Teluk Kuwait (bahasa Arab: جون الكويت pelafalan bahasa Arab
Teluk:/d͡ʒoːn‿ɪlkweːt/) adalah sebuah
Teluk di
Kuwait.
Teluk ini merupakan hulu
Teluk Persia. Kota
Kuwait terletak di ujung
Teluk.
Sejarah
Setelah banjir pasca-glasial di cekungan
Teluk Persia, puing-puing dari sungai Tigris–Efrat membentuk delta besar, yang menciptakan sebagian besar daratan di
Kuwait masa kini dan membentuk garis pantai masa kini. Secara historis,
Kuwait utara merupakan bagian dari Mesopotamia kuno. Salah satu bukti paling awal hunian manusia di
Kuwait selatan berasal dari 8000 SM di mana peralatan Mesolitikum ditemukan di Burgan. Penduduk Neolitikum
Kuwait merupakan salah satu pedagang maritim paling awal di dunia. Selama periode Ubaid (6500 SM),
Kuwait merupakan situs utama interaksi antara masyarakat Mesopotamia dan Arabia Timur Neolitikum, termasuk Bahra 1 dan situs H3 di Subiya. Salah satu perahu buluh tertua di dunia ditemukan di situs H3 yang berasal dari periode Ubaid.
Pada tahun 4000 SM hingga 2000 SM,
Teluk Kuwait merupakan rumah bagi peradaban Dilmun. Kendali Dilmun atas
Teluk Kuwait meliputi daratan Akkaz, Umm an Namil, dan Failaka. Pada puncak kejayaannya pada tahun 2000 SM, kekaisaran Dilmun menguasai jalur perdagangan dari Mesopotamia ke India dan peradaban Lembah Indus. Kekuatan komersial Dilmun mulai menurun setelah tahun 1800 SM. Pembajakan marak di seluruh wilayah tersebut selama masa kemunduran Dilmun. Setelah tahun 600 SM, bangsa Babilonia menambahkan Dilmun ke dalam kekaisaran mereka.
Pada masa Aleksander Agung, muara Sungai Efrat terletak di
Kuwait utara. Sungai Efrat mengalir langsung ke
Teluk Persia melalui Khor Subiya yang merupakan saluran sungai pada saat itu. Failaka terletak 15 kilometer dari muara sungai Efrat. Pada abad pertama SM, saluran sungai Khor Subiya mengering sepenuhnya.
Selama periode Akhemeniyah (s. 550‒330 SM),
Teluk Kuwait dihuni kembali. Ada prasasti Aram yang membuktikan keberadaan Akhemeniyah. Pada 127 SM,
Kuwait adalah bagian dari Kekaisaran Partia dan kerajaan Karakene didirikan di sekitar Teredon di
Kuwait saat ini. Karakene berpusat di wilayah yang meliputi Mesopotamia selatan, Koin Karakene ditemukan di Akkaz, Umm an Namil, dan Failaka. Sebuah dermaga komersial Karakene era Partia yang sibuk ada di
Kuwait. Penyebutan
Kuwait yang tercatat paling awal adalah pada tahun 150 M dalam risalah geografis Geografi oleh ilmuwan Yunani Klaudius Ptolemaeus. Ptolemaeus menyebut
Teluk Kuwait sebagai Hieros Kolpos (Sacer Sinus dalam versi Latin).
Sebagian besar
Teluk Kuwait saat ini masih belum dieksplorasi secara arkeologis. Menurut beberapa arkeolog dan geolog terkenal,
Kuwait kemungkinan merupakan lokasi asli Sungai Pison yang mengairi Taman Eden. Juris Zarins berpendapat bahwa Taman Eden terletak di hulu
Teluk Persia (
Kuwait saat ini), tempat Sungai Tigris dan Efrat mengalir ke laut, dari penelitiannya di daerah ini menggunakan informasi dari banyak sumber berbeda, termasuk citra LANDSAT dari luar angkasa. Sarannya tentang Sungai Pison didukung oleh James A. Sauer dari Pusat Penelitian Oriental Amerika. Sauer membuat argumen dari geologi dan sejarah bahwa Sungai Pison adalah Sungai
Kuwait yang sekarang sudah tidak ada lagi. Dengan bantuan foto satelit, Farouk El-Baz menelusuri saluran kering dari
Kuwait ke Wadi Al-Batin.
Referensi