Tumenggung Sastronagoro alias
Yasadipura II (lahir: ? – wafat: Surakarta, 1844) adalah pujangga Kasunanan Surakarta yang berkarya pada masa pemerintahan Pakubuwana IV sampai Pakubuwana VII.
Riwayat Hidup
Tumenggung Sastronagoro mewarisi gelar kepujanggaan
Yasadipura II dari ayahnya, yaitu
Yasadipura I yang meninggal tahun 1802. Selain itu, Sastronagoro juga bergelar Mas Pajangwasistho, karena ia merupakan keturunan raja-raja Kesultanan Pajang.
Yasadipura II menghasilkan sejumlah karya sastra. Antara lain yang terkenal ialah Serat Babad Pakepung, yaitu sebuah dokumen sejarah tentang peristiwa pengepungan keraton Surakarta oleh gabungan pasukan VOC, Yogyakarta, dan Mangkunegaran pada tahun 1790.
Yasadipura II merupakan kakek dari Ranggawarsita, pujangga besar Surakarta selanjutnya. Sewaktu masih kecil, Ranggawarsita sangat dimanja oleh
Yasadipura II, sehingga cucunya itu tumbuh menjadi anak yang nakal dan gemar berjudi. Namun berkat gemblengan sahabat
Yasadipura II, yang bernama Kyai Imam Besari dari Ponorogo, sifat buruk Ranggawarsita dapat berubah.
Yasadipura II meninggal dunia tanggal 21 April 1844. Setahun kemudian, yaitu 1845, Ranggawarsita diangkat sebagai pujangga keraton Surakarta menggantikan kedudukannya.
Catatan
Sesungguhnya gelar Ranggawarsita pertama kali digunakan oleh Sastronagoro, selain gelar
Yasadipura II. Kemudian gelar Ranggawarsita
II dipakai oleh putranya, yaitu Mas Pajangswara, yang bekerja sebagai juru tulis keraton. Sedangkan gelar Ranggawarsita III dipakai oleh putra Mas Pajangswara atau cucu
Yasadipura II yang tidak lain adalah pujangga besar selanjutnya, yang kemudian terkenal dengan sebutan Ranggawarsita saja.
Kepustakaan
Andjar Any. 1980. Raden Ngabehi Ronggowarsito, Apa yang Terjadi? Semarang: Aneka Ilmu
Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu