SMA Negeri 1 Malang, adalah Sekolah Menengah Atas
Negeri, yang terletak di jalan Tugu Utara No.
1,
Malang, Jawa Timur, Indonesia. Sekolah ini terletak di dalam satu kompleks dengan Stasiun
Malang yang dikenal dengan sebutan
SMA Tugu bersama-sama dengan
SMA Negeri 3
Malang dan
SMA Negeri 4
Malang. mereka dikenal dengan julukan
SMA Tugu, dikarenakan terletak di jalan Tugu yang terkenal di
Malang.
Sejarah
Sejarah sekolah ini dimulai sejak zaman penjajahan Belanda berpuluh-puluh tahun yang lalu dan waktu itu masih belum dikenal sebagai
SMA Negeri 1 Malang sebagaimana layaknya sekarang.
= Masa Penjajahan Belanda
=
Sejak zaman penjajahan Belanda,
Malang adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Pada masa itu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang diperuntukkan bagi bangsa Indonesia adalah, dalam bahasa Belanda AMS (Algemeene Middelbare School). Sedangkan bagi bangsa Belanda dan Eropa disebut sebagai, dalam bahasa Belanda HBS (Hoogere Burgerschool). Kedua Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ini ditutup pada masa pendudukan Jepang di kurun waktu 1942 - 1945.
= Masa Pendudukan Tentara Jepang
=
Sejak tahun 1942, kota
Malang tidak segera mempunyai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. baru pada tahun 1944 didirikan Sekolah Menengah Tinggi (SMT) oleh Kepala Pemerintahan Umum Tentara Pendudukan Jepang. Yang menjadi guru pada waktu itu adalah Raspio yang berhasil menghimpun sebanyak 90 orang anak laki-laki dan perempuan yang dijadikan dua kelas. Sekolah ini beralamatkan di jalan Celaket No. 55,
Malang, di mana nantinya ia menjelma menjadi
SMA Kristen Cor Jesu, yang sekarang beralamatkan di jalan Jaksa Agung Suprapto No. 55,
Malang. Di SMT ini hanya tiga orang yang berstatuskan sebagai guru tetap, yaitu Sardjoe Atmojo, Goenadi dan Abdoel Aziz. Ketika Raspio diangkat sebagai Kepala Kemakmuran
Malang, maka pimpinan sekolah diserahkan kepada Soenarjo. Pada tahun 1945 terjadi penambahan murid yang cukup banyak yang merupakan limpahan dari murid-murid SMT Surabaya. Dan pada tahun 1946 SMT ini pindah ke gedung di jalan Alun-alun Bundar, Tugu Utara No.
1,
Malang, Jawa Timur.
= Masa Pendudukan Tentara Belanda
=
Pada hari Senin, 21 Juli 1947, Belanda melancarkan agresi militernya yang pertama. Hanya berselang sepuluh hari kemudian, tepatnya pada hari Kamis, 31 Juli 1947, Belanda berhasil merebut kota
Malang. Namun mereka mendapatkan sebagian besar kota
Malang yang telah hancur, sebab dua hari sebelumnya banyak gedung yang dibumihanguskan, tidak luput juga gedung SMT di Alun-alun Bundar ini. Sejak itu pula, Sekolah Menengah Tinggi produk Jepang itu habis riwayatnya tanpa bekas.
Ketika Belanda menduduki
Malang, mereka mendirikan VHO (Voorberindend Hoger Ondewijs = Persiapan Pendidikan yang lebih Tinggi). Sekolah ini dikemudian hari ketika
Malang kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, dinasioanalisasikan menjadi
SMA B, dibawah pimpinan Poerwadi, (Poerwadi Poerwoadi Soesastro, wafat pada tgl 20 Mei 1970), dan pada akhirnya menjadi
SMA Negeri 2
Malang yang sekarang ini. Catatan nama lengkap Bp Poerwadi, disisipkan oleh putra kandung no 9, bambang_setijoso@hotmail.com usia 63 th, tinggal di Nagoya Jepang.
Dalam masa pendudukan tersebut, dipihak Republik tidak ada sekolah, bahkan kantor Pendidikan dan Kebudayaan berkedudukan di Sumber Pucung kabupaten
Malang. Kala itu, tampillah seorang tokoh pendidikan Sardjoe Atmodjo, yang menghimpun anak-anak dan mendirikan sekolah, yang hanya memiliki tujuh orang murid saja. Namun sekolah tersebut tidak mempunyai gedung, sehingga proses belajar-mengajar berpindah-pindah dari rumah ke rumah. Dalam masa perkembangannya, SMT itu pernah menempati gedung di jalan Kasin,
SMA Erlangga sekarang dan mempunyai kelas jauh di SD Ngaglik, Sukun.
Dikarenakan pemerintahan Belanda membuat peraturan, yang menyatakan bahwa sekolah yang tidak berlindung pada suatu yayasan dianggap sekolah liar dan harus dibubarkan. Untuk menjaga sekolah ini tetap ada, maka dipakailah nama SMT PGI (Persatoean Goeroe Indonesia, perubahan dari Persatoean Goeroe Hindia Belanda, pada tahun 1932), suatu yayasan yang ada pada zaman Belanda sudah ada, atau sekolah ini telah memiliki Hak Sejarah (Historisrecht), sehingga sekolah menjadi tetap bisa dibuka.
Dalam perkembangan selanjutnya, SMT PGI berpindah tempat lagi di jalan Arjuno, di Gedung SMP
Negeri 8
Malang sekarang. Tidak lama kemudian SMT PGI menempati gedung di jalan Alun-alun Bunder Tugu Utara Nomor
1. Dan setelah mengalami jatuh bangunnya perjuangan mempertahankan kelangsungan hidupnya,maka pada hari Senin Kliwon tanggal 17 April 1950 SMT PGI diresmikan menjadi
SMA Negeri oleh Pemerintah Republik Indonesia, dengan Kepala Sekolah yang pertama adalah G.B. Pasariboe. Dan berdasarkan sejarah inilah ditetapkan bahwa peringatan hari kelahiran dari
SMA Negeri 1 Malang diperingat setiap tanggal 17 April.
Sardjoe Atmodjo, dianggap sebagai perintis
SMA Negeri 1 Malang, dengan semangatnya untuk membentuk suatu sekolahan walaupun hanya diikuti oleh tujuh orang siswa saja.
Selain itu terdapat beberapa nama lain yang mendukung tumbuh dan berkembangnya
SMA Negeri 1 Malang. Mereka adalah:
Dr. Soerodjo
Dr. Poedyo Soemanto
Dr. Hadi
Ir. Tahir
Haji Djarhoem
Raspio
Mr. Njono Prawoto
Haridjaja
Soeroto
Emen Abdoellah Rachman
Dominee Harahap
= Masa Kemerdekaan Republik Indonesia
=
Pada kurun tahun 1950, gedung
SMA Negeri di jalan Alun-alun Bunder nomor
1,
Malang ditempati oleh tiga sekolah, yakni:
SMA Negeri pimpinan G.B Pasariboe, yang pada waktu itu dikenal orang dengan istilah
SMA Republik
SMA Negeri Pimpinan Poerwadi.
SMA Peralihan pimpinan Oesman, di mana para murinya terdiri dari pemuda pejuang yang tergabung dalam TRIP dan kesatuan Tentara Pelajar yang lain.
Kemudian pada hari Jum'at, 8 Agustus 1952, murid-murid jurusan B (ilmu pasti) dari
SMA Republik dipindahkan dan dijadikan sekolah baru dan digabungkan dengan
SMA pimpinan G.B Pasariboe. Sehingga nama
SMA yang ada di Alun-alun Bunder menjadi:
SMA Negeri 1-A/C, pimpinan G.B Pasariboe
SMA Negeri II-B, pimpinan Poerwadi
SMA Negeri III-B, pimpinan Oesman
Sedangkan
SMA peralihan harus ditutup pada tahun 1954 dikarenakan ketiadaan murid pemuda pejuang yang telah lulus semuanya.
Tanggal 16 September 1958,
SMA Negeri I-A/C dipecah menjadi dua, maka lahirlah
SMA IV-A/C, dengan pimpinan Goenadi, yang berlokasi di jalan Kota Lama nomor 34,
Malang, dan sekarang menjadi
SMA Negeri 2.
Tanggal
1 April 1977 filial
SMA Negeri Kepanjen diresmikan sebagai
SMA Negeri Kepanjen dengan kepala sekolah yang pertama Drs. M.Moenawar.
SMA Negeri 3 membina sekolah baru dan akhirnya sekolah tersebut menjadi
SMA Negeri 5, dengan kepala sekolah yang pertama Moch. Imam. Sedangkan pada tahun 1975
SMA Negeri 3 juga membuka Filial di Lawang yang akhirnya menjadi
SMA Negeri Lawang.
SMA Negeri 4 membina
SMA di Batu, yang kemudian pada tahun 1978 diresmikan sebagai
SMA Negeri Batu dengan kepala sekolah yang pertama Drs. Moch. Chotib
Selama kurun waktu itu, beberapa orang yang pernah dipercaya sebagai Kepala Sekolah
SMA Negeri 1 Malang adalah:
Sardjoe Atmoedjo, perintis
SMA Negeri 1, 1947 – 1950
G.B Pasariboe, kepala sekoalah ke-
1, 1950 – 1952
A.Dzaman Hasibuan, kepala sekolah ke-2, 1953 – 1965
Sikin, kepala sekolah ke-3, 1965 – 1971
Drs.Abdul Kadir, kepala sekolah ke-4, 1971 – 1981
Soewardjo, PLH kepala sekolah, 1981 – 1984
Drs.Abdul Rachman, kepala sekolah ke-5, 1981 – 1986
Drs.H.Moch.Chotib, kepala sekolah ke-6, 1986 – 1991
Abdul Syukur, BA, PLH, kepala sekolah 1991
Soenardjadi, BA, kepala sekolah ke-7, 1991 – 1993
Drs.Munadjad, kepala sekolah ke-8, 1993 – 1998
Drs.Sagi Siswanto, kepala sekolah ke-9, 1998 – 2004
Drs.Moch.Nursalim,M.Pd, PLH, kepala sekolah 2004
Drs.Tri Suharno, kepala sekolah ke-10 13 Juni 2004 – 14 Juni 2005
Drs.H.Moh.Sulthon,M.Pd, kepala sekolah ke-11 18 Juni 2005 – 2011)
Drs. H. Budi Harsono kepala sekolah ke-12 2 April 2011 – 16 Juni 2012
Drs. Supriyono, M.Si kepala sekolah ke-13 16 Juni 2012- 2014
H.Musoddaqul Umam, S.Pd, M.Si kepala sekolah ke-14 2014 - 2018
Drs. Heru Wahyudi, M. Pd. 2018 - sekarang
Profil
= Logo
=
Pada tahun 1959, sebagian siswa
SMA Negeri 1 – A/C
Malang terpengaruh oleh kehidupan kepartaian politik yang ada pada saat itu. Mereka terpecah belah. Untuk mempersatukan mereka dipakailah semboyan MITREKA SATATA.
Arti Mitreka Satata adalah selalu bersahabat atau bersahabat yang sederajat, yang terdiri dari penggalan kata-kata:
Mitra = teman / sahabat
Ika = itu, Satu
Satata = sederajat
Sumber phrasa Mitreka Satata berasal dari kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular pada zaman keemasan kerajaan Majapahit. Semboyan Mitreka Satata ini dipakai oleh Mahapatih kerajaan Majapahit yaitu Gajah Mada. Sebagai landasan dalam menjalankan politik luar
Negeri Majapahit yang bersifat sahabat, hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Bahkan sekarang pun semboyan Mitreka Satata dipakai oleh negara-negara ASEAN sebagai lambang persatuan mereka.
Pada tahun 1960 diadakan sayembara penciptaan gambar lambang persatuan sekolah, dan yang memenangkan adalah Iwan Widodo, putra Soewardikoen. Kemudian semboyan Mitreka Satata dijadikan motto pada gambar lambang itu. Adapun pencetus ide penggunaan semboyan Mitreka Satata sebagai motto lambang sekolah ialah:
Almarhum Drs. Hugiono,
Almarhum Indanoe dan
Ag. Subardan Dwidjapuspito
Dia-dia adalah guru
SMA Negeri 1 Malang. Dan sejak tahun 1960 itulah ditetapkanlah lambang sekolah seperti bentuk sekarang ini. Kalimat Mitreka Satata dituliskan dengan warna hijau pada dada kiri seragam sekolah untuk menanamkan jiwa Mitreka satata di hati para siswa.
Arti garis dan warna lambang
Lambang sekolah berbentuk segi empat, dengan perbandingan
1:2, melambangkan bahwa dua hal yang berpasangan terdapat kesatuan.
Bentuk segi enam tidak beraturan, dimaksudkan kelak siswa terjun ke kancah masyarakat. Akan mudah menyesuaikan diri dan tidak canggung mengahadapi keadaan yang bagaimanapun.
Warna hitam di bagian teratas, melambangkan jiwa ketuhanan yang mendalam.
Garis miring berwarna kuning, melambangkan bahwa siswa menyadari masih dalam taraf perjuangan. Rintisan hari depannya sebagian besar tergantung pada dirinya sendiri.
Warna merah muda, melambangkan siswa sebagai tenaga penggerak yang menghidupkan suasana disekitarnya siswa pegang peran.
Warna biru muda, melambangkan siswa hendaknya senantiasa membuat senang hati orang lain.
Garis meliuk yang memisahkan warna merah muda dengan biru muda, dimaksudkan sebagai adanya daya kreasi dan keaktifan yang besar untuk meningkatkan kegiatan siswa.
Dua bentuk yang berwarna hitam, dimaksudkan siswa-siswi
SMA Negeri 1 dididik dan diasuh secara bersamaan dan sederajat, tanpa membedakan kedudukan dan kekayaannya.
Warna putih yang melingkari lambang, seolah-olah menjadi bingkainya, menggambarkan cita-cita untuk selalu beritikat baik, penuh kejujuran dan kesucian guna berbakti kepada nusa dan bangsa.
Huruf Mitreka Satata, dibuat lebih besar dari penulisan
SMA Negeri 1 Malang, dimaksudkan sebagai rasa merendahkan diri mendahulukan kepentingan umum semangat pengabdian masyarakat.
= Ekstra Kulikuler
=
Sekolah ini memiliki beberapa kegiatan ekstra kurikuler, seperti:
Dewan Ambalan(Organisasi Kepramukaan)
Paduan Suara (Mitreka Satata Voice/Mitsavo)
= Fasilitas
=
Fasilitas yang ada di sekolah ini adalah:
MARS MITREKA SATATA
Alumni - IKAMISA
'IKAMISA adalah singkatan dari IKatan Alumni MItreka SAtata,
SMA Negeri 1 Malang, merupakan organisasi nirlaba, wadah alumni lulusan
SMA Negeri 1 Malang dari sejak tahun 1950-an hingga sekarang. Organisasi ini berpusat di Jakarta dengan kantor sekretariat yang beralamatkan di jalan Minyak Raya nomor 12, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta, DKI Jaya, Indonesia dan beberapa koordinator wilayah. Sampai dengan saat ini sudah terbentuk koordinator wilayah Jawa Timur.
= Sejarah
=
IKatan Alumni MItreka SAtata,
SMA Negeri 1,
Malang yang disingkat menjadi IKAMISA, dibentuk untuk pertama kalinya pada hari ulang tahun emas (50 tahun)
SMA Negeri 1 Malang yang jatuh pada tanggal 17 April 2000, dan disahkan dengan Surat Keputusan Kepala SMU
Negeri 1 Malang Nomor: 866/104.2/ SMU 01/SK/2000 tertanggal 17 April 2000 yang ditandatangani oleh Drs. Sagi Siswanto, M.Pd. selaku Kepala SMU
Negeri 1 Malang pada waktu itu, sebagai tindak lanjut dari kesepakatan musyawarah Alumni Mitreka Satata
SMA Negeri 1 Malang yang diselenggarakan pada tanggal 16 April 2000 di
Malang.
Terpilih sebagai Ketua Umum untuk kepengurusan IKAMISA periode pertama, dengan Masa Bakti 2000 - 2004, adalah Drs. H.M. Munawar alumnus angkatan 1956, mantan guru mata pelajaran Sejarah Indonesia di
SMA Negeri 1 Malang dan juga mantan Kepala
SMA Negeri Tumpang (1984 - 1986) serta mantan Kepala
SMA Negeri 7
Malang (1986 - 1988).
Yayasan Mitreka Satata
YAMISA, Yayasan Mitreka Satata yang dibentuk pada tanggal 6 Juni 2000 dengan Akta Notaris NURASRI SUGIRI, SH. Jalan Cokroaminoto No.
1 Malang adalah yayasan yang dibentuk untuk menaungi IKAMISA, yang waktu itu dipimpin oleh dr. H. Dadang Hendrawan, Sp.PJ. alumnus tahun 1972, dan pada tanggal
1 Maret 2001 IKAMISA mempelopori pembangunan RUANG POLIKLINIK dan GEDUNG KEGIATAN SOSIAL ALUMNI SMU
Negeri 1 Malang sebagai wujud partisipasi Alumni secara aktif dalam pengadaan Sarana Penunjang kesejahteraan warga Mitreka Satata SMU
Negeri 1 Malang.
Selanjutnya pada bulan November 2002 bertempat di ruang UKS SMU
Negeri 1 Malang, IKAMISA membuka Poliklinik Dokter Keluarga MITREKA SATATA dengan tujuan memberikan pendekatan pelayanan kesehatan khususnya kepada masyarakat sekolah (siswa, guru dan karyawan lain dalam lingkup SMU
Negeri 1 Malang) secara holistik/menyeluruh yang meliputi pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi dengan pelayanan kesehatan yang berwawasan mutu, efektif dan efisien.
Pada perjalanannya selama kurang lebih satu tahun, Poliklinik Dokter Keluarga ”MITREKA SATATA” ini mendapat sambutan positif dari masyarakat sekolah, sehingga dikembangkan menjadi sebuah Praktik Dokter Keluarga ”MITREKA SATATA” mulai bulan September 2003 dengan tujuan untuk memberikan pendekatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum, terutama masyarakat umum yang berhubungan langsung dengan masyarakat sekolah (orang tua murid, keluarga guru dan keluarga karyawan sekolah) maupun masyarakat umum sekitarnya.
Kepengurusan II, Masa Bakti 2008 – 2012
Sesuai dengan Surat Keputusan No.866 tersebut di atas, masa bakti kepengurusan IKAMISA I berakhir pada tahun 2004 dan karena tidak berhasil menyelenggarakan Musyawarah Nasional untuk pemilihan pengurus yang baru, maka kepengurusan sempat vacum selama kurang lebih 4 tahun.
Baru pada bulan Juli 2008 melalui Reuni Akbar Alumni Mitreka Satata yang diselenggarakan tanggal 12 - 13 Juli 2008 di
Malang dan Batu, berhasil dipilih secara musyawarah dan mufakat Ketua Umum yang baru: Iskandar Zulkarnain, SE.M.Si. alumnus tahun 1980.
= Logo
=
Arti dari logo IKA adalah sebagai berikut
Lambang Segitiga
Lambang Segitiga, menggambarkan Tugu/Gunung. Ini merupakan penggambaran bahwa kota
Malang yang sejuk dikelilingi Gunung. Namun gambar ini sekaligus juga merupakan simbolisasi perekat antara para Alumni didalamnya yang kompak sebagai keluarga dan terus tumbuh berkembang yang digambar dalam 3 Nilai yang ada, yaitu:
Sisi Dasar, menggambarkan spirit kekeluargaan sesama Almamater.
Sisi Miring Kiri, menggambarkan synergi /ikatan batin.
Sisi Miring Kanan, menggambarkan wadah organisasi IKAMISA yang juga sebagai simpul pengikat
Ketiga sisi-sisi tersebut saling berhubungan membentuk bentuk segitiga, yang berarti "Niatan tulus pengikat para Alumni didalamnya."
Warna
Kuning Emas, menggambarkan willingness/keinginan luhur, gerakan/action, keceriaan, hubungan sosial, yang mengandung cita-cita mulia bagi almamater tercinta.
Biru, menggambarkan ketenangan, keteduhan dalam bersikap.
Hitam, menggambarkan kekokohan tekad, tegas dalam bertindak
Merah Muda, menggambarkan warna cinta dan kasih sayang.
Putih, sebagai warna dasar, adalah menggambarkan ketulusan dan keikhlasan.
Tata warna ini juga mengambil dari tata warna Logo Mitreka Satata yang sudah ada, perpaduan warna yang dinamis sebagai gerakan pemuda pemudi dengan beraneka rona macam cita, yang dipadukan menjadi komposisi cantik sedap dipandang mata.
Tulisan IKAMISA
Tulisan ini merupakan singkatan dari IKatan Alumni MItreka SAtata, yang merupakan wadah tunggal para alumnus Mitreka Satata
SMA Negeri 1 Malang.
Tulisan Dari, Oleh dan Untuk Alumni
Tulisan ini merupakan motto dari IKAMISA sendiri, di mana dengan motto tersebut wadah ini dibentuk dari Alumni, Oleh Alumni dan Untuk Alumni.
Lulusan
Suharso Monoarfa (Mantan Menteri Perumahan Rakyat)
Prof. Dr. Ir. Arief Widjaja, M. Eng (Guru Besar Biokimia ITS)
Hasan Ali (Penemu Kamus Bahasa Using Banyuwangi)
Ir. Agus Mustofa (Penulis Buku)
Arif Ipong Owner Toko Kopi Koopen
Kolonel Pnb Fajar Adriyanto (Pilot F-16 dan Asops Kosekhanudnas II)
Jati Savitri Sekargati (Eksekutif Produser Metro TV)
Putri Violla (Presenter Berita)
Catatan kaki
Pranala luar
Situs resmi dari
SMA Negeri 1 Malang Diarsipkan 2009-02-10 di Wayback Machine.
Situs resmi IKAMISA, IKatan A'lumni MItreka SAtata,
SMA Negeri 1 Malang Diarsipkan 2009-07-05 di Wayback Machine.
Mailing list lintas angkatan dari para alumni
SMA Negeri 1 Malang
Group alumni
SMA Negeri 1 Malang di Facebook
Fan page resmi dari IKAMISA, IKatan A'lumni MItreka SAtata,
SMA Negeri 1 Malang di Facebook
Lokasi
SMA Negeri 1 Malang di Wikimapia