Hasil Pencarian:
- Somoleter, Bruno, Purworejo
- Kabupaten Purworejo
- Bruno, Purworejo
- Tegalsari, Bruno, Purworejo
- Puspo, Bruno, Purworejo
- Brunosari, Bruno, Purworejo
- Kaliwungu, Bruno, Purworejo
- Blimbing, Bruno, Purworejo
- Gunungcondong, Bruno, Purworejo
- Kambangan, Bruno, Purworejo
- Giyombong, Bruno, Purworejo
- Plipiran, Bruno, Purworejo
- Watuduwur, Bruno, Purworejo
- Gowong, Bruno, Purworejo
- Brondong, Bruno, Purworejo
- Karanggedang, Bruno, Purworejo
- KedungWungu, Bruno, Purworejo
- Kemranggen, Bruno, Purworejo
- Cepedak, Bruno, Purworejo
- Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Purworejo
Artikel: Somoleter, Bruno, Purworejo
Baca di Wikipedia
Somoleter adalah desa di kecamatan Bruno,
Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia.
Pranala luar
(Indonesia) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, dan Pulau tahun 2021
(Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
(Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
KEPALA DESA SOMOLETER :
- Seladrana
- Dipowiryo
- Glondong Penjret
- Kromorejo/ Lurah Manuk
- mahpul ( 30 th )
- Darman ( Lurah Kateker )
- Jidin
- Sutomo ( 2 Periode )
- Gawu Riyanto
- Wagino
- Ahmad Yusuf ( 2019-2024 )
Sejarah Desa Somoleter
Somo : podo/ sama
Leter : doyo/ kekuatan/ kesaktian
Asal usul penamaan desa somoleter adalah dahulu kala pada zaman bubak/ pembukaan desa beliau Simbah singoludro & simbah Ceger saling adu kekuatan dalam pengakuan kekuasaan daerah desa ini, namun diantara keduanya sama kuat dan saktinya sehingga lahirlah nama desa somoleter. Sebagai pengakuan kedua tokoh tersebut atas jasa nya dalam bubak desa ini
Adapun petilasan keduanya setelah usai adu kesaktian yg sama2 kuatnya adalah kyai singoludro ( singo beararti kekuatan besar, dan ludro adalah darah yg menetes dari pertempuran keduanya di kuburan lawas ) di kuburan lawas watupayung, dan kyai Ceger menancapkan tongkatnya di desa sadah.
Sumber : 1. Amir, Krajan 2. Sukardi, Somodadi
Penulis : Ibnu amirudin/ dhoni.exis100@gmail.com
Pesan : Tulisan ini masih perlu kajian yang mendalam.