Tari Cangget merupakan suatu bentuk pertunjukan
Tari yang dimiliki oleh masyarakat Lampung beradat pepadun.
Tari Cangget biasanya hadir dan menjadi bagian daripada rangkaian upacara adat atau begawi yang diselenggarakan untuk merayakan pesta daur hidup seperti perkawinan dalam masyarakat Lampung Pepadun. Secara sempit
Cangget diartikan sebagai suatu tarian yang dilakukan oleh wanita, namun secara luas
Cangget adalah peristiwa begawi itu sendiri. Begawi dan
Cangget adalah satu-kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Macam-macam jenis tariannya
Cangget Nyamuk Temui, Tarian yang dibawakan oleh pada pemuda dan pemudi dalam upacara menyambut tamu agung yang berkunjung ke daerahnya.
Cangget Bakha, tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi pada saat bulan purnama atau setelah selesai panen (Upacara Panen Raya).
Cangget Penganggik, tarian yang di mainkan saat penerimaan anggota baru, atau pemuda pemudi yang telah berubah status nya dari kanak-kanak menjadi dewasa. Perubahan status ini terjadi setelah mereka melakukan upacara busepei (Kikir Gigi).
Cangget Pilangan, merupakan tarian
Cangget terakhir bagi seorang gadis yang akan menikah, karena setelah menikah seorang wanita akan ditabukan untuk menari. Ini terakhir kali ia menari dan mewakili kepunyimbangan dari ayahnya.
Cangget Agung,
Cangget yang ditarikan pada malam utama dari rangkaian upacara adat atau gawi adat, biasanya dalam acara Begawi Cakak Pepadun atau kenaikan tahta seorang penyimbang.
Gerakan Tarian
Ragam gerak pada
Tari Cangget dapat dikatakan cukup sederhana dan tidak memiliki urutan gerak khusus, sehingga pola geraknya dapat berbeda dalam satu pementasan dan lainnya. Namun, secara garis besar pola gerak
Cangget terdiri dari kenuy ngelayang, tutup malu, ukel kilat mundur, dan ngecum. Sebagian besar gerak
Cangget berfokus pada area tangan saja.
Kenuy dalam bahasa Lampung berarti burung elang, sedangkan ngelayang adalah saat ketika sang elang terbang tanpa mengepakkan sayap. Pola gerak yang ada adalah mengembangkan tangan dan digerakkan ke depan dan ke belakang, menyerupai elang. Burung elang bagi masyarakat Lampung adalah binatang yang dikagumi serta lambang dari dunia atas.
Tari Cangget ditarikan oleh laki-laki dan perempuan yang menjadi perwakilan setiap rumah atau penyimbang. Gerakan
Tari laki-laki dan perempuan juga berbeda, perbedaan ini terlihat ketika perempuan menari maka cukup dengan gerakan tangan saja, sedangkan laki-laki cenderung gerakan tangan dan kaki.
Busana Penari
Kain tapis berumbai koin
Kebaya warna putih
Siger
Gelang burung
Gelang ruwi
Gelang kano
Kalung papan jajar
Bulu seretei
Tanggai
Peneken
Anting-anting
Kaos kaki warna putih
Properti Tari-tarian
Talam Bekukut, berupa nampan berbentuk bulat yang terbuat dari kuningan atau perunggu dengan tumpuan kaki di bawahnya. Talam bekukut secara harfiah berarti talam berkaki. Talam bekukut diperuntukan bagi calon mempelai wanita, lalu ia akan menari di atasnya. Selain itu, talam bekukut ini digunakan untuk menari oleh anak Suttan. Hanya anak Suttanlah yang bisa menari di atas Talam bekukut ini.
Tombak dan keris, dipakai saat
Tari Igel/Igol
Jepana (tandu), yang dipakai pada saat mengantar dan menjemput tamu agung dan penyimbang.
Payung adat putih melambangkan kesucian dan kuning melambangkan keagungan.
Musik Pengiring
Tari Cangget diiringi oleh seperangkat alat musik tradisional lampung yang disebut dengan istilah tala balak. Seperangkat tala balak mempunyai 5 macam instrumen yang masing-masing mempunyai sebutan yaitu: gelittak 1 buah, kelittang 12 buah, rujih 2 buah, canang (petuk) 1 buah, dan tala balak 2 buah, dan tala lunik 1 buah. Musik yang dimainkan dari instrumen tala balak ini disebut tabuhan, adapun beberapa yang digunakan dalam mengiringi
Tari Cangget antara lain:
Tabuh Takhi (
Tari)
Tabuh Mirul Bekekes
Tabuh Gupek
Referensi