Orang
Transseksual memiliki identitas gender yang tidak sesuai atau yang secara tradisional tidak berasosiasi dengan seksnya yang ditunjuk serta memiliki keinginan untuk bertransisi permanen agar sesuai dengan gender yang mereka miliki. Orang
Transseksual biasanya mencari bantuan medis (lewat terapi penentuan ulang seks) untuk membantu tubuh mereka agar selaras dengan seks atau gender mereka. Istilah
Transseksual umumnya dinilai sebagai sebuah istilah turunan dari transgender, namun beberapa orang
Transseksual menolak penggunaan istilah transgender. Diagnosis medis dapat dilakukan jika seseorang memiliki keinginan untuk hidup dan diterima selaku orang dengan seks yang mereka identifikasi atau jika ia terganggu dan mengalami kesulitan di dalam aktivitas sehari hari.
Istilah
= Sejarah penggunaan istilah Transseksual
=
Norman Haire menulis pada tahun 1921 mengenai Dora R. dari Jerman yang memulai transisi pembedahan di bawah penanganan Magnus Hirschfeld dan selesai pada tahun 1930 dengan sebuah operasi penentuan ulang genitalia yang berhasil. Hirschfeld pada tahun 1930 juga terlibat pada operasi penentuan ulang genitalia yang kedua—terhadap Lili Elbe dari Denmark—yang hendak didokumentasi dan dilaporkan dalam jurnal ilmiah. Kemudian pada taun 1923, Hirschfeld memperkenalkan istilah transseksualisme (bahasa Jerman: Transsexualismus) yang kemudian diperkenalkan oleh David Oliver Cauldwell ke dalam bahasa Inggris transsexualism dan transsexual pada tahun 1949 dan 1950.
Cauldwell dinilai menjadi orang pertama yang menggunakan istilah tersebut untuk menyebut orang-orang yang menginginkan perubahan seks secara fisik. Harry Benjamin pada tahun 1969 mengklaim sebagai orang pertama yang menggunakan istilah
Transseksual pada sebuah kuliah umum yang ia berikan pada bulan Desember 1953. Benjamin kemudian berlanjut dengan mempopulerkan istilah tersebut pada bukunya tahun 1996 The Transsexual Phenomenon ("Fenomena
Transseksual"). Di dalamnya, ia mendeskripsikan orang
Transseksual pada sebuah skala (yang kini disebut Skala Benjamin) dengan tiga tingkatan: "
Transseksual (non-operasi)", "
Transseksual (intensitas sedang)", dan "
Transseksual (intensitas tinggi)". In his book, Benjamin described "true" transsexualism as the following:
Transseksual yang benar merasa bahwa mereka tergolong dalam jenis kelamin lawannya, mereka ingin hidup dan berfungsi sebagai anggota dari jenis kelamin lawannya, tidak hanya ingin berpenampilan untuk menyerupai. Bagi mereka, organ genitalia, baik yang primer (testis) maupun sekunder (penis dan sebagainya) adalah kecacatan yang memuakkan dan harus diubah di bawah pisau bedah.
Benjamin mengatakan bahwa orang
Transseksual laki-laki ke perempuan pada intensitas sedang dapat mengambil manfaat dari pengaplikasian estrogen sebagai sebuah, "... pengganti atau fase awal sebelum operasi." Sementara itu, beberapa orang yang telah menjalani operasi penentuan ulang seks tidak memenuhi definisi
Transseksual di atas (contoh seperti Gregory Hemingway). Adapun beberapa orang lain yang tidak menginginkan operasi penentuan ulang seks masih memenuhi beberapa bagian dari definisi Benjamin mengenai seorang "
Transseksual yang benar".
DSM-3 merupakan DSM yang pertama kali membahas mengenai transseksualisme. Gangguan ini pertama kali dimasukkan ke dalam kategori dianostik pada tahun 1980 bersamaan dengan penerbitan DSM-3. Pembahasannya kemudian dilanjutkan pada DSM-III-R pada tahun 1987 dalam kategori Gangguan yang Umumnya Pertama Kali Muncul pada Masa Balita, Kanak-Kanak, atau Remaja.
= Hubungan antara Transseksual dan transgender
=
Sekitar pada waktu yang sama dengan terbitnya buku Benjamin, pada tahun 1965, istilah transgender dicetuskan oleh John Oliven. Pada era 1990-an, istilah
Transseksual telah banyak dilihat sebagai sebuah istilah di dalam istilah transgender. Istilah transgender kini lebih umum digunakan dan banyak orang transgender lebih memilih istilah tersebut ketimbang
Transseksual. Akan tetapi, istilah
Transseksual masih tetap digunakan, dan bagi beberapa orang yang mencari bantuan medis untuk mengubah karakteristik seksualnya agar sesuai dengan identitas gender mereka, kata
Transseksual lebih dipilih. Salah satu pandangan dari orang
Transseksual yang menolak penggunaan kata transgender adalah bahwa bagi orang yang telah menjalani operasi penentuan ulang seks, anatomi seks mereka telah berubah sementara gender mereka tetap.
Secara historis, salah satu alasan mengapa beberapa orang lebih memilih istilah
Transseksual ketimbang transgender adalah karena kalangan dunia medis pada era 1950-an hingga 1980-an mendorong pembedaan antara kedua istilah tersebut dan hanya mengizinkan adanya penanganan medis bagi kondisi
Transseksual. Orang
Transseksual lainnya mengatakan bahwa orang yang tidak menjalani operasi penentuan ulang seks berbeda dengan orang yang menjalaninya dan masing-masing pun memiliki tujuan sendiri-sendiri. Pendapat tersebut merupakan pendapat yang kontroversial sementara opini lain mengatakan bahwa perbedaan hanya satu prosedur tidak kemudian menggolongkan orang ke kategori yang berbeda. Tidak semua orang tidak menjalani prosedur tersebut karena tidak mau. Beberapa misalnya, karena alasan ekonomi. Alasan lain yang penolakan penggunaan kata
Transseksual adalah kekhawatiran bahwa istilah tersebut memberikan kesan salah bahwa itu adalah sesuatu mengenai seksualitas sementara yang dimaksud sebenarnya adalah identitas gender. Christine Jorgensen, contohnya—orang pertama yang diketahui secara luas telah menjalani operasi penentuan ulang seks—menolak istilah
Transseksual dan lebih memilih mengidentifikasi dirinya sebagai trans-gender.
= Androfilia dan ginefilia
=
Penggunaan istilah
Transseksual homoseksual pernah digunakan untuk mendeskripsikan orang transgender pada pertengahan abad ke-20. Harry Benjamin pada tahun 1966 memperdebatkan istilah tersebut dan berkata:
Sepertinya kita dapat melihat bahwa "Apakah
Transseksual homoseksual?" harus dijawab "ya" dan "tidak" secara bersamaan. "Ya" jika anatominya dipertimbangkan, "tidak" jika kejiwaannya lebih dipertimbangkan.
Apa yang kemudian akan dilakukan setelah pembedahan dan setelah anatomi telah serupa dengan seorang wanita? Apakah "wanita baru" tersebut masih seorang pria homoseksual? "Ya" kalau menurut kesombongan dan sistem. "Tidak" kalau pikiran dan akal sehat digunakan dan pasien tersebut diperlakukan sebagai seorang individu bukan stempel karet.
Banyak pihak mengkritik pemilihan kata untuk istilah tersebut karena dinilai menghina dan membingungkan. Biolog Bruce Bagemihl mengatakan bahwa, "... titik acuan untuk orientasi 'heteroseksual' atau 'homoseksual' pada penamaan ini hanya berdasar kepada jenis kelamin genetik individu tersebut sebelum dilakukannya penentuan ulang. Penamaan tersebut dengan demikian menghiraukan pengertian seseorang tersebut terhadap identitas gendernya sendiri yang lebih tinggi dari jenis kelamin biologis, bukan sebaliknya." Bagemihl kemudian melanjutkan bahwa istilah tersebut membuat orang mudah untuk mengklaim bahwa orang
Transseksual sebenarnya adalah laki-laki homoseksual yang berusaha untuk keluar dari stigma. Leavitt dan Berger (1990) menyebutkan bahwa, "Istilah
Transseksual homoseksual dinilai membingungkan dan kontroversial di antara laki-laki yang menginginkan penentuan ulang seks." Istilah tersebut dikritik sebagai istilah yang "heteroseksis", "kuno", dan bersifat merendahkan karena dengannya orang dipakaikan istilah berdasarkan seksnya yang ditunjuk saat lahir ketimbang identitas gendernya. Benjamin, Leavitt, dan Berger sendiri masing-masign pernah menggunakan istilah tersebut di tulisan mereka. Seksolog John Bancroft mengatakan bahwa ia kecewa pernah menggunakan istilah tersebut yang pada saat itu merupakan hal yang umum ketika mendeskripsikan wanita
Transseksual. Seksolog lain seperti Charles Allen Moser misalnya, juga mengkritik penggunaan istilah tersebut.
Penggunaan kata androfilia dan ginefilia diajukan dan dipopulerkan oleh psikolog Ron Langevin pada era 1980-an. Psikolog Stephen T. Wegener mengatakan bahwa, "Langevin membuat beberapa saran konkret mengenai penggunaan bahasa dalam kajian anomali seksual. Sebagai contoh, ia mengajukan istilah ginefil dan androfil untuk menunjukkan jenis kelamin mana yang seseorang merasa tertarik tanpa mempedulikan identitas gender atau pakaian orang tersebut. Terminologi tersebut dapat bermanfaat bagi mereka yang meniliti di bidang ini."
Psikiater Anil Aggrawal menjelaskan mengapa istilah ini dapat berguna di dalam sebuah glosarium sebagai berikut.
Androfilia – Ketertarikan romantik dan/atau seksual terhadap laki-laki dewasa. Istilah ini dan ginefilia dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang ada dalam deskripsi orientasi seksual dari pria trans dan wanitatrans. Sebagai contoh, sulit untuk menentukan apakah seorang pria trans yang secara erotik tertarik kepada laki-laki adalah seorang perempuan heteroseksual atau laki-laki homoseksual; atau untuk wanita trans yang secara erotik tertarik kepada perempuan adalah seorang laki-laki heteroseksual atau perempuan lesbian. Segala usaha untuk mengelompokkan keadaan-keadaan tersebut tidak hanya dapat menimbulkan kebingungan namun juga memicu adanya penghinaan terhadap subjek. Dalam pendefinisian ketertarikan seksual untuk kasus-kasus tersebut, sebaiknya fokus berada pada ke mana orientasi ketertarikan mereka dan bukan pada jenis kelamin atau gender dari subjek.
Psikolog Rachel Ann Heath menulis bahwa, "Istilah homoseksual dan heteroseksual adalah istilah yang aneh, terutama ketika homoseksual digunakan sebagai pengganti atau bersamaan dengan istilah gay dan lesbian. Sebagai pilihan lain, saya menggunakan ginefil dan androfil untuk menyebut preferensi seksual untuk wanita dan pria." Ilmuwan sosiomedika Rebecca Jordan-Young mengkritik ilmuwan seperti Simon LeVay, J. Michael Bailey, dan Martin Lalumiere yang menurutnya tidak berkontribusi baik dalam terminologi orientasi seksual.
Diagnosis medis
Entri Transsexualism ("Transseksualisme") muncul di dalam International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems-10 keluaran WHO. ICD-10 menempatkan transseksualisme, transvestisme peran ganda, dan gangguan identitas gender pada anak-anak di dalam kategori gangguan identitas gender. ICD-10 mendeskripsikan transseksualisme sebagai sebuah "... keinginan untuk hidup dan diterima sebagai seorang anggota lawan jenis kelaminnya, biasanya disertai dengan ketidaknyamanan atau tidak pantasnya jenis kelamin fisik seseorang dan memiliki kehendak untuk menjalani pembedahan dan perawatan hormonal untuk membuat tubuhnya sesesuai mungkin dengan jenis kelamin yang diinginkannya."
World Professional Association for Transgender Health (WPATH) menyebutkan bahwa pemasukan transseksualisme dalam pedoman diagnosis kejiwaan tidak didasarkan pada fakta ilmiah. WPATH telah merekomendasikan penghapusan identitas trans apapun dari bab kesehatan kejiwaan di edisi ICD berikutnya (ICD-11) yang dijadwalkan terbit tahun 2017. Beberapa tenaga kesehatan jiwa juga dinilai tidak sensitif dengan menyebut transseksualisme sebagai "sebuah penyakit" ketimbang sebuah sifat lahiriah seperti yang diyakini individu
Transseksual. Prinsip 18 dalam Prinsip-Prinsip Yogyakarta juga menyebutkan bahwa identitas gender seseorang bukanlah kondisi medis dan tidak memerlukan penyembuhan.
