- Source: Stasiun Kedungjati
Stasiun Kedungjati (KEJ) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Kedungjati, Kedungjati, Grobogan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +36 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang.
Sejarah
Stasiun Kedungjati diresmikan pada tanggal 19 Juli 1868. Pada mulanya, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) selaku perusahaan pertama yang mengoperasikan kereta api komersial di Hindia Belanda merencanakan membangun dua jalur kereta api, yaitu Samarang–Vorstenlanden dan Samarang–Willem I/Ambarawa. Hal ini dilakukan agar mobilitas tentara dan hasil bumi serta penumpang lancar. Dari stasiun ini, pembangunan jalur kereta api diarahkan ke dua percabangan, yaitu ke arah Gundih lalu ke Solo dan ke arah Willem I Ambarawa. Dalam rencana yang dibuat oleh NIS sendiri, pada tanggal 1 Mei dan 1 September 1869, jalur segmen Kedungjati–Gundih–Solo sudah dapat beroperasi, dan diresmikan penuh pada tanggal 10 Februari 1870.
Saat ini arsitektur stasiun ini serupa dengan Stasiun Ambarawa di Ambarawa, bahkan dahulu beroperasi jalur kereta api dari Kedungjati ke Stasiun Ambarawa, yang sudah tidak beroperasi sejak tahun 1976. Pada tahun 1907, Stasiun Kedungjati yang tadinya dibangun dari kayu diubah ke bata berplester. Seperti Stasiun Ambarawa dan Purwosari, stasiun ini dahulu adalah stasiun pulau.
Bangunan dan tata letak
Stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api aktif dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Dua jalur di peron selatan memiliki percabangan ke Ambarawa, Magelang, hingga akhirnya ke Yogyakarta sebagai bagian dari reaktivasi jalur tersebut. Rel yang ada di jalur tersebut sudah sepenuhnya menggunakan bantalan beton. Sayangnya, jalur bagian selatan yang menuju Ambarawa sudah lama ditutup, tetapi PT KAI dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah merencanakan bahwa jalur ini akan dihidupkan kembali dan saat ini proses reaktivasi jalur sedang dihentikan.
Sebagai stasiun besar pada era NIS—meski sekarang sudah menjadi stasiun kelas III—stasiun ini menyediakan fasilitas ruang VIP yang setara dan berkelas seperti halnya Ambarawa. Atap peron terbuat dari seng bergelombang yang cenderung landai menyesuaikan iklim tropis. Perbedaan yang mendasar dengan Stasiun Ambarawa adalah bentang atapnya yang sebesar 14,65 m. Tidak seperti Stasiun Ambarawa yang penempatan ruang tunggu kelas 3-nya berada di belakang stasiun, penempatan ruang tunggu kelas 3 Stasiun Kedungjati justru berada di depan pintu keberangkatan. Terdapat empat jam stasiun mekanik, dengan masing-masing dua buah di peron utara dan peron selatan. Selain itu, stasiun ini memiliki depo lokomotif dan pemutar rel, tetapi jejak-jejaknya sudah menghilang dan menyisakan fondasinya saja. Sementara itu, gudang yang berlokasi di depan stasiun masih ada.
Layanan kereta api
= Aglomerasi
=Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api
Kata Kunci Pencarian:
- Stasiun Kedungjati
- Jalur kereta api Kedungjati–Secang
- Kedungjati, Grobogan
- Museum Kereta Api Ambarawa
- Stasiun Purwosari
- Kedungjati, Kedungjati, Grobogan
- Stasiun Gundih
- Stasiun Gogodalem
- Stasiun Tuntang
- Stasiun Bringin
- Kedungjati railway station
- Tuntang railway station
- Semarang Tawang railway station
- Kereta Api Indonesia
- Solo Balapan railway station
- Yogyakarta railway station
- Jakarta Kota railway station
- Dukuh Atas BNI LRT Station
- Dukuh Atas BNI MRT station
- Gondangdia railway station