Tuntas Subagyo, SM., MM. (lahir 2 Desember 1977) merupakan seorang pengusaha, politikus, dan seniman asal Baki, Sukoharjo. Ketua organisasi masyarakat (ormas) Tikus Pithi Hananta Baris. Namanya muncul ketika menjadi pendukung utama dari pasangan calon independen Bagyo Wahyono dan FX Supardjo, melawan pasangan, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa yang didukung oleh PDI-P di Pemilihan umum Wali Kota Surakarta 2020
Pada tahun yang sama,
Tuntas Subagyo mendukung bakal calon pasangan jalur independen, Sumari-Edi Widodo untuk maju sebagai salah satu peserta Pemilihan umum Wali Kota Blitar 2020. Namun, Sumari gagal dalam tahap verifikasi faktual. Selain Bagyo Wahyono dan Sumari,
Tuntas mengatakan bahwa ia bersama Tikus Pithi Hananta Baris telah mendukung banyak calon independen di beberapa daerah, seperti Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Demak, Sragen, dan Wonogiri. Selain dikenal sebagai pengusung calon independen,
Tuntas merupakan pendiri Partai Kedaulatan Rakyat dan pendiri Yayasan Surya Nuswantara Wilwatikta.
Kehidupan awal dan pendidikan
Tuntas lahir di Kabupaten Sukoharjo pada 2 Desember 1977.
Tuntas merupakan putra bungsu dari 10 bersaudara dari Sarmanto Dwijo Atmojo, seorang guru yang bekerja di Kartasura dan Sumaharsih, seorang ibu rumah tangga. Setelah ibu
Tuntas meninggal dunia pada 1982, bapaknya melakoni sejumlah pekerjaan diantaranya, petani, pedagang, dan tukang kayu untuk menghidupi 10 anak-anaknya.
Pendidikan
Tuntas Subagyo secara runtut dimulai dari SD Negeri Purbayan, SMP Negeri 2 Kartasura, SMA Muhamadiyah 4 Surakarta, STIE IBMT Surabaya (S1), hingga STIE IBMT Surabaya (S2).
Tikus Pithi Hananta Baris
Tuntas mendirikan sebuah organisasi masyarakat yang dinamakan Tikus Pithi Hananta Baris atau sering disebut Tikus Pithi atau TPHB pada Mei 2014 dan kemudian disahkan pada Desember 2014. Ormas ini bertujuan membawa perubahan dengan membangun persaudaraan di antara masyarakat kelas bawah. Gerakan yang diusung ormas ini yakni memberikan kesempatan bagi masyarakat non-elite sebagai calon independen. Meski Tikus Pithi Hananta Baris selalu dikaitkan dengan Ramalan Jayabaya di masa eksistensi Kerajaan Majapahit,
Tuntas Subagyo selaku pendiri tidak mengonfirmasi anggapan tersebut.
Tuntas Subagyo mengawali ormas ini dari sebuah komunitas kecil yang terdiri dari 9 orang anggota. Sebutan pertama dari organisasi ini adalah Pasukan Panji-Panji Hati. Mereka menempati sebuah posko kecil di pinggiran jalur rel kereta api dan perkebunan tebu di daerah Baki. Ormas Tikus Pithi kemudian berkembang pesat hanya dalam hitungan 3-4 bulan sejak didirikan. Kini, anggota ormas Tikus Pithi sudah tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. Salah satu agenda yang menunjukkan jumlah anggota dari ormas ini adalah ketika Karnaval budaya di Kota Surakarta yang diikuti oleh 30.000 anggota. Rute karnaval tersebut berawal dari Taman Sriwedari menuju Benteng Vastenburg.
= Mendukung pasangan Bagyo Wahyono-FX Supardjo
=
Pada Pemilihan umum Wali Kota Surakarta 2020, muncul anggapan bahwa pasangan calon Independen Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) yang diusung oleh Ormas Tikus Pithi dianggap sebagai paslon boneka. Anggapan tersebut menguat karena pasangan Gibran–Teguh dinilai akan kalah melawan kotak kosong, sehingga muncul anggapan skema mengajukan pasangan Bajo sebagai pengganti kotak kosong. Namun, Tikus Pithi menanggapi hal tersebut secara serius. Pengamat politik Refly Harun mengaku dilayangkan somasi atas analisisnya sebagaimana anggapan umum tersebut. Ia kemudian meluruskannya melalui wawancara dengan
Tuntas dalam kanal Youtubenya.
= Dukungan kepada politik independen
=
Sebelumnya, Tikus Pithi juga mengajukan calon independen di beberapa daerah. Berikut nama-nama yang telah diajukan dalam kontestasi pemilu :
Sigit Prawoso-Bambang Purwadi, maju pada Pilgub Jatim 2018. Tikus Pithi gagal menyerahkan syarat dukungan KTP untuk pasangan independen sebanyak 2 juta lebih yang tersebar di 20 kota kabupaten wilayah Jawa Timur.
Sigit Prawoso-Tri Handoyo, maju pada Pemilihan umum Bupati Magetan 2018, namun persyaratan dukungan KTP yang diserahkan ke KPU Magetan dinyatakan tidak memenuhi persyaratan. Meski telah menyerahkan dukungan KTP sebanyak 41.544 orang.
Budi Yuwono, maju sebagai anggota DPD asal Provinsi Jawa Tengah pada pemilu 2019. Budi Yuwono hanya mendapat 800 ribu suara. Sedangkan pemenang dari pemilu tersebut mendapat 1,4 juta dukungan.
Sumari-Edi Widodo, maju pada pilkada Blitar 2020. Sebelum mundur dari pencalonan, pasangan ini telah menyerahkan dukungan 1.987 KTP. Namun di tengah perjalanan, pasangan ini tidak lagi menyerahkan sisa dukungan yang disyaratkan KPU sebanyak 11.335 KTP. Padahal pada awal Januari 2020, pasangan ini telah menyiapkan sedikitnya 10 ribu dukungan KTP.
Suroto-Suparman, maju pada pilkada Sragen 2020. Meskipun telah menyerahkan 60 ribu dukungan KTP dari seluruh Kabupaten Sragen, pasangan ini dinyatakan tidak lolos karena masalah administrasi dokumen yang disyaratkan oleh KPU Sragen.
Tidak hanya melakukan kegiatan pengusungan calon independen di daerah-daerah, Tikus Pithi juga melakukan serangkaian aksi untuk menekan peraturan pemerintah dan mencoba mengusung calon presiden independen pada Pilpres 2019. Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 56/PUU-VI/2008 terkait konstitusionalitas ketentuan yang hanya mengatur pencalonan pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik bukan dari perseorangan, menyebabkan ormas ini gagal mengusung ketua ormas,
Tuntas Subagyo untuk masuk sebagai calon presiden dari jalur independen.
MK juga memutuskan perkara yang sama melalui putusan nomor 17/PUU-XI/2013 dengan menolak seluruhnya permohonan agar calon presiden dapat diusung melalui jalur independen. Penolakan tersebut menyebabkan ribuan anggota Tikus Pithi ke Gedung DPR/MPR untuk mendesak digelarnya sidang istimewa agar mengubah aturan konstitusi pada 12 Februari 2019 dan 18 Maret 2019. Aksi tersebut sempat diterima oleh Setjen DPR/MPRI RI, petisi tentang usulan calon presiden perseorangan itu diminta diperjuangkan oleh parlemen. Namun, hingga hari ini permohonan itu belum dibahas dalam RUU Pemilu yang masih dibahas oleh Komisi II DPR RI karena terganjal putusan MK RI. Tidak hanya di Jakarta, Sejumlah aksi juga dilakukan oleh ormas Tikus Pithi untuk mengajukan perubahan Putusan Mahkamah Konstitusi RI nomor 56/PUU-VI/2008 di daerah-daerah seperti Jepara, Boyolali, Ngawi, Madura, Pasuruan, Lamongan dan lainnya.
Partai Kedaulatan Rakyat dan Yayasan Surya Nuswantara Wilwatikta
Dalam perkembangannya
Tuntas menjadikan Tikus Pithi Hananta Baris sebagai Partai Kedaulatan Rakyat (PKR). Deklarasi partai dilaksanakan di Hotel Adiwangsa Solo bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2021 di Hotel Adiwangsa Surakarta. Saat agenda berlangsung, PKR telah mendirikan dewan pimpinan daerah (DPD) di sebanyak 310 kabupaten/kota dan 19 dewan pimpinan wilayah (DPW) atau tingkat provinsi.
Tuntas juga mengarahkan ormas Tikus Pithi untuk menjadi yayasan. Pada 2 Desember 2022, bertepatan dengan 14 hari kematian ayahnya,
Tuntas secara resmi mengenalkan Yayasan Surya Nuswantara Wilwatikta di Taman Ratu Maulidya yang bersebelahan dengan rumahnya. Dihadapan sekitar 6.000 tamu undangan,
Tuntas Subagyo menyerukan untuk mendukung seluruh program pemerintah.
Kehidupan pribadi
Tuntas menikah dengan Widi Prihati pada 2010 dan dikaruniai 3 anak. Saat ini ia masih menempati rumah masa kecilnya di Dukuh Tempel, Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Karya tulis
Subagyo,
Tuntas (2021). Indonesia Rumah Kaca. Surakarta: Solopos Media Services. hlm. 354. ISBN 978-623-92514-9-9.
Pancasonag (jilid 1-4)
Catatan Harian (jilid 1-9)
Ular-ular
Babad Tanah Jawa
Satu Hari Perubahan Untuk Negeri
Negeri Telenovela (novel)
Makuthodewa (novel)
Referensi
Pranala luar
Tuntas Subagyo di Twitter
Tuntas Subagyo di Instagram
(Indonesia) Website Resmi Bocahe Mas
Tuntas (BMT)