Supermal Karawaci (sebelumnya dikenal dengan Mega Mal Lippo dan Lippo
Supermal) adalah pusat perbelanjaan yang berada di kompleks Lippo Village, Kelapa Dua, Tangerang, Banten.
Supermal Karawaci awalnya juga merupakan satu-satunya mal di Indonesia yang menghadirkan 2 supermarket besar dalam satu gedung yaitu Hypermart, dan Foodmart Gourmet, sebelum penutupan Carrefour pada tahun 2020. Mal ini memiliki arena permainan Timezone terbesar di Asia Tenggara, dengan roller-coaster, bowling, dan berbagai heavy-game lainnya.
Berbeda dengan fasilitas umum lain di wilayah
Karawaci,
Supermal Karawaci saat ini tidak dimiliki oleh Grup Lippo sejak 1999.
Sejarah
Pusat perbelanjaan ini berdiri pada tahun 1992 dan dikenal dengan nama Mega Mal Lippo. Luas awal mal ini hanya sebesar 32.000 m2. Seiring dengan tumbuhnya permintaan, pada tahun 1995 mal ini diperluas dengan fase 2 yang menambahkan 40.000 m2 sehingga luasnya menjadi 72.000 m2. Total keseluruhan mal kemudian mencapai 210.000 m2, menjadikannya sebagai pusat perbelanjaan terbesar di Indonesia pada saat itu. Proyek tersebut selesai pada 15 Maret 1995 dan diresmikan pada 29 November 1995 dengan nama Lippo
Supermal. Sesuai namanya, saat itu mal ini dimiliki oleh Grup Lippo yang juga mengembangkan kawasan Lippo
Karawaci, meskipun dalam pembangunannya juga dibantu oleh perusahaan Belanda Rodamco dan perusahaan investasi Singapura, GIC yang masing-masing memegang 25% saham.
Saat peresmiannya, mal ini dikunjungi sekitar 400.000 pengunjung, dan kemudian berhasil mencatatkan jumlah pengunjung mencapai 500.000/hari. Lippo
Supermal didesain hanya berlantai dua, yang dimaksudkan agar pengunjung tidak perlu repot naik eskalator atau lift jika ingin berbelanja. Jumlah tenan pada saat itu sekitar 250-300 tenan. Penyewa besar (anchor tenant) dari Lippo
Supermal saat itu, seperti Walmart, JC Penney, ACE Hardware, Galleria (Matahari Departement Store), Mega-M, Toys "R" Us, dan Cinema 21. Mal ini juga dilengkapi fasilitas taman hiburan dan pujasera.
Tiga tahun setelah dibuka, mal ini kemudian mengalami kerusakan berat dalam Kerusuhan Mei 1998. Mal ini dijarah dan dibakar oleh sekitar 10.000 orang perusuh pada 17 Mei 1998, atau dua hari setelah kerusuhan usai di Jakarta dan sekitarnya. Sebelumnya, setelah kerusuhan bermula pada 13 Mei 1998, mal ini ditutup oleh manajemennya saat itu. Sama seperti peristiwa arson lainnya dalam kerusuhan tersebut, pembakaran mal ini diduga didalangi oleh elite militer dan anak buahnya (preman). Para preman tersebut kemudian "mengipas-ngipasi" ribuan orang untuk menjarah mal sekitar pukul 14:00 WIB, setelah melemparinya dengan batu. Setelah Lippo
Supermal berhasil ditembus dan orang-orang sibuk merampas barang-barang, kemudian muncul preman lain yang menaiki truk dan membawa samurai dan tabung gas elpiji. Para preman dan massa misterius lalu menembaki atau membunuh penjarah yang ingin keluar dengan samurai, lalu mengunci mal dan menembaki tabung gas yang ada di dalam sehingga terjadi kebakaran. Para preman itu lalu pergi meninggalkan lokasi pada 18:00 WIB. Angka korban tewas akibat pembakaran tersebut hingga saat ini masih simpang siur, ada yang menyebut 43, 69, hingga 86. Banyak di antara mayat-mayat korban sudah gosong dan tidak mampu teridentifikasi kembali.
Pasca-kerusuhan, manajemen mal mengalami kerugian hingga US$ 25 juta dan Lippo
Supermal harus ditutup untuk direnovasi. Meskipun demikian, tidak semua bagian mal hancur/terbakar, sehingga proses perbaikan bisa lebih cepat dilakukan. Pada 29 September 1999 Lippo
Supermal kembali dibuka dengan nama baru yaitu
Supermal Karawaci, meskipun beberapa anchor tenant seperti Wal-Mart, Toys "R" Us, dan J.C. Penney tidak lagi beroperasi. Kepemilikan saham manajemennya juga tidak lagi dipegang oleh Grup Lippo, melainkan oleh sebuah perusahaan Belanda (Rodamco). Target pengunjungnya kini berfokus pada semua kalangan, tidak lagi pada kelas atas seperti sebelumnya.
Rodamco kemudian melepas sahamnya di tahun 2004, dan mal ini sempat mengalami perubahan kepemilikan beberapa kali. Meskipun demikian, manajemen
Supermal Karawaci tetap berusaha melakukan ekspansi dan reposisi mal ini. Pada tanggal 10 April 2006,
Supermal Karawaci 2 dibuka untuk masyarakat. Dengan luas 130.000 m² (mengecil dari ukuran sebelumnya yang mencapai 210.000 m²), pada saat itu
Supermal menjadi salah satu pusat perbelanjaan paling mewah di wilayah Tangerang. Pada tahun 2009,
Supermal Karawaci direnovasi total dengan desain dan konsep baru, diikuti dengan dibangunnya apartemen U-Residence yang dimulai pada tahun 2010. Sebelumnya,
Supermal Karawaci hanya memiliki 2 lantai; lantai 3 baru ditambahkan pada tahun 2012-2013, menghadirkan jaringan food court baru, "D'Food Court" (sebelumnya "D'Makan Sutra") dan berbagai tenan baru. Hypermart, dan Ace Hardware seluruhnya dipindahkan ke lantai 3.
Pasca renovasi terakhir, saat ini sudah terdapat lebih dari 600 tenan di
Supermal Karawaci. Arena Timezone diperluas pada tahun 2014 dengan menambahkan berbagai wahana permainan baru di sekitar area yang sebelumnya digunakan sebagai food court, termasuk bagian kubah dan delapan pilar yang telah menjadi ciri khas bangunan
Supermal sejak pertama berdiri. D'Food Court menggantikan sebagian besar area food court lama yang saat ini digunakan oleh Timezone, meskipun masih banyak restoran di beberapa sisi area tersebut yang tidak berubah, seperti Pizza Hut dan McDonald's. Perluasan arena Timezone menjadikannya sebagai cabang Timezone terbesar se-Asia Tenggara.
Pada awal tahun 2020, Carrefour
Supermal Karawaci secara resmi ditutup untuk umum, sehingga menjadikan Hypermart sebagai satu-satunya hypermarket utama di wilayah Lippo Village.
Insiden
Pada tanggal 21 Oktober 2003, Sebuah ledakan berasal dari Hashi Cafe di area food court lantai dasar, satu orang tewas dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Referensi
Pranala luar
Situs resmi
Supermal Karawaci
Profil Bisnis Google
Supermal Karawaci
Supermal Karawaci di Facebook
Supermal Karawaci di Twitter
Supermal Karawaci di Instagram