Verapamil adalah obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, angina, dan takikardia supraventrikular.
Verapamil juga dapat digunakan untuk pencegahan migrain dan sakit kepala cluster. Obat ini dapat diminum atau diberikan secara intravena.
Efek samping yang umum terjadi antara lain sakit kepala, tekanan darah rendah, mual, dan konstipasi. Efek samping lainnya dari
Verapamil yang mungkin terjadi antara lain reaksi alergi dan nyeri otot.
Verapamil tidak direkomendasikan untuk digunakan pada pasien dengan detak jantung lambat atau gagal jantung.
Verapamil diduga akan menyebabkan gangguan pada janin jika diberikan pada pasien yang sedang hamil.
Verapamil merupakan obat golongan pemblok kanal kalsium non-dihidropiridin.
Verapamil disetujui oleh FDA pada tahun 1981.
Verapamil terdapat pada Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.
Verapamil tersedia dalam bentuk generik. Biaya pengobatan dengan
Verapamil di negara berkembang adalah sekitar 1,71-2,70 USD per bulan. Di Amerika Serikat biaya pengobatan dengan
Verapamil selama sebulan sekitar 25-50 USD.
Verapamil tersedia dalam bentuk sediaan lepas diperpanjang.
Indikasi
Verapamil digunakan untuk mengendalikan detak jantung pada pasien yang mengalami takikardia supraventrikular dan digunakan juga untuk pencegahan migrain.
Verapamil merupakan antiaritmia kelas-IV,
Verapamil lebih efektif untuk mengendalikan detak jatung dibandingkan dengan digoksin.
Verapamil tidak termasuk obat lini pertama pada pedoman pengobatan hipertensi JNC-8 yang dibuat oleh JAMA. Namun,
Verapamil dapat digunakan untuk mengobati hipertensi jika pasien memiliki fibrilasi atrial atau aritmia jenis lain.
Verapamil juga digunakan secara intraarteri untuk mengobati vasospasme serebral.
Verapamil digunakan untuk mengobati sakit kepala cluster.
Kontraindikasi
Verapamil dikontraindikasikan untuk digunakan pada pasien dengan gangguan ventrikel kiri berat, hipotensi (tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg), syok kardiogenik, dan pasien yang hipersensitif terhadap
Verapamil.
Verapamil juga dikontraindikasikan pada pasien dengan geletar atrial atau fibrilasi.
Efek samping
Efek samping yang umum terjadi setelah penggunaan
Verapamil antara lain konstipasi (7,3%), limbung (3,3%), mual (2,7%), tekanan darah rendah (2,5%), dan sakit kepala 2,2%. Efek samping lain yang jarang terjadi (kurang dari 2% keseluruhan pasien) antara lain edema, gagal jantung kongestif, edema paru, kelelahan, peningkatan transaminase, sesak napas, detak jantung rendah, blok atrioventrikular, dan ruam.
Sama seperti obat golongan pemblok kanal kalsium lainnya,
Verapamil diketahui menyebabkan pembesaran gingiva.
= Overdosis
=
Tanda-tanda terjadinya overdosis akut antara lain mual, lemah, denyut jantung lambat, limbung, tekanan darah rendah, dan irama jantung abnormal. Kadar
Verapamil dan metabolitnya, norverapamil, dalam plasma, serum, atau darah dapat diukur untuk menegakkan diagnosis terjadinya overdosis pada pasien yang dirawat di rumah sakit atau untuk menyelidiki adanya kejadian yang menyebabkan kematian terhadap pasien. Kadar
Verapamil dalam darah atau plasma biasanya berkisar antara 50-500 μg/l pada pasien yang sedang menjalani terapi dengan
Verapamil. Namun, kadar dalam darah dapat dapat meningkat menjadi 1–4 mg/l pada pasien overdosis akut dan 5–10 mg/l pada pasien yang meninggal akibat overdosis.
Penggunaan pada hewan
Adhesi intra-abdominal sering terjadi pada kelinci setelah operasi.
Verapamil dapat diberikan pada kelinci setelah operasi untuk mencegah hal ini. Efek seperti ini tidak terjadi pada hewan lain seperti kuda pada penelitian yang terpisah.
Referensi