Tembikar dan keramik Korea adalah jenis barang-baran yang terbuat dari tanah liat yang secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori, yang berglasir
dan tak berglasir.
Tembikar tak berglasir termasuk
Tembikar dengan dekorasi corak sisir yang berasal dari Zaman Neolitikum,
Tembikar corak polos dari Zaman Perunggu,
Tembikar abu-abu dari periode Tiga Kerajaan
Korea,
keramik abu-abu dari periode Goryeo
dan Joseon
dan guci
Tembikar berwarna coklat tua dari zaman modern yang dinamai puredok.
Tembikar berglasir dimulai dengan
keramik glasir hijau
dan Tembikar glasir hitam dari abad ke-9 periode Silla yang ditemukan di situs tungku Gurim-ri serta onggi yang bercirikhas glasir coklat tua yang digunakan untuk menyimpan makanan. Perabotan dari
Tembikar, baik yang berglasir maupun tidak, telah digunakan dari zaman prasejarah sampai sekarang
dan digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari orang
Korea.
Sejarah
= Zaman prasejarah
=
Sejarah
Tembikar muncul seiring perkembangan peradaban manusia prasejarah di
Korea, yakni sekitar tahun 7000-8000 SM. Pada awalnya, hanya bangsa
Korea dan Cina yang mampu membuat
Tembikar yang berkualitas yang dihasilkan dari pembakaran di atas suhu 1000 derajat.
= Zaman Neolitikum
=
Artefak-artefak Zaman Neolitikum di
Korea telah ditemukan di dataran dekat sungai-sungai besar di wilayah pesisir, dimana permukiman
dan pergerakan mudah dilakukan
dan juga karena sumber daya berlimpah.
Tembikar yang ditemukan dari situs-situs Neolitikum memiliki cirikhas
Tembikar Kortea
dan asal mula dari sejarah
Korea.
Terdapat 2 jenis
Tembikar untuk perabotan sehari-hari dari zaman ini. Yang pertama adalah perabotan tanah liat dengan dekorasi applique yang memiliki dasar yang rata dengan dekorasi garis-garis. Jenis
Tembikar lain yang umum adalah
Tembikar bercorak-sisir.
Tembikar ini memiliki dasar yang lancip dengan dekorasi pola geometris yang bervariasi yang dibuat dengan menarik garis di permukaan dengan benda tajam atau mencetak permukaan dengan titik atau garis.
= Zaman Perunggu
=
Zaman perunggu yang terentang dari tahun 1000 SM sampai 1 M, berjalan bersamaan kemunculan dengan kerajaan Gojoseon. Masyarakat pada zaman perunggu tinggal dekat sumber air di daerah yang berbukit yang memiliki tanah subur.
Tembikar merah merupakan jenis barang tanah liat yang banyak berasal dari zaman ini.
Tembikar ini dibuat dengan tanah liat yang mengandung pasir kwarsa putih
dan dibakar di dalam suhu 800-900 °C,
dan menjadi perabotan rumah di seluruh
Korea. Contohnya dapat ditemukan di seluruh Semenanjung
Korea, termasuk Heunnam-ri (Yeoju), lembah Namhangang, Songguk-ri, Buyeo, lembah Geumgang
dan Geomdan di Ulju.
= Zaman Besi
=
Setelah Zaman Perunggu, Zaman Besi Awal (100 SM-200 M) adalah periode dimana kerajaan-kerajaan kuno
Korea mulai terbentuk. Peralatan dari besi diperkenalkan dari daratan Asia
dan teknik membuat
Tembikar telah berevolusi, sehingga meningkatkan produksi barang-barang tanah liat.
Tembikar polos cukup beragam jenisnya, termasuk guci panjang
dan cantik yang dibentuk melengkung seperti kendi air, mangkuk kecil, perabotan bergagang, ceret
dan guci berbentuk chalice (berleher tinggi). Perabotan ini dianggap sebagai karya seni masyarakat primitif
dan dapat menandakan tingkat peradaban masyarakat yang semakin meningkat. Beragamnya barang-barang tanah liat pada periode ini memberi jalan pada lahirnya
Tembikar kerajaan Gaya
dan Silla.
= Tiga Kerajaan
=
Semenanjung
Korea yang berdekatan dengan daratan Asia memberikan keuntungan bagi penduduknya. Terjadinya aliran migrasi dari daratan Asia ke semenanjung menciptakan pertukaran-pertukaran yang aktif.
Tembikar yang diekskavasi dari makam-makam kuno tiga kerajaan memperlihatkan karakteristik sejarah
dan geografis. Beberapa benda tanah liat dari satu negeri memperlihatkan pola yang serupa dengan
Tembikar negeri yang lain, misalnya Silla dengan Gaya. Perbedaan perabotan yang cukup banyak menunjukkan bahwa elemen budaya bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lain
dan industri
keramik yang bermutu sudah dimulai.
Sekitar abad ke-3, saat kerajaan Goguryeo, Baekje
dan Silla serta Mahan sudah menguasai masing-masing teritori
dan mengembangkan budayanya, perkembangan besar dicapai dalam teknologi
keramik dengan pengembangan tungku yang semi-bawah tanah yang dapat membakar barang tanah liat di atas suhu 1.100 °C. Ini memungkinkan produksi
Tembikar abu-abu yang lebih banyak lagi.
= Goryeo
=
Pada zaman Dinasti Goryeo (912-1392), teknik membuat
keramik glasir hijau (Seladon) diperkenalkan dari Dinasti Song
dan segera menjadi sangat terkenal.
keramik tidak lagi dipandang sebagai perlengkapan semata, karena dengan teknik glasir,
keramik hijau mulai diperhatikan sebagai karya seni yang berestetika. Agama Buddha yang secara dalam dianut oleh pemerintahan
dan rakyat Goryeo ikut memengaruhi desain
keramik hijau, yang dibuat dengan ornamen
dan hiasan yang bernafaskan filosofi Buddhisme.
= Joseon
=
Ideologi Neo-Konfusianisme yang diterapkan Dinasti Joseon membuat kepopuleran
keramik hijau meredup
dan digantikan oleh
keramik putih yang sederhana.Selama masa ini jenis-jenis
keramik baru muncul seperti buncheong (
keramik berwarna coklat)
dan cheonghwa baekja (
keramik corak biru).
Puluhan ribu pengrajin
keramik Joseon yang diculik ke Jepang oleh para penyerbu dalam peristiwa Perang Imjin pada tahun 1592-1598. Mereka dibawa ke Jepang
dan mengembangkan teknik pembuatan
keramik di Jepang. Teknik pembuatan
keramik Korea segera menyebar ke Jepang
dan membantu meningkatkan perkembangan seni
keramik di negara tersebut, hal itu menyebabkan gaya
keramik Jepang begitu sama dengan gaya
keramik Korea. Salah satu pengrajin
keramik asal
Korea yang diculik ke Jepang adalah Yi Sam-pyong.Yi yang menetap di Arita, Prefektur Saga, Pulau Kyushu, dianggap sebagai empunya pengrajin
keramik dan sangat dikagumi akan keahliannya.
= Pasca Dinasti Joseon-kini
=
Pasca Dinasti Joseon,
Korea dijajah oleh Jepang (1910-1945)
dan menderita tekanan budaya yang luar biasa. Berbagai aspek budaya
dan tradisi
Korea hampir mati
dan tidak bisa bertahan, termasuk produksi
keramik tradisional.
Pada saat ini, pemerintah
Korea Selatan sangat menaruh perhatian dalam pelestarian
keramik tradisional di seluruh negeri. Banyak pusat-pusat industri
keramik masih beroperasi sejak lebih dari ratusan tahun lalu. Di tempat-tempat ini terdapat tungku-tungku pembakaran kuno yang masih berfungsi
dan dilindungi sebagai situs bersejarah. Para pembuat
keramik tradisional telah yang keluarganya secara turun-temurun membuat
keramik dianggap sebagai aset nasional hidup yang dihargai oleh pemerintah, di antaranya:
Ahli
keramik putih Joseon: Kim Jeong-ok.
Ahli
keramik hijau Goryeo: Cho Ki-jung, Ko Chung, Bang Cheol-Ju, Kim Bok-han.
= Goryeo Cheongja
=
Teknik membuat
keramik hijau (Hanzi:青瓷, qīngcí, Bahasa
Korea:청자, Cheongja) diperkenalkan dari Dinasti Song pada masa pemerintahan Dinasti Goryeo (918-1392). Seniman Goryeo menciptakan Teknik Sanggam untuk menghasilkan kreasi
keramik yang baru
dan berbeda daripada
keramik hijau Cina. Pada masa Dinasti Goryeo, kepopuleran
keramik hijau mencapai Cina
dan banyak bangsa lain yang mengagumi keindahannya. Para seniman asal Cina bahkan menjulukinya sebagai salah satu dari "harta karun paling indah di bawah langit".
keramik hijau pada saat itu menjadi komoditas perdagangan antara Goryeo dengan bangsa-bangsa lain. Di Goryeo sendiri
keramik hijau dinikmati kalangan bangsawan
dan menjadi dekorasi karya seni yang menghiasi istana kerajaan
dan kuil-kuil Buddha.
= Buncheong
=
Buncheong adalah
keramik hijau-biru atau abu-abu kehitaman yang memiliki kualitas hampir sama dengan goryeo cheongja. Buncheong dilapisi oleh lapisan putih sebelum diglasir
dan dibakar dalam tungku yang dideoksidasi (tingkat oksigen diturunkan). Buncheong adalah kependekan daripada bunjanhoecheong-sagi atau berarti "
keramik yang didekorasi dengan lapisan putih
dan glasir hijau-biru pucat". Mewarisi kejatuhan seni goryeo cheongja di akhir periode Goryeo (abad ke-13
dan 14), buncheong yang diproduksi pada abad ke-15
dan 16 (awal Dinasti Joseon) memiliki bentuk yang penuh
dan dinamis. Dibandingkan dengan
keramik hijau, buncheong memiliki warna yang lebih cerah
dan glasir hijau-biru pucat yang lebih tipis. Hanya sedikit buncheong yang diproduksi setelah Perang Imjin pada tahun 1592. Pada masa setelah itu,
keramik Buncheong hampir mati karena banyak pengrajin yang diculik serta tungku pembakaran hancur.
= Joseon Baekja
=
Joseon Baekja atau
keramik Putih Joseon diproduksi pada masa Dinasti Joseon (1392-1910).
keramik putih menikmati kepopuleran
dan mengambil alih posisi
keramik hijau. Pemerintahan Joseon memfokuskan pada upaya khusus untuk memproduksi
dan mengelolanya,
dan masyarakat pun sangat menyukai jenis
keramik baru ini. Karena besarnya dukungan
dan keterkenalannya, produksi
keramik putih mengalami pertumbuhan yang pesat.
= Onggi
=
Onggi adalah jenis tempayan yang terbuat dari
Tembikar yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari. Orang
Korea memanfaatkan Onggi sebagai tempat menyimpan makanan tradisional sejak lama seperti kimchi, jeotgal, kecap asin (ganjang), saus gochujang, doenjang
dan sebagainya.
Galeri
Referensi
Pranala luar
(Inggris)Borne from Earth and Fire
(Inggris)Sky Recreated on Earth