Stasiun Angke (AK) adalah
Stasiun kereta api kelas II yang terletak di antara perbatasan Kelurahan Jembatan Lima dan
Angke, Tambora, Jakarta Barat.
Stasiun yang terletak pada ketinggian +3 m ini hanya melayani perjalanan KRL Commuter Line saja.
Sebelum 23 Juli 2013,
Stasiun ini dilayani KRL Yellow Line (Ekonomi dan Commuter Line) dan perjalanan kereta api lokal yang menuju ke
Stasiun Rangkasbitung maupun ke
Stasiun Merak, diantaranya KA Langsam, Banten Ekspres, dan Patas Merak. Untuk mengatasi kepadatan penumpang kereta api lokal di
Stasiun Tanah Abang, setelah 23 Juli 2013 semua perjalanan KRL Commuter Line dan Ekonomi tidak berhenti dan melintas langsung. Dengan dihapusnya layanan KA Lokal yang bersinggungan dengan Commuter Line Rangkasbitung dan Commuter Line Lingkar per tanggal 1 April 2017,
Stasiun ini kembali melayani KRL Commuter Line.
Sejarah
Stasiun ini diresmikan oleh Staatsspoorwegen (SS) pada 2 Januari 1899, bersamaan dengan pengoperasian jalur KA Batavia-Rangkasbitung.
Pada awalnya, jalur dari
Stasiun Batavia Zuid yang menuju ke
Angke via Jalan Pasar Asemka. Saat dibuat jalur baru dari
Angke yang memutar melewati daerah Kota Intan dan Kampung Bandan, jalur dari
Stasiun Batavia Zuid hingga Jalan Pasar Asemka ini pun diputus (hanya diputus saja). Kemudian, sempat didirikan sebuah
Stasiun di Jalan Pasar Asemka ini yang diberi nama
Stasiun Pasar Pagi,
Stasiun ini digunakan sebagai titik pemberangkatan awal dari kereta api penumpang yang menuju ke
Stasiun Tangerang.
Stasiun beserta jalur ini dibongkar pada suatu waktu, lalu bekas lokasinya sudah mejadi Pasar Asemka dan flyover Jalan Asemka Raya. Masih terdapat peninggalan dari jalur ini yang tersisa dan masih dapat dilihat, yaitu 2 buah bekas fondasi jembatan rel dari Kali Krukut yang terletak di bawah flyover Jalan Asemka Raya.
Pada era 1970-an, emplasemen
Stasiun ini diperkirakan memiliki banyak jalur serta memiliki sebuah rel cabang. Kala itu, jalur 2 dan 3 merupakan sepur lurus yang digunakan untuk lalu-lalang kereta sedangkan jalur 1 dan 4 merupakan sepur belok. Diperkirakan pula terdapat 2 buah lokasi sepur simpan yang digunakan untuk tempat menyimpan atau stabling rangkaian gerbong barang. Sepur simpan yang pertama posisinya berada di sebelah jalur 4, dengan 2 buah jalur buntu atau sepur badug. Dan untuk sepur simpan yang kedua berada di pojok kiri emplasemen
Stasiun dari arah
Stasiun Duri, dengan 3 buah rel buntu atau sepur badug.
Stasiun ini juga memiliki 2 buah rel cabang, yang pertama mengarah ke sebuah gudang, dan yang kedua kemungkinan mengarah ke sebuah pabrik sabun dari arah
Stasiun Kampung Bandan. Belum diketahui secara pasti kapan percabangan serta sepur simpan di emplasemen
Stasiun ini dibongkar, hingga sama sekali tidak ada bekas yang tersisa.
Pada tahun 1987, petak Manggarai-Kampung Bandan via Tanah Abang dielektrifikasi. Kala itu, jalur di
Stasiun ini yang dielektrifikasi pun hanya jalur 2 dan 3 saja. Sedangkan jalur 1 tidak dielektrifikasi dengan alasan untuk melestarikan bangunan kanopi
Stasiun, sedangkan jalur 4 tidak dielektrifikasi, karena jalur tersebut tidak digunakan untuk aktivitas naik dan turun penumpang.
Hingga akhir era 1990-an,
Stasiun ini menggunakan sebuah kanopi. Namun, kanopi ini hanya menampung jalur 1 saja. Kanopi ini pun kemudian dicopot dan dipindahkan ke
Stasiun Parung Panjang.
Saat ini
Stasiun ini hanya memiliki 3 jalur saja, dengan jalur 2 dan 3 sebagai sepur lurus, serta jalur 1 sebagai sepur belok. Bangunan
Stasiun ini juga berukuran besar, kerana lantai atas dari bangunan
Stasiun ini digunakan sebagai pasar dan pertokoan.
Bangunan dan tata letak
Layanan kereta api
Galeri
Referensi