Wei (; Hanzi: 魏; Pinyin: Wèi; Tionghoa kuno: *N-qʰuj-s) adalah sebuah negara Tiongkok kuno yang pernah berdiri pada Periode Negara Perang. Wilayahnya diapit oleh Negara Qin dan Qi. Awalnya ibu kota negara ini terletak di kota Anyi, tetapi kemudian dipindah ke Daliang (kini dikenal dengan nama Kaifeng) pada masa kekuasaan Raja Hui dari
Wei untuk menghindari ancaman dari Qin. Semenjak itu, Negara
Wei juga dikenal dengan sebutan Liang (Hanzi: 梁; Pinyin: Liáng).
Menurut sumber sejarah yang ada, dinasti penguasa
Wei dapat ditilik kembali ke seorang anggota keluarga kerajaan pada masa Dinasti Zhou, yaitu Gao, Adipati Bi (畢公高), yang merupakan anak Raja Wen dari Zhou. Setelah Bi dihancurkan oleh kelompok Xion, Bi Wan (畢萬) melarikan diri ke Jin dan menjadi salah satu abdi di istana Adipati Xian. Berkat keberhasilan ekspedisi militernya, Bi Wan diberi kuasa atas wilayah
Wei.
Menjelang akhir Zaman Musim Semi dan Gugur, pendiri
Wei, Zhao, dan Han sama-sama menyerang dan kemudian membagi-bagi wilayah Jin pada tahun 453 SM. Raja Weilie dari Zhou mengakui perubahan ini pada tahun 403 SM dengan mengangkat penguasa ketiga negara tersebut menjadi "Hou". Negara
Wei sendiri mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan dua penguasa pertamanya,
Wei Wen Hou dan
Wei Wu Hou. Penguasa ketiganya,
Wei Hui Hou, menyatakan dirinya sebagai Raja Hui dari
Wei dan memusatkan perhatian pada pembangunan ekonomi, termasuk proyek irigasi di Sungai Kuning. Ia merasa bahwa negara Qin di barat merupakan negara yang lemah dan lahannya tandus. Ia berupaya menaklukan wilayah timur yang lebih kaya akan sumber daya alam. Namun, kekalahan
Wei dalam Pertempuran Maling pada tahun 341 SM menghambat ambisi
Wei, sementara kekuatan Qin terus bertambah.
Negara
Wei pada akhirnya menyerah kepada Qin pada tahun 225 SM setelah Jenderal Qin Wang Ben mengalihkan aliran Sungai Kuning ke Daliang dan menghancurkan ibu kota
Wei.
Catatan kaki