Transseksualisme juga sebelumnya dicantumkan di dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) keluaran American Psychiatric Association (APA). Dengan disahkannya DSM edisi kelima tahun 2013, transseksualisme bukanlah lagi sebuah diagnosis. Diagnosis yang ada saat ini untuk orang
Transseksual yang mencari pertolongan medis adalah disforia gender. Perubahan tersebut diambil sebagai gambaran dari hasil keputusan para anggota APA bahwa transseksualitas bukanlah sebuah gangguan dan orang
Transseksual tidak berhak untuk mendapatkan stigma. Berdasarkan Standards of Care ("Standar Pelayanan") dari WPATH, diagnosis tersebut sering kali dibutuhkan sebagai syarat pencakupan terapi penunjukan ulang seks dalam asuransi. Sementara itu, penempatan gangguan identitas gender dalam kategori gangguan kejiwaan tidak bermaksud memberikan stigma atau diskriminasi terhadap hak seseorang tersebut.
Transseksualisme (khusus untuk transseksualisme laki-laki ke perempuan) dahulu sempat dinamakan Sindrom Harry Benjamin dari nama endrokinolog yang merintis penelitian terhadap kondisi ini. Kini, studi mengenai variasi gender telah memiliki pemahaman yang lebih luas dan lebih mendalam daripada deskripsi awal oleh Harry Benjamin sehingga penggunaan istilah Sindrom Harry Benjamin telah menuai kritik karena mencakup seluruh pengalaman-pengalaman yang berbeda dari orang-orang dengan variasi gender.
Catatan kaki
Referensi
Bacaan lebih lanjut
Brown, M. L.; Rounsley, C. A. (1996). True Selves: Understanding Transsexualism – For Families, Friends, Coworkers, and Helping Professionals. Jossey-Bass. ISBN 978-0-7879-6702-4.
Feinberg, L. (1999). Trans Liberation : Beyond Pink or Blue. Beacon Press. ISBN 978-0-8070-7951-5.
"Standards of Care for the Health of Transsexual, Transgender, and Gender Nonconforming People, 7th Version" (PDF). World Professional Association for Transgender Health. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-03-03. Diakses tanggal 2017-02-12.
Kruijver, F. P. M.; Zhou, J. N.; Pool, C. W.; Hofman, M. A.; Gooren, L. J. G.; Swaab, D. F. (2000). "Male-to-Female Transsexuals Have Female Neuron Numbers in a Limbic Nucleus". Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. 85 (5): 2034–41. doi:10.1210/jcem.85.5.6564. PMID 10843193. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-02-06. Diakses tanggal 2017-02-13.
Rathus, S. A.; Fichner-Rathus, Lois (2002). Human Sexuality in a World of Diversity. Allyn & Bacon. ISBN 978-0-205-40615-9.
Schreiber, G. (2016). Transsexuality in Theology and Neuroscience. Findings, Controversies, and Perspectives. Walter de Gruyter. ISBN 978-3-11-044080-5.
Pepper, S. M.; Lorah, P. (2008). "Career Issues and Workplace Considerations for the Transsexual Community: Bridging a Gap of Knowledge for Career Counselors and Mental Health Care Providers". The Career Development Quarterly. 56 (4): 330–343. doi:10.1002/j.2161-0045.2008.tb00098.x.
Pranala luar
(Inggris) Informasi dasar tentang Transgender/
Transseksual/Interseksual Diarsipkan 2011-09-02 di Wayback Machine. - termasuk Wanita trans yang berhasil dan Pria trans yang berhasil
(Inggris) FTM International Diarsipkan 2003-02-18 di Wayback Machine. - Female To Male Internasional: informasi medis
(Inggris) FTM Australia Diarsipkan 2007-01-08 di Wayback Machine. - Informasi menyeluruh untuk Australia bagi laki-laki yang ditunjuk sebagai perempuan saat lahir
(Inggris) Hudson's FTM Resource Guide - Informasi menyeluruh untuk region AS bagi pria trans
(Inggris) Gender.org Diarsipkan 2006-09-26 di Wayback Machine. - Situs Gender Education & Advocacy, sebuah perusahaan nirlaba yang menggunakan web untuk memberikan pendidikan dan advokasi untuk masalah-masalah
Transseksual dan transgender