dari Papua pada akun Twitter miliknya, yang menyebabkan dirinya dilaporkan ke polisi.
Ruhut kemudian menyatakan permintaan maaf terhadap kasus ini.
= Pernyataan yang dianggap tidak pantas
=
Pada 20 November 2009,
Ruhut mengeluarkan pernyataan merelakan telinganya dipotong jika dana bailout 6,7 triliun rupiah Bank Century mengalir ke Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Tidak ada kaitannya SBY dan Demokrat dengan aliran dana Bank Century. Kalau ada, potong kuping
Ruhut Sitompul.
Berdekatan dengan pernyataan sebelumnya,
Ruhut juga menyatakan bahwa lehernya siap ditebas pedang jika putra Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono juga menikmati uang dari kasus Bank Century.
Kalau Ibas terima Rp. 500 miliar, potong leher saya.
Ia menyatakan bahwa lehernya siap ditebas jika Ketua Panitia Khusus Hak Angket Bank Century tidak diduduki oleh Idrus Marham.
Nggak mungkin oposisi (jadi ketua Pansus). Potong leher saya. Ya buat apa dong koalisi. Ini kan kasihan rakyat. Ini hanya sinetron politik.
Pada 20 Desember 2009,
Ruhut kembali mengeluarkan pernyataan bahwa ia rela dirajam jika Boediono dan Sri Mulyani tidak hadir saat dipanggil.
Saya akan menjamin saat Boediono dipanggil tidak datang, Sri Mulyani tidak datang saat dipanggil. Teman-teman bisa panggil saya keluar, rajam saya, cabut nyawa saya.
Ruhut mengaku Partai Demokrat dirugikan. Menurutnya, nama putra bungsu Presiden SBY Edhie Baskoro Yudhoyono, Joko Suyanto, Andi, Rizal, dan Choel difitnah menerima uang Bank Century.
Pada 6 Januari 2010,
Ruhut Sitompul berseteru dengan Gayus Lumbuun hingga menyebutnya sebagai “bangsat”. Pernyataan yang dianggap kasar itu mengundang kontroversi.
Ruhut dianggap melukai hati Suku Makassar, karena menyebut Jusuf Kalla dengan sebutan daeng.
Pada acara Indonesia Lawyers Club,
Ruhut sering berseteru dengan pengacara Hotman Paris Hutapea karena berbagai pandangan yang selalu saling bertentangan. Mereka kerap membawa-bawa masalah pribadinya ke dalam perdebatan.
Ruhut sering terlihat berseteru dengan pengamat politik Universitas Indonesia, Boni Hargens. Pada 6 Desember 2013,
Ruhut dilaporkan ke polisi oleh Boni, terkait ucapan penghinaanya yang berbau SARA dalam sebuah acara televisi.
Filmografi
= Film
=
= Serial televisi
=
Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Situs web
Ruhut SitompulDiarsipkan 2008-01-04 di Wayback Machine.
(Indonesia) Profil di KapanLagi.